Renungan Harian Misioner
Senin Biasa, 05 Juni 2023
P. S. Bonifasius
Tb. 1:1a,2a,3; 2:1b-8; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 12:1-12; atau dr RUybs
Dalam setiap bagian sejarah umat manusia dan di pelbagai lingkup masyarakat umat manusia, Allah menyediakan karunia yang menawarkan kebahagiaan dan mendorong manusia untuk berbagi kebahagiaan; juga kalau situasi dan kondisi dapat saja meredupkan ‘cuaca hati’ dan tidak jarang ‘menyebabkan cerahnya suasana menjadi gelap’. Dalam situasi dan kondisi itu, teladan Santo Bonifasius dapat meneguhkan hati dan menguatkan iman, yang dapat saja goyah karena duka derita. Marilah kita optimistis, Tuhan pasti hadir.
Bacaan Pertama Tobit 1-2 dimulai dengan berita ringkas, yaitu bahwa orang beriman diundang untuk saling berbuat baik dan saling membahagiakan; pun kalau hidup sesekali mengandung penghalang kegembiraan. Dalam keadaan yang mengandung banyak beban hidup, manusia dipanggil untuk mengambil sikap Allah, yaitu tetap saja berusaha memperlihatkan Hati yang meluapkan kegembiraan dan mau membagikan sukacita itu kepada semua orang. Sebab di sekitar kita ada saja orang yang menderita sakit, mengalami duka derita, kekurangan makan dan pakaian maupun mengalami kesedihan pribadi maupun kedukaan keluarga, yang sepertinya tidak juga habis-habisnya. Kitab Tobit menunjukkan spirit berbagi kasih: kalau perlu, bahkan sampai ke tempat-tempat yang jauh dari keluarga dan tanah airnya. Dalam zaman yang membuka kemungkinan untuk mengembara seluas cakrawala, kepada kita dibukakan kesempatan berbuat baik kepada sesama siapa pun. Untuk itu, Tuhan mendorong, agar umat beriman mendidik anak-anak sejak kecil untuk menyampaikan kegembiraan kepada siapa pun yang perlu. Kisah Santo Bonifasius memaparkan sikap seorang beriman, yang membuka hati guna berbaik hati dan berbagi kegembiraan kepada semua.
Bacaan Injil Markus 12:1-12 mengungkapkan pesan Guru Yesus, untuk senantasa berbuka-hati dalam melakukan tanda-tanda cinta kasih kepada semua orang. Hal itu khususnya perlu kita lakukan, karena Allah, Tuhan kita sudah mendahului berbuat baik kepada kita, yang malah berdosa, melawan Kehendak-Nya dan menyakitkan Hati-Nya. Kalau Tuhan begitu berbuat baik kepada kita dan memperlihatkan kemurahan Hati-Nya kepada kita, adalah merupakan panggilan luhur, kalau kita tidak henti-hentinya bersikap murah hati kepada siapa pun; tanpa timbang menimbang antara ‘keuntungannya bagi kita sendiri’. Kalau kita mengimani, bahwa kita adalah anak-anak-Nya Allah, betapa dalamnya panggilan Allah kepada kita semua dan di setiap saat untuk melakukan kebaikan kepada siapa pun. Marilah kita berdoa: “Allah, kami bersyukur, betapa melimpahnya kerahiman-Mu kepada kami. Limpahkanlah Roh Kemurahan Hati-Mu, agar kami membuka hati untuk berbuat baik kepada semua”.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik penyiksaan – Kita berdoa semoga komunitas internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik penyiksaan dan menjamin adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.
Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus – Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya, bahwa dalam Hati-Nya yang Maha Kudus kita boleh menemukan kekuatan dan penghiburan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh beban hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.
Amin
