Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Biasa XIII, 03 Juli 2023
Pesta S. Tomas
Ef. 2:19-22; Mzm. 117:1,2; Yoh. 20:24-29
Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang peristiwa perjumpaan antara Tomas dengan Tuhan yang bangkit. Tomas salah satu dari para murid dengan teguh berpendapat bahwa sebelum melihat bekas luka, menaruh jari pada bekas paku dan menaruh tangan pada lambung Yesus, sekali-kali dia tidak akan percaya. Ketidakpercayaan Tomas dalam sekelompok murid Yesus menjadi hal yang wajar.
Penampakan kali ini adalah kali kedua Yesus menampakkan diri kepada para murid. Pada penampakan yang pertama, Tomas tidak ada dan tidak menyaksikan secara langsung. Tomas pun sama seperti para murid lainnya sedang terpuruk, sedih, kecewa, merasa ditinggalkan dan lain sebagainya. Karena perasaan “ditinggalkan” ini Tomas menjadi skeptis dan meragukan semua hal, termasuk meragukan cerita para murid lainnya tentang penampakan pertama Yesus. Dalam masa-masa kritis ini, Yesus datang menghampiri Tomas, meminta Tomas menyentuh-Nya untuk menjawab secara langsung tuntutan Tomas.
Pengalaman perjumpaan yang pribadi Tomas dengan menyentuh Kristus yang bangkit mengubah hidupnya. Peristiwa perjumpaan Tomas ini mengingatkan kita betapa pentingnya mengalami Kristus secara pribadi melalui doa, meditasi, dan pelayanan. Memang ada ruang akan keraguan dalam beriman, namun saat kita membuka hati dan diri kita pada pribadi Yesus, maka kita hanya akan percaya. Hanya dengan mengenal Yesus secara pribadi kita dapat menghidupi iman dengan lebih kuat dan lebih tulus.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering berada dalam “situasi Tomas”. Kita juga kadang mempertanyakan banyak hal, apalagi jika hal yang kurang menyenangkan menimpa kita secara bertubi-tubi, misalnya saja setelah kecelakaan, uang diambil penipu, keuangan menjadi pas-pasan, dan berbagai hal lainnya sampai akhirnya kita mempertanyakan, “apakah Tuhan sungguh ada?” Dalam keadaan seperti Tuhan datang menjumpai kita dengan cara yang tidak kita duga, misalnya saja melalui nasihat/masukan/ajakan dari orang-orang di sekitar kita.
Seperti Tomas yang pada akhirnya mengatakan “Ya, Tuhanku dan Allahku” kita juga dapat berseru dalam hidup kita “Ya, Tuhanku dan Allahku” karena Yesus sebenarnya selalu ada bersama kita, berjalan bersama kita dan dengan setia mau menerima dan memeluk kita dalam keadaan apapun hidup kita.
(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Kehidupan Ekaristi– Kita berdoa semoga umat Katolik menempatkan perayaan Ekaristi sebagai jantung kehidupan, yang mengubah hubungan antar sesama secara mendalam, dan terbuka pada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama.
Ujud Gereja Indonesia: Kesadaran berpolitik – Kita berdoa, semoga banyak orang muda Katolik terpanggil untuk terjun dalam dunia politik dan menjadi pejabat-pejabat di pemerintahan, agar mereka bisa turut ikut membuat kebijakan demi pembangunan bangsa dan penyelesaian persoalan sosial.
Amin
