Mengenal ALLAH TRITUNGGAL Melalui Cinta Kasih

Renungan Harian Misioner
HARI RAYA TRITUNGGAL MAHA KUDUS
Minggu, 4 Juni 2023

Kel. 34:4b-6,8-9; MT Dan. 3:52,53,54,55,56; 2Kor. 13:11-13; Yoh. 3:16-18

Hari ini Gereja Katolik mengajak kita merenungkan dengan penuh syukur misteri Allah Tritunggal, dasar iman Katolik yang kita hidupi. Ayah saya adalah seorang katekis paroki. Ketika saya masih kecil, saya sering mendengarkan beliau memberikan pengajaran agama kepada katekumen (mereka yang mempersiapkan diri untuk menjadi Katolik). Salah satu bagian yang saya ingat hingga saat ini adalah ketika ayah saya mencoba menjelaskan mengenai misteri Tritunggal. Beliau menggunakan kisah yang mungkin tidak asing bagi kita, yaitu cerita mengenai St. Agustinus.

Dikisahkan St. Agustinus yang tengah mencoba memahami misteri Allah Tritunggal berjalan-jalan di tepi pantai dan melihat seorang anak kecil yang menggali lubang di pasir dan berusaha mengisinya dengan air laut. St. Agustinus bertanya kepada anak tersebut, “Anakku, apa yang sedang kamu lakukan?” “Oh, saya ingin memindahkan air di lautan ke dalam lubang ini”, jawab si anak. Sambil tertawa, Agustinus berkata, “Tapi bagaimana mungkin, anakku? Lubang yang kamu buat terlalu kecil untuk menampung isi lautan.” Si anak berhenti dan menatap Agustinus sambil menjawab, “Sama halnya dengan yang anda coba lakukan, bukan? Bagaimana mungkin anda ingin memahami misteri Ilahi dengan pemahaman manusia?” Lantas dikisahkan anak tersebut lenyap dari pandangan Agustinus. St. Agustinus kemudian hari menulis, “Kamu akan melihat Allah Tritunggal jika kamu melihat cinta.”

St. Paulus mengatakan dalam bacaan hari ini, “Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!” Dalam Injil kita juga mendengar bahwa, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Allah yang kita imani adalah Kasih dan kita selalu diajak untuk menyadari serta merenungkan hal tersebut. Seluruh isi Kitab Suci ingin menjelaskan kasih Allah yang tak terhingga dan tanpa syarat. Kasih tidak pernah untuk dirinya sendiri. Kasih selalu relasional. Allah Bapa mengasihi Allah Putra dalam relasi Allah Roh Kudus.

Saudari-saudara terkasih, dalam cinta kasih, sadar atau tidak, Allah hadir dalam wujud-Nya yang paling konkret. Masing-masing dari kita tentu memiliki pengalaman mengasihi dan dikasihi. Kemampuan kita untuk saling mengasihi mengingatkan kita kembali kepada kisah penciptaan di mana Allah membentuk kita sesuai dengan citra-Nya. Dan kini ketika kita mengasihi sesama kita dan lingkungan hidup kita, kita percaya Allah yang kita imani benar-benar hadir dalam hidup ini. Maka marilah dengan rendah hati kita panjatkan syukur atas misteri Cinta Kasih Ilahi yang sejak semula dinyatakan kepada kita. Tuhan memberkati.  

(Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik penyiksaan – Kita berdoa semoga komunitas internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik penyiksaan dan menjamin adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.

Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus – Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya, bahwa dalam Hati-Nya yang Maha Kudus kita boleh menemukan kekuatan dan penghiburan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh beban hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.

Amin

Tinggalkan komentar