Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Biasa XIV, 10 Juli 2023
P. S. Rufina dan Secuda
Kej. 28:10-22a; Mzm. 91:1-2,3-4,14-15ab; Mat. 9:18-26
Tidak sedikit hidup manusia mengalami pasang surut, suka maupun duka. Namun, kisah Perjalanan Iman anak cucu Abraham Ishak Yakub membuka dengan terang benderang, betapa, Allah yang penuh “Kasih Menembus Duka” yang bagaimana pun juga. Bahkan, cara Adam menangkap kehendak Allah, yang rupanya tidak sepenuhnya sesuai dengan PESAN HATI ILAHI, masih juga disambut oleh ROH PENYELENGGARAAN ILAHI yang sungguh penuh rasa sayang. Kita benar-benar boleh menghayati iman akan kasih ALLAH yang menembus duka.
Refleksi kita: Allah adalah sumber Kasih, yang meresapi Hati kita, demi Cinta-Nya.
Bacaan I Kejadian 28:10-22: menggambarkan Kisah Yakub yang menyusuri jalan bersama Keluarganya, yang sarat dengan jalanan yang tidak halus dan penuh kesulitan. Dalam iman kepada Allah, ia disentuh oleh Kebaikan Ilahi, berupa bimbingan menggapai tangga menuju kepada Yang Ilahi. Kepadanya dipaparkan undangan melangkah dalam jalur Keilahian. Dalam paparan itu nampaklah, dengan jelas, bahwa situasi lelap saja tetap dikaruniakan Allah untuk menyadarkan manusia, bahwa Allah senantiasa memanggil ke persatuan manusia dengan Allah Yang Penuh Cinta. Oleh sebab itu, tidak perlu manusia mengkhawatirkan duka derita hidup: Cinta kasih Allah, Sang Pencipta menjaga KASIH SETIANYA (=CHESED). Demikianlah Musa meneguhkan iman Israel dalam situasi yang seberapa pun beratnya. Marilah kita berdoa: “Allah dan Bapa kami, kami mempercayakan diri dan seluruh keluarga dan bangsa kami untuk menyambut KASIHMU MENEMBUS DUKA. Tidak ada derita apa pun yang dapat menggugurkan iman kami kepada cinta dan PenyelenggaraanMu”.
Mazmur 91 dimadahkan dalam Perayaan Ekaristi, sebagai peneguhan, bahwa Allah senantiasa menaungi semua orang yang mengimani semua umat-Nya. Bersama dengan seluruh umat, bolehlah kita meletakkan diri dan hidup seluruh keluarga dan umat kita, di Tangan Tuhan. Di sana, segala duka derita hidup perseorangan maupun jalan bersama kita akan mendapat perlindungan Penyelenggaraan-Nya.
Bacaan Injil Matius 9:18-26 membantu kita para murid Kristus, untuk berpegang teguh pada Kuasa KASIH ALLAH MENEMBUS DUKA beraneka. Ketua rumah ibadat berduka berat, karena penderitaan keluarganya: meninggalnya si anak, membawa duka bagi dia dan seluruh keluarganya. Dalam dukacita itu, ia memberanikan diri untuk mempercayakan anak dan keluarganya dalam Tangan Tuhan Yesus. Kepercayaan itu menuntut keberanian, yang besar: sebab sebagai Kepala Rumah Ibadat, ia pasti dapat banyak hambatan dari kiri-kanan. Lebih lanjut, wanita, yang sudah lama menderita sakit, dan berjumpa dengan Yesus, disentuh oleh Kebaikan Yesus, yang sudah sering didengarnya dan karena itu memikatnya untuk mengimaninya pula: bahkan kalau hanya dengan sentuhan sederhana. Dalam hal itu kita memperoleh teladan indah: wanita itu menunjukkan iman yang mendalam, walau dengan bentuk yang amat sederhana (-sekadar menyentuh jumbai jubah Yesus). Yesus menganugerahinya dengan berlimpah-ruah.
Refleksi kita: apakah sekarang ini kita berani mempersembahkan iman mendalam dengan kesungguhan bakti yang penuh pengharapan kepada Tuhan? “Tuhan berilah iman kuat”. Akhirnya si bapak dan anak mendapat anugerah besar: Tuhan Yesus sudi menyentuh si Anak dan seluruh keluarganya untuk mendapat penyembuhan. Titik beratnya adalah: bahwa Sang Putra membagikan KASIH YANG MENEMBUS DUKA kepada seorang individu dan seluruh keluarga, bahkan pelayanannya dalam umat. Dalam peristiwa ini, Roh Penyembuhan telah melingkupi segi fisik, segi afektif dan segi akal-budi maupun iman keluarga itu sehingga menjadi Pewartaan demi Kemuliaan Allah Bapa, demi Penyelamatan manusia. Marilah kita berdoa: “Tuhan, anugerahilah kami Roh Penyembuhan-Mu, demi Penebusan dan demi Penyelamatan dan CintaMu.”
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Kehidupan Ekaristi– Kita berdoa semoga umat Katolik menempatkan perayaan Ekaristi sebagai jantung kehidupan, yang mengubah hubungan antar sesama secara mendalam, dan terbuka pada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama.
Ujud Gereja Indonesia: Kesadaran berpolitik – Kita berdoa, semoga banyak orang muda Katolik terpanggil untuk terjun dalam dunia politik dan menjadi pejabat-pejabat di pemerintahan, agar mereka bisa turut ikut membuat kebijakan demi pembangunan bangsa dan penyelesaian persoalan sosial.
Amin
