Menggarami Dunia dengan Pengampunan & Belas-kasih Allah

Renungan Harian Misioner
Kamis Biasa VII, 28 Februari 2019
Peringatan S. Antonia & S. Hilarus
Sir. 5:1-8 & Mrk. 9:41-50

Renungan Harian dari Yung-Fo:

Para misionaris diutus ke tengah-tengah dunia. Setting social atau orang-orang kepada siapa seseorang diutus, digambarkan oleh Yesus sendiri, seperti “serigala,” sementara sang misionaris ini bagaikan domba. Sekalipun demikian berbahayanya medan misi, situasi, dan orang-orang atau bangsa yang dihadapi, para misionaris tetap harus berangkat juga, karena mereka membawa tugas-perutusan dengan tingkat urgensi yang tinggi.

1. Urgensi untuk berbalik kepada Tuhan
Urgensi misi para murid (= para misionaris) ditegaskan dalam Bacaan Pertama hari ini. Tuhan Allah memang panjang sabar. Demikian juga pengampunan-Nya selalu siap untuk diberikan. Sekalipun demikian, pertobatan atas dosa dan kesalahan kita tidak boleh ditunda-tunda untuk diselesaikan dengan Allah. Mengapa? Sebab, pada Allah selain ada belas-kasih dan pengampunan, tetapi juga ada penghakiman dan hukuman. Penghakiman dan hukuman ini, akan langsung bekerja ketika seseorang menunda-nunda pertobatan dan berlama-lama hidup di dalam perseteruan dengan Allah alias hidup di dalam dosa. Segeralah berdamai dengan Allah dan sesama, ketika kita menemukan diri dibelenggu oleh kejahatan dan dosa. Pertobatan dan rekonsiliasi dengan Allah dan sesama selalu bersifat “mendesak.” “Karena Hari Tuhan akan datang seperti pencuri” (Matius 24 : 42; Lukas 21 : 34). Mari segera kita berdamai dengan Allah, supaya belas-kasih dan pengampunan dari Tuhan, jangan sampai terlambat atau diambil oleh Sang Waktu, ketika maut menjemput kita. Urgensi untuk segera bertobat dan kembali kepada Tuhan, inilah pokok pewartaan seorang misionaris seturut warta Putera Sirakh hari ini (Sirakh 5 : 1-8).

2. Lembah Tangis atau Lacrimarum Valle
Urgensi tentang PERTOBATAN yang menjadi salah satu yang terkandung dalam pewartaan seorang misionaris, harus dibawa ke dalam dunia. Situasi dunia ke dalam seorang misionaris, dalam salah satu lagu Ibadat Penutup (Completorium) digambarkan sebagai Lacrimarum Valle atau Lembah Tangis, yang dipenuhi oleh dosa dan kejahatan. Karena itulah Yesus menyatakan bahwa para murid atau misionaris yang diutus-Nya bagaikan domba di tengah serigala (Matius 10 : 6).

Karena medan misi yang penuh dosa dan kejahatan itu, maka Gereja Abad Pertengahan, yang pernah mengklaim diri sebagai masyarakat yang sempurna (Societas Perfecta), mengambil jarak menjauhi dunia dengan alasan supaya tidak tercemari oleh dosa.

Namun, pandangan yang demikian ternyata bertentangan dengan semangat misi, dan karenanya itu ditinggalkan. Justru karena dunia dan situasinya itu “SAKIT” maka Yesus, Sang Pastor Bonus atau Gembala yang Baik itu, telah menghadirkan diri-Nya sebagai Allah dengan kuasa-Nya yang menyembuhkan atau TABIB (Matius 9 : 12). Jadi, dunia sebagai Lacrimarum Valle, dan orang-orang dunia yang bagaikan singa dan serigala itu, bukannya dijauhi tetapi justru diinjili dengan kasih serta panggilan kepada Tobat dan Pengampunan dari Allah.

Apa yang harus dilakukan oleh seorang misionaris supaya dapat bertahan di area Lacrimarum Valle ini, di antara orang-orang yang buas dan ganas seperti singa dan serigala ini?

Putra Sirakh memberi resep, supaya seorang misionaris HANYA mengandalkan Tuhan & penyelenggaraan-Nya, (Sirakh 5 : 1-4). Dan Penginjil Markus memberi nasihat supaya seorang misionaris perlu menjaga dirinya sedemikian rupa sehingga tidak terkontaminasi oleh dunia dan kejahatannya. Bagaikan garam, seorang misionaris harus tetap mampu memberi rasa. Ke-ASIN-an dirinya yang mengalir dari persekutuannya dengan Tuhan, harus mampu mengatasi dosa dan kejahatan dunia, dan bukan sebaliknya (Markus 9 : 50). Amin. (rmg)

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Perdagangan Manusia: Semoga dengan murah hati, kita semua bersedia menerima dan melayani para korban perdagangan manusia, korban prostitusi dan korban kekerasan. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Pertemanan dalam Media Sosial: Semoga para pengguna media sosial semakin cerdas dan selektif dalam memilih lingkaran pertemanan di dunia maya demi pengembangan diri yang sehat dan baik, sehingga terciptanya masyarakat yang sehat dan bermartabat. Kami mohon…

Ujud Khusus:

Semoga umat di Keuskupan kami melaksanakan Masa Prapaskah dengan memanfaatkan media sosial secara bijaksana penuh hikmat Roh Kudus bagi keselamatan sesama sebagai bentuk matiraga kami. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan komentar