Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan Biasa XIV, 13 Juli 2023
P. S. Henrikus
Kej. 44:18-21,23b-29; 45:1-5; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 10:7-15
“Karya Tuhan tidak bisa dikerjakan secara suam-suam kuku atau setengah hati” (Paus Yohanes Paulus II)
Yusuf pernah dipenjarakan karena fitnah dari istri Potifar. Kemudian ia dibebaskan dan pada akhirnya Firaun mengangkat Yusuf yang penuh dengan Roh Allah. Ia dilantik menjadi penguasa seluruh tanah Mesir. Ketika terjadi kelaparan di tanah Kanaan, saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir untuk membeli gandum. Yusuf yang pernah dinistakan karena iri hati saudara-saudaranya, pada akhirnya dapat menerima saudara-saudaranya kembali.
Pada kesempatan itulah mereka bertemu dan Yusuf memperkenalkan siapa dia sebenarnya. Terjadilah perdamaian, yang menghapus segala kekhawatiran dan memulihkan persaudaraan di antara mereka. Jika Roh Allah hadir maka segala perkara menjadi baik adanya.
Perutusan Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Pergilah dan wartakanlah, Kerajaan Surga sudah dekat…” Inilah misi utama para rasul dan semua pengikut Yesus yang terus berlangsung sampai sepanjang zaman. Meski terkadang sulit, bahkan tidak masuk akal, tetapi karya Tuhan tidak ada yang mustahil. Kita harus mengandalkan Tuhan senantiasa.
Inilah konsekuensi kita menjadi utusan-Nya. Orang yang siap diutus harus siap pula meninggalkan segalanya. Dalam Gereja Katolik ada banyak Imam, biarawan/biarawati yang sangat setia, taat melaksanakan tugas perutusan sampai akhir hidup mereka. Mereka berani meninggalkan segala-galanya: keluarga, harta milik, dan siap diutus menjadi abdi Tuhan seumur hidup.
Pewarta awam pun yang dipanggil, dipilih dan diutus oleh Tuhan untuk menjadi pewarta Injil, haruslah mengandalkan gerakan Roh dalam setiap pewartaan. Berdoa, melakukan persiapan dan memutuskan segalanya dalam pimpinan Tuhan. Bukan kehendak sendiri tetapi ketaatan sepenuhnya dalam mewartakan ‘Kerajaan Surga yang sudah dekat’. Siap diutus menjadi murid-murid Kristus dan rasul-rasul Tuhan untuk zaman now.
Jangan lupa untuk mengembalikan segala keberhasilan yang dicapai bagi kemuliaan Tuhan. Karena keberhasilan yang kita capai bukan atas usaha kita sendiri tapi semuanya berkat perutusan yang kita peroleh dari Tuhan
Kita belajar dari Yusuf yang takut akan Tuhan dan melakukan yang benar di hadapan-Nya. Pada akhirnya, ia diangkat menjadi penguasa yang berhasil menyelamatkan bangsa Israel. Semoga sikap Yusuf yang menyerahkan diri secara penuh dalam penyelenggaraan Tuhan dapat menjadi bekal iman dalam perjalanan hidup kita mencapai surga. Agar kita pun senantiasa berpegang kepada Allah dalam seluruh kehidupan kita di dunia ini.
(Alice Budiana – Komunitas Meditasi Katolik Ancilla Domini, Paroki Kelapa Gading – KAJ)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Kehidupan Ekaristi– Kita berdoa semoga umat Katolik menempatkan perayaan Ekaristi sebagai jantung kehidupan, yang mengubah hubungan antar sesama secara mendalam, dan terbuka pada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama.
Ujud Gereja Indonesia: Kesadaran berpolitik – Kita berdoa, semoga banyak orang muda Katolik terpanggil untuk terjun dalam dunia politik dan menjadi pejabat-pejabat di pemerintahan, agar mereka bisa turut ikut membuat kebijakan demi pembangunan bangsa dan penyelesaian persoalan sosial.
Amin
