Renungan Harian Misioner
Minggu, 16 Juni 2023
HARI MINGGU BIASA XV
Yes. 55:10-11; Mzm. 65:10abcd,10e-11,12-13,14; Rm. 8:18-23; Mat. 13:1-23 (panjang)
Kisah dalam Injil hari ini mengajak kira merenungkan Yesus yang mengajar orang banyak dengan menggunakan perumpamaan. Kali ini Yesus mengisahkan perumpamaan mengenai penabur. Mungkin bagi sebagian dari kita yang memiliki pengalaman mengenai hal bercocok tanam, apa yang dilakukan sang penabur dalam perumpamaan Yesus, bisa dibilang kurang masuk akal. Seorang penabur benih tentu akan mempersiapkan tanah atau media tanam terlebih dahulu sebelum menaburkan benih yang dikehendaki dan bukannya menebarkan benih-benih itu begitu saja tanpa memperhatikan sekelillingnya. Namun, perumpamaan mengenai penabur dalam Injil hari ini mengajak kita untuk lebih merenungkan situasi yang terjadi ketika Allah menganugerahkan ‘benih Firman-Nya’ dalam hati manusia.
Allah begitu mengasihi manusia dan Ia mencurahkan Cinta-Nya kepada setiap orang tanpa membeda-bedakan. Masing-masing kita menerima rahmat Allah yang sama. Tanah dalam perumpamaan penabur hari ini mencoba menggambarkan situasi hati yang berbeda-beda dalam diri setiap orang. Melalui kisah tersebut Yesus ingin menyadarkan orang-orang yang mendengarkan pengajaran-Nya situasi apa yang menjadikan benih iman yang ada dalam diri manusia bertumbuh dengan beragam kondisi. Melalui perumpamaan tersebut kita juga diajak untuk merenungkan situasi batin kita dihadapan firman Tuhan. Allah mengasihi kita tanpa syarat dan kita pun dianugerahi kebebasan untuk mewartakan kasih-Nya kepada sesama melalui hidup kita.
Hanya kita yang tahu bagaimana situasi hati kita ketika mendengarkan firman Tuhan. Apakah ketakutan-ketakutan telah menghimpit diri kita sehingga kita merasa kering dan tak mampu bertumbuh dalam iman? Apakah kita membiarkan diri mengikuti godaan arus zaman sehingga iman yang telah kita terima pelan-pelan kehilangan pengaruhnya bagi hidup kita? Atau setelah mengenali situasi batin kita, perlahan-lahan kita sanggup mengubah diri dan membiarkan benih iman itu bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah.
Saudari-saudara terkasih, firman Allah yang dicurahkan dalam hati kita tidak akan pernah menjadi sia-sia. Ia akan selalu menemukan cara agar bertumbuh dan berbuah. Maka marilah dengan rendah hati kita memohon agar kita dimampukan mengubah diri kita dan membiarkan cinta kasih Allah bertumbuh dan berkembang sehingga melalui tutur kata dan tindakan kita, buah-buah iman itu dirasakan oleh banyak orang. Tuhan memberkati.
(Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Kehidupan Ekaristi– Kita berdoa semoga umat Katolik menempatkan perayaan Ekaristi sebagai jantung kehidupan, yang mengubah hubungan antar sesama secara mendalam, dan terbuka pada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama.
Ujud Gereja Indonesia: Kesadaran berpolitik – Kita berdoa, semoga banyak orang muda Katolik terpanggil untuk terjun dalam dunia politik dan menjadi pejabat-pejabat di pemerintahan, agar mereka bisa turut ikut membuat kebijakan demi pembangunan bangsa dan penyelesaian persoalan sosial.
Amin
