Hati Maria

Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Biasa X, 17 Juni 2023
P. HATI TAK BERNODA SP. MARIA

dr Rybs Yes. 61:9-11; MT 1Sam. 2:4-5,6-7.8abcd; Luk. 2:41-51

Kita semua ingat, bagaimana Malaikat Gabriel memberi Warta Gembira kepada Bunda Maria. Wajarlah kalau Perawan Maria terkejut. Sebab Putri sederhana ini sungguh rendah hati. Tak diduganya bahwa boleh berjumpa dengan Utusan Surga. Hatinya amat murni. Maka, Malaikatlah yang menyebutkan bahwa “Maria dipenuhi rahmat”. Marilah kita bersyukur, bahwa Maria berhati tanpa noda.

Bacaan pertama Yesaya 61:9-11 melukiskan dengan sangat indah, bagaimana Bunda Maria merupakan bagian dari anak cucu Abraham-Ishak-Yakub yang penuh dengan sukacita Ilahi. Umat Allah dilimpahi iman, bahwa Allah senantiasa melingkupi Roh Sukacita, sejak Kej. 1:2 sampai akhir: di sana seluruh ciptaan diundang untuk menyerukan sorak-sorai bersama seluruh alam semesta. Sebabnya bukanlah keindahan diri atau kejayaan pribadi, melainkan karena Allah sudah memenuhi mereka dengan segala yang agung dan mulia. Jadi segala kekayaan, kesucian, keindahan, kebijaksanaan itu dikaruniakan Allah. Oleh sebab itu, tidaklah perlu umat Allah ragu-ragu menyarakan syukur dengan suara nyaring: betapa Tuhan Allah menciptakan dan menyelenggarakan segalanya dengan penuh kebijaksanaan dan kemuliaan, Dengan cara itu, Yesaya mengajak umat suci tidak berduka dalam derita, tetapi senantiasa menemukan segi-segi kehidupan, yang penuh sukacita. Memang, hidup ini penuh dengan Karunia Ilahi.

Refleksi kita: sejauh manakah kita menjaga hati kita penuh kegembiraan karena kebaikan Ilahi? Syukur pada Tuhan.

Bacaan Injil Lukas 2:41-51 memperlihatkan, bahwa hati Bunda Maria penuh rasa terima kasih karena dipercayai Allah menjadi Ibu Sang Putra. Hal itu diperlihatkannya dengan hasratnya mau menjaga Anak itu sebaik-baiknya, sehingga amat berduka, ketika ‘Anak itu hilang”. Yosef diajaknya untuk menjaga baik-baik Anak yang dikaruniakan Allah itu. Betapa bergembiralah Maria, ketika menemukan Kembali “Anak yang hilang itu”. Yang tersentuh adalah “hati Maria”. Ia mau bahwa Hatinya yang menerima Sang Putra itu tetap tak bernoda, karena penuh dengan “Karunia Allah Yang Tak Bernoda”. Hati Maria Tidak Bernoda, karena dipenuhi dengan Putra Allah, yang penuh kekudusan. Roh Sucilah yang menjaga semua itu. Gereja ingin merayakan kekudusan Hati Bunda Maria: sebagai “tanda dan sarana” mengungkapkan iman kepada Allah yang Mahakudus, yang juga sudi menyatu dengan kita sepenuh-penuhnya.

Refleksi kita: seberapa sering kita mendoakan hal itu? Marilah kita syukuri kekudusan Roh Allah yang memenuhi Bunda Maria dan karena itu menyebabkan hidupnya tidak pernah lepas dari kekudusan Yesus.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik penyiksaan – Kita berdoa semoga komunitas internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik penyiksaan dan menjamin adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.

Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus – Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya, bahwa dalam Hati-Nya yang Maha Kudus kita boleh menemukan kekuatan dan penghiburan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh beban hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.

Amin

Tinggalkan komentar