Jangan Arahkan Hidup pada Duniawi Semata

Renungan Harian Misioner
Jumat, 14 Juni 2024
P. S. Metodius
1Raj 19:9a.11-16; Mz
m 27:7-8a.8b-9abc.13-14; Mat. 5:27-32

Saudara-saudari terkasih. Bacaan Injil hari ini adalah bagian dari tanggapan Yesus mengenai Hukum Taurat yang dapat kita baca secara menyeluruh dalam Matius 5:21-48. Dalam keseluruhan perikop ini, Yesus bukan hanya menaati hukum Taurat, tetapi juga mengajarkannya seperti apa yang dikehendaki Allah sejak semula. Hal ini perlu untuk diketahui karena masih saja  beberapa dari kita yang mengikuti Kristus berpikir bahwa setelah Tuhan Yesus datang, Ia kemudian meniadakan hukum Taurat. Bahkan beberapa anggapan bahwa ajaran Yesus mengenai kasih bertolak belakang dengan hukum Taurat yang menekankan pada pelaksanaan hukum semata. Yesus sendiri menegaskan, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Mat. 5:17). Yesus pun menegaskan bagaimana otoritas dari hukum Taurat, “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Mat. 5:17). 

Kembali pada bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan bahkan memberi arti baru yang sesungguhnya tentang perzinahan, “Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Mat. 5:28). Memang ‘setiap orang’ yang dimaksud di sini ditujukan untuk semua. Walaupun demikian dalam terjemahan bahasa Yunani menggunakan bentuk maskulin/laki-laki yang mungkin mau menyatakan bahwa pada umumnya laki-laki mudah jatuh dalam dosa hanya lewat penglihatannya saja. Tindakan berzinah di sini diberi arti yang lebih dalam bahwa hanya lewat pikiran pun orang dapat melakukan zinah. Tetapi di sini Yesus tidak serta merta menyalahkan sebuah pikiran mendadak yang mungkin dibisikkan oleh Iblis ke dalam pikiran seorang ketika memandang seorang perempuan. Orang yang kemudian menyadari bahwa pikirannya itu menyesatkan, dan kemudian tidak melanjutkan hasrat tersebut jika ada kesempatan tentu bukanlah sebuah zinah. Tetapi jika hasrat dalam pikiran tersebut kemudian berlanjut terus tanpa adanya kesadaran bahwa hal itu tidaklah baik dan akhirnya pikiran itu berlanjut jika ada kesempatan maka disebut sebagai dosa perzinahan. Namun yang terpenting di sini adalah apa yang ditegaskan dalam ayat-ayat selanjutnya.

Pertama, Yesus sangat menekankan bahwa meski mata dicungkil karena berbuat dosa, tangan dipotong akibat dari dosa tetapi jika hati kita tetap jahat maka tetaplah kita berdosa. Perubahan dari dalam yaitu menjaga hati adalah yang paling utama untuk kita ubah. Ibaratnya sekalipun seseorang yang buta matanya, buntung tangannya, ia tetap akan mempunyai tabiat dosa karena hatinya masih dipenuhi dengan kejahatan berupa pikiran dan hasrat yang tidak sesuai dengan keinginan Roh tetapi justru keinginan daging (bdk. Gal. 5:16-21). Kedua, kita semua dipanggil untuk mempertahankan kesucian seksual baik perempuan maupun laki-laki memiliki tanggung jawab yang sama. Seseorang yang baik haruslah hati-hati agar tidak berdandan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian kepada tubuhnya, dan dengan demikian menimbulkan godaan bagi yang lain. Kesuciaan hidup keluarga dapat dimulai dengan cara menghargai tubuh kita sendiri. Dengan cara demikian kita senantiasa diingatkan bahwa tubuh jasmani kita harus digunakan pertama-tama untuk memuliakan Allah dan sesama, dan bahwa hidup kita justru harus berpusat pada hal-hal yang mengarahkan pada kebahagiaan kekal dan bukan pada kesenangan tubuh yang sifatnya duniawi semata.  

(RD. Hendrik Palimbo – Dosen STIKPAR Toraja, Keuskupan Agung Makassar)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPara migran yang meninggalkan negeri mereka – Semoga para migran yang meninggalkan negeri mereka karena perang atau kelaparan, terpaksa melakukan perjalanan penuh bahaya dan kekerasan, menemukan sambutan dan peluang baru di negara-negara yang menerima mereka. 

Ujud Gereja IndonesiaOrang muda – Semoga Gereja semakin terbuka dan mampu merangkul kaum muda di tengah proses pembentukan identitas, sehingga mereka dapat mengalami Kristus sebagai Sahabat dan Juru Selamat.

Amin

Tinggalkan komentar