Selidiki Hatiku, Ya ALLAH, Kenalilah Hatiku

Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Biasa XII, 26 Juni 2023
P. S. Yohanes dan Paulus

Kej. 12:1-9; Mzm. 33:12-13,18-19,20,22; Mat. 7:1-5

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan. Hari ini bacaan Injil dari Matius 7:1-5 secara khusus berbicara mengenai hal menghakimi. Perikop ini cukup saya kenal sejak saya masih di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada sebuah kejadian, ada 2 orang teman saya yang saling berdebat dan salah seorang kemudian melontarkan kalimat, “Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?” (Matius 7:3). Lalu ia melanjutkan, bahwa dalam Alkitab kita diajarkan untuk tidak munafik, keluarkan dulu balok di matamu sendiri sebelum kamu mengkritik orang lain.

Rupa-rupanya perikop ini banyak diingat orang dan terkesan acapkali dipakai untuk membela diri, bahwa kita tidak boleh saling menghakimi dan menegur satu sama lain. Benarkah demikian? Apakah Gereja juga nantinya akan segan-segan untuk memberikan nasihat tentang kebenaran jika umat selalu menggunakan ayat ini saat diberi nasihat? Yesus dalam perikop lain mengatakan, “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.”  (Matius 18:15-17).

Yesus tahu betul kecenderungan kita manusia, yang kerap kali tidak dapat menasihati dengan saling menegur sebagai saudara dan berlaku adil. Terkadang, nasihat tersebut lebih pada menghakimi yang cenderung dilakukan dengan sengaja untuk  mengkritik, mengecam, menilai dengan tidak adil oleh karena rasa benci, upaya memisahkan bahkan dengan sengaja mendiskriminasi. Bahkan hal-hal kecil (selumbar) dari saudara kita, terlalu kita besar-besarkan bahkan dengan niat untuk menjatuhkan mereka sedangkah hal buruk yang besar (balok) dalam diri kita sendiri seringkali diabaikan. Sekali lagi di sini Yesus mengecam kebiasaan kita manusia yang sering kali mencela kesalahan orang lain sementara mengabaikan kesalahan diri sendiri. Oleh karena itu, pesan Yesus dalam Injil hari ini sesungguhnya bukan perkara hal menghakimi saja. Tetapi sesungguhnya teguran bagi kita semua bahwa hal-hal yang baik harus dimulai dari diri kita sendiri.

Jika Yesus menegaskan kepada kita lewat sabda-Nya, “Keluarkanlah dahulu balok dari matamu maka engkau bisa melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu” (Matius 7:5) hal ini berarti dari diri kitalah yang terlebih dahulu sepatutnya mengambil sikap tobat. Sebelum mencari-cari kesalahan kecil orang lain, kita terlebih dahulu harus selalu datang di hadapan-Nya dan mengakui segala dosa-dosa kita serta berusaha memperbaikinya. Dengan demikian kita tidak perlu lagi saling menghakimi karena sebelumnya telah ada pertobatan dari setiap pribadi.

Seperti kata pemazmur, “Selidiki hatiku, ya Allah, dan kenalilah hatiku. Ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku. Lihatlah apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal” (Mazmur 139:23-24). Semoga kita selalu diberi kejernihan hati dan berserah diri pada Tuhan agar kita semakin mudah untuk mengenali seluruh diri dan kelemahan kita. 

(RD. Hendrik Palimbo – Dosen STIKPAR Toraja, Keuskupan Agung Makassar)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik penyiksaan – Kita berdoa semoga komunitas internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik penyiksaan dan menjamin adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.

Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus – Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya, bahwa dalam Hati-Nya yang Maha Kudus kita boleh menemukan kekuatan dan penghiburan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh beban hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.

Amin

Tinggalkan komentar