Renungan Harian Misioner
Jumat Biasa IX, 09 Juni 2023
P. S. Efrem
Tb. 11: 5-14; Mzm. 146:1,2abc,7,8-9a,9bc-10; Mrk. 12:35-37
Misi: Memantulkan kualitas iman melalui sikap mengasihi mereka yang menjadi berkat bagi kita dan mendoakan mereka yang belum masuk dalam ruang kasih kita.
Sesama sahabat misioner yang terkasih. Hari ini sentuhan Sabda Allah begitu menantang kita untuk menguji kualitas iman kita sebagai daya gerak kualitas hidup. Tobit tampil sebagai pribadi yang mampu mendampingi Tobia hingga Tobia menjadi pribadi yang memiliki hati kasih dan berdedikasi penuh pada kedua orang tuanya. Kasih dan pengabdian Tobia pada Hana, sang Ibu dan Tobit, sang ayah sesungguhnya menunjukkan tingkat kualitas hidup Tobit dan Hana yang mampu mendidik Tobia. Tobit dan Hana telah menanamkan tonggak pendidikan karakter yang menjadi bagian penting dalam pengelolaan kualitas hidup Tobia.
Tokoh yang juga sungguh penting – dalam cerita keselamatan pada Perjanjian Lama – yakni Daud, ditampilkan dalam Injil Suci menurut Markus untuk melihat suatu benang merah garis keturunan Yesus dengan Daud Sang Raja yang tersohor. Yesus menerima relasi biologis antara Diri-Nya dengan Daud, namun Yesus bergerak lebih ke dalam untuk mengatakan bahwa Daud sendiri mengakui Yesus sebagai Tuhan, yang menempati tempat di sisi kanan Allah.
Sesama sahabat misioner yang terkasih. Yesus berbicara tentang relasi-Nya dengan Daud bukan berhenti pada suatu tarikan benang merah keturunan, ikatan kewangsaan dan asul-usul yang sama, apalagi status sosial, dan jabatan. Yesus justru menekankan tingkat kualitas hidup bahkan kualitas iman sebagai ukuran dasar suatu relasi. Kualitas hidup kita sebagai pengikut Kristus tidak akan ditakar, ditikar dan ditukar dengan derajat sosial, pangkat, asal-usul, keturunan melainkan dengan karakter kita yang ditata dan dibentuk oleh iman Kristiani, di mana Yesus Kristus menjadi Sang Guru dan Mentor Utama.
Yesus bukan menolak perasaan, pikiran dan tindakan untuk mempertahankan ikatan relasi kekeluargaan karena garis keturunan. Tekanan Yesus pada bagaimana kita bertata laku dan berkarakter yang baik dan benar. Yesus sebagai Sang Guru dan Mentor Utama mengajak kita untuk menata kualitas karakter kita dalam mendirikan suatu bangunan relasi. Kita bisa saja bertanya, bagaimanakah suatu bangunan relasi kita diisi dengan karakter hidup yang berkualitas? Kisah Tobia sebagai jawabannya. Kualitas iman serta kualitas karakter hidup ditakar dari kesetiaan dalam mengasihi dan tekun dalam mengabdi.
Rekan-rekan misioner yang terkasih. Dunia kita sedang sepi dengan percakapan indah mengenai relasi yang harus menuntut pengorbanan karena dorongan kasih dan dedikasi yang sempurna. Justru percakapan begitu riuh dan merah sedang mengisi seluruh ruang kita dengan bangunan relasi atas landasan asal-usul, garis keturunan, status sosial, ekonomi serta jabatan. Percakapan ini justru dimodali oleh kepentingan dan keegoan pribadi. Pada sisi inilah Yesus menentang dan memberi koreksi. Yesus menghendaki agar kita membangun relasi dengan kekuatan kasih serta kerelaan mengabdi dan berbakti.
Kita dipanggil untuk menggaungkan dan membangun satu relasi yang memiliki kasih, kesetiaan, kerelaan berbakti tanpa pamrih kepada mereka yang sangat membutuhkan kehadiran aktif kita. Kehadiran kita yang berkualitas bertolak dari energi iman yang mendorong kita untuk setia mengasihi dan tekun mengabdi. Mari kita memperkuat dinding kualitas iman serta tumpuan karakter hidup kita dengan kekuatan kasih untuk mengasihi, juga dengan kesetiaan untuk melayani dan mengabdi. Amin.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik penyiksaan – Kita berdoa semoga komunitas internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik penyiksaan dan menjamin adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.
Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus – Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya, bahwa dalam Hati-Nya yang Maha Kudus kita boleh menemukan kekuatan dan penghiburan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh beban hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.
Amin
