Jangan Takut, Kamu Lebih Berharga!

Renungan Harian Misioner
Minggu Biasa A/XII, 25 Juni 2023

Yer. 20:10-13; Mzm. 69:8-10,14,17,33-35; Rm. 5:12-15; Mat. 10:26-33

Sahabat misioner terkasih.

Di antara aneka burung, burung Pipit atau di beberapa daerah disebut juga Emprit tergolong burung yang paling kecil. Harganya pun, kalau dijual, murah sekali. Bahkan bisa dibilang tidak begitu berharga. Meski demikian, burung Pipit atau Emprit ini menjadi trending topic dalam Injil hari ini. Burung yang kecil dan tidak mahal harganya dibandingkan dengan burung-burung yang lain yang harganya bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta, dipelihara oleh Tuhan. Dikatakan dalam Injil Matius itu bahwa burung Pipit ini tidak akan jatuh ke tanah kalau Tuhan tidak mengizinkannya. Burung Pipit dijaga dan dipelihara oleh Tuhan. Dia tidak menanam dan tidak punya lumbung makanan, tetapi tidak pernah kelaparan. Naahhh… bila burung yang kecil dan tidak berharga saja dijaga, dipelihara, disayangi oleh Tuhan, apalagi kita manusia, ciptaan-Nya yang paling luhur. Tuhan sangat menyayangi kita. Seperti diungkapkan dalam lagu SEKAMI atau lagu Sekolah Minggu:

Burung pipit yang kecil, dikasihi Tuhan.
Terlebih diriku, dikasihi Tuhan.
Bunga bakung di ladang diberi keindahana.
Terlebih diriku, dikasihi Tuhan.

Ingat!!! Tuhan sangat mengasihi dan menyayangi manusia. Injil mengistilahkan bahwa rambut kita pun semuanya terhitung. Tidak ada sehelai rambutpun yang hilang rontok tanpa seizin Tuhan. Kalau Tuhan sangat menyayangi kita, sangat menjaga dan memelihara kita, mengapa kita masih sering takut? Takut gagal, takut menjadi tua, takut sakit, takut jelek, takut tidak diterima, takut tidak bisa makan, takut hantu, takut tidak mendapat jodoh, takut ditinggal anak, takut…, takut…, dan takut…, takut mati?

Tuhan sudah mengatakan, “Janganlah kamu takut!” Tuhan mengajari kita, murid-murid-Nya, untuk tidak takut pada apa pun, kalau hal tersebut hanya bisa menyengsarakan atau membunuh badan ragawi kita. Kalau mau takut, takutlah kepada yang bisa membunuh badan dan jiwa kita. Takutlah kepada Tuhan. Injil mengatakan, “Janganlah kamu takut kepada mereka yang hanya dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; tetapi takutlah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” Takut kepada Tuhan. Inilah kata lain dari hidup beriman.

Orang beriman, seperti dicontohkan nabi Yeremia dalam bacaan pertama misa Minggu ini, memang tidak pernah luput dari kesengsaraan dan ancaman. Orang beriman banyak yang mengalami penderitaan, difitnah, diancam, dianiaya, dicemooh, disepelekan, dikucilkan, bahkan dibunuh. Namun, semua itu dihadapi dan dijalani dengan berani, tidak gentar dan takut. Orang-orang beriman di sepanjang sejarah Gereja terutama pada masa-masa awal Gereja lahir dan tumbuh, juga mengalami banyak penderitaan dan siksaan. Mereka tinggal dan hidup sembunyi-sembunyi di goa-goa, di tempat-tempat terpencil dan sulit dijangkau. Ketika mereka ketahuan dan ditangkap, mereka akan disiksa, dibakar, diadu dengan hewan buas, dibunuh. Tetapi mereka tidak takut. Tubuh mereka binasa dan hancur, tetapi jiwa mereka diselamatkan dan dimuliakan oleh Tuhan.

Menjadi orang beriman di zaman ini juga banyak tantangan, godaan dan ancamannya. Tetapi kita tidak perlu takut. Percayalah bahwa Tuhan tidak tidur, “Gusti boten sare”. Tuhan tidak membiarkan kita berjuang sendiri. Tuhan menjaga dan memelihara kita, juga ketika kita mengalami banyak kesulitan, kebuntuan dan penderitaan karena penghayatan iman kita. Tuhan menyayangi kita. Kita lebih berharga bagi Tuhan! Jauh lebih besarlah kasih karunia Tuhan yang dilimpahkan kepada kita melalui Yesus Kristus (Rm. 5:15)***NW

(RD. M Nur Widipranoto – Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik penyiksaan – Kita berdoa semoga komunitas internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik penyiksaan dan menjamin adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.

Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus – Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya, bahwa dalam Hati-Nya yang Maha Kudus kita boleh menemukan kekuatan dan penghiburan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh beban hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.

Amin

Tinggalkan komentar