Adakah Murid KRISTUS Tanpa Salib Kehidupan?

Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Biasa XI, 23 Juni 2023
P. S. Yosef Kafasso

2Kor. 11:18,21b-30; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mat. 6:19-23

Kali ini saya akan menggabungkan pesan bacaan pertama dan bacaan Injil. Bacaan pertama menarik sekali karena dalam perikop  hari ini St. Paulus mengatakan hal-hal yang tidak pernah ia katakan pada surat-surat yang ia tulis kepada jemaat-jemaat yang lain, yaitu bermegah secara duniawi. Dalam surat kepada jemaat di Korintus kali ini ia “terpaksa” bermegah diri atas hal-hal duniawi karena jemaat di Korintus sedang tergoda untuk percaya kepada seorang pewarta yang mewartakan Kristus tetapi berbeda dengan yang diwartakan Paulus. Maka Paulus cemburu, “Aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi” (2 Kor. 11:2). Oleh karena (nampaknya) pewarta itu memegahkan diri secara duniawi, maka untuk meyakinkan bahwa dirinya tak kalah dengan pewarta yang mengajarkan ajaran tentang Kristus yang berbeda itu, ia pun memegahkan diri, “Jika orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun – seperti orang bodoh kukatakan – berani juga.” (2 Kor. 11:21). Mulailah Paulus menyebutkan panjang lebar kehebatan-kehebatannya. Paulus melakukan hal ini hanya supaya jemaat Korintus kembali kepada ajaran yang benar yang diwartakannya. Ia tak bermaksud menyombongkan diri. Ini nampak dari apa yang ia katakan di akhir perikop, “Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.” (2 Kor. 11:30).

Di zaman kita ini pun banyak pengajar-pengajar palsu. Salah satunya adalah pengajar yang menghilangkan unsur “salib” dalam mengikuti Kristus. Pengajar itu hanya menekankan hal-hal yang menyenangkan bila kita mengikuti Kristus, keuntungan-keuntungan yang mengalir karena kita percaya kepada-Nya. Sayangnya pengajar-pengajar ini diikuti banyak orang karena memang menjanjikan hal-hal yang menguntungkan secara duniawi. Baru ketika seseorang berjumpa dengan kesulitan hidup yang berat dan Tuhan Yesus tidak segera menolongnya orang ini menyadari bahwa ajaran itu keliru. Paus Fransiskus pernah mengeluarkan pernyataan yang sangat keras. Kurang lebih seperti ini, “Kalau dalam hidupmu sebagai murid Kristus kamu tidak pernah bertemu dengan salib kehidupan, kembalilah karena jalan yang sedang kamu tempuh itu keliru!”

Sekarang saya mengaitkan pesan Paus itu dengan bacaan Injil hari ini. Yesus berkata, “Janganlah mengumpulkan harta bagi dirimu di bumi; di mana ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Namun kumpulkanlah bagimu harta di surga; yang tidak dirusak oleh ngengat dan karat, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” Bisa terjadi karena keterampilannya dalam berbisnis dan mengelola uang seseorang menjadi kaya raya. Selama segalanya berjalan baik orang ini akan mengatakan bahwa Tuhan sungguh baik kepadanya. Tapi begitu berjumpa kesulitan hidup yang tidak mudah ditemukan solusinya ia akan mempertanyakan imannya: sungguhkah Tuhan itu baik? Supaya orang itu tetap setia kepada Kristus, juga pada saat mengalami kesulitan hidup, ia harus belajar bahwa mengikuti Kristus mengandung konsekuensi juga memikul salib setiap hari (bdk. Luk 9:23). Kalau ia mulai belajar memaknai kesulitan hidup sehari-hari, biasanya ia tidak hanya mengejar harta duniawi melulu, ia tidak akan bermegah pada kekayaannya, karena sadar bahwa dengan hartanya ia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Ia membutuhkan Tuhan dan sesamanya. Kesadaran ini mendorongnya untuk mengumpulkan harta sorgawi sambil mengusahakan harta duniawi, melalui perbuatan kasih kepada sesamanya, terutama kepada mereka yang menderita. ***

(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik penyiksaan – Kita berdoa semoga komunitas internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik penyiksaan dan menjamin adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.

Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus – Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya, bahwa dalam Hati-Nya yang Maha Kudus kita boleh menemukan kekuatan dan penghiburan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh beban hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.

Amin

Tinggalkan komentar