Hormat Bakti pada Leluhur Iman

Renungan Harian Misioner
Rabu Pekan Biasa XVI, 26 Juli 2023
P. S. Yoakim dan Ana, Orang tua SP. Maria

dr Rybs Sir. 44:1,10-15; Mzm. 132:11,13-14,17-18; Mat. 13:16-17

Dalam banyak keluarga, Opa dan Oma kerap menjadi dekat sekali dengan cucu: lebih daripada dekatnya si Ibu/Bapak dari cucu itu, yang dulu waktu kecil juga bisa amat disayang oleh orang-tuanya, yang sekarang sudah menjadi Kakek/Nenek. Dalam Injil, tiada berita mengenai relasi Yesus dengan Opa-Omanya, St. Yoakim dan St. Ana, yaitu orang tuanya Bunda Maria: jadi Opa/Oma Yesus. Itulah yang menyebabkan, bahwa dalam perjalanan sejarah, ada devosi kepada St. Yoakim dan St. Ana. Baik kita berbakti pula.

Bacaan I: Sir. 44:1.10-15 mengajak kita mulai dengan hormat kepada para leluhur manusiawi kita. Sebenarnya seluruh tata-kisah Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengandung petunjuk, bahwa iman Israel disambut dalam kebersamaan dengan kakek-nenek dan leluhur agung sejak berabad-abad. Mereka bukan dipandang sekadar sebagai pemberi hidup dan “yang menjaga agar makan-minum Israel” dipelihara; tetapi mereka sungguh mewariskan iman dan tradisi keluarga, yang berharga. Peran kemanusiaan berpadu dengan peran kebaktian iman. Dalam Paskah dan dalam banyak upacara liturgis, umat Israel mengarahkan hati kepada Tuhan, melalui penghormatan kepada para leluhur. Oleh sebab itu, masa kelahiran dipuji-bakti. Pemakaman mereka diberi upacara kultural dan doa.

Mazmur 132 didaraskan antara Bacaan pertama dan kedua dengan nyanyi-bakti bagi Anak Isai, yaitu Raja Daud. Sebab, dia dipandang dengan penuh hormat, sebagai raja, yang diurapi Allah dan selalu dipuja-puji dalam sejarah anak-cucu Abraham-Ishak-Yakub. Tradisi ini dipegang teguh Gereja, dengan penghormatan kepada para santo-santa, beato-beata dan orang terpuji lain, sebagai tanda iman.

Bacaan Injil: Matius 13:16-17 adalah bacaan ringkas, namun mengandung makna yang sungguh mendalam. Sebab, umat di situ diajak menyadari, hubungan antara Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru, bahkan sampai para Nabi dan pewarta iman di masa silam. Di sanalah Gereja mengajak umat di masa sekarang menempatkan Opa dan Oma dari Kanak-kanak Yesus dan Guru Nasaret. Rangkaian sejarah kehidupan itu juga sudah disebutkan di awal Injil. Sekaligus diperlihatkan, bahwa hormat-bakti itu tidak sekadar mengikuti tradisi, yang dipegang teguh banyak suku bangsa dan kebudayaan; tetapi dianggunkan sampai kepada kedudukan mereka menjadi Leluhur Iman. Dari sisi kita, seyogianya kita bersyukur kepada Tuhan, bahwa para Leluhur Manusiawi kita, dengan pelbagai macam cara menghubungkan masing-masing kita kepada iman. Marilah kita bersyukur: “Allah Bapa, penebus umat manusia, terima kasih atas para leluhur, yang kami terima. Berilah berkah supaya kita semakin mendalami kasih sayang kepada mereka sebagai tanda kasih kami. Amin.”

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Kehidupan Ekaristi– Kita berdoa semoga umat Katolik menempatkan perayaan Ekaristi sebagai jantung kehidupan, yang mengubah hubungan antar sesama secara mendalam, dan terbuka pada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama.

Ujud Gereja Indonesia: Kesadaran berpolitik – Kita berdoa, semoga banyak orang muda Katolik terpanggil untuk terjun dalam dunia politik dan menjadi pejabat-pejabat di pemerintahan, agar mereka bisa turut ikut membuat kebijakan demi pembangunan bangsa dan penyelesaian persoalan sosial.

Amin

Tinggalkan komentar