Peran Aktif Mata dan Telinga Mistis

Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan Biasa XVI, 27 Juli 2023
P. S. Pantaleon

Kel. 19: 1-2,9-11,16-20b; MT Dan. 3:52,53,54,56; Mat. 13:10-17

Misi: Mengaktifkan mata dan telinga mistis kita sebagai pengikut Kristus, untuk mengalami, mengetahui, serta mengerti misteri Kerajaan Surga yang menyelamatkan kita. 

Sesama sahabat misioner yang terkasih. Desiran Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk membangun perjumpaan dengan Allah – yang  dengan kekuatan dahsyat-Nya datang menyapa kita. Dan kita tidak hanya mengandalkan suatu perjumpaan dalam rupa pengalaman lahirlah-indrawi semata, melainkan harus bergerak lebih ke dalam ruang perjumpaan yang mistis-spiritual.

Dalam bacaan pertama, Allah dengan kuasa yang dahsyat, turun  untuk menjumpai Musa dan bangsa Israel. Bangsa Israel mengalami kedatangan Allah dalam wujud gemuruh guntur, kilat yang menyala-nyala dan bunyi sangkakala yang dahsyat dan keras. Allah turun ke atas Gunung Sinai berupa api serta asap tebal,  lalu  menemui bangsa Israel di kaki Gunung Sinai. Berhadapan dengan kenyataan ini, bangsa Israel menjadi gemetar- ketakutan dan sujud menyembah Allah. 

Sementara dalam Injil Suci menurut Matius, Yesus meletakkan suatu garis perbandingan bahwa kelompok kedua belas  Murid-Nya adalah mereka yang telah diberi karunia untuk mengenal dan mengetahui rahasia Kerajaan surga. Namun bagi kaum Yahudi yang skeptis dan pesimis terhadap kehadiran-Nya, tidak akan diberi karunia. 

Suatu klausa yang lebih tajam dilontarkan Yesus adalah “sekalipun mereka mendengar dan mendengar namun tidak mengerti, dan sekalipun mereka melihat dan melihat namun tidak menanggap”. Yesus sejatinya mau memberi suatu blue print dalam pernyataan-Nya bahwa pengalaman perjumpaan dengan Allah tidak dikurung dalam suatu ruang perjumpaan  indrawi semata.  Bagi Yesus narasi dalam bentuk perumpamaan sangat efektif digunakan  sesuai dengan konteks bangsa Israel ketika itu, agar mereka bisa mengolah serta mengelola pengalaman lahirlah mereka dengan daya spiritual yang mereka miliki. 

Sesama sahabat misioner yang  terkasih. Dalam pergumulan iman kita, acap kali kita hanya berbangga dengan suatu pengalaman lahiriah dalam perjumpaan dengan Kristus. Kadang kala kita bagaikan umat Israel yang mengalami perjumpaan dengan Allah sebatas pengalaman lahirlah dan indrawi. Kita hanya bisa mendengar dan melihat apa yang terjadi dalam hidup kita, namun tidak mampu mengolah secara baik, benar, efektif dan efisien.

Pada persimpangan kualitas pengalaman yang semata lahiriah itulah, kita membutuhkan kehadiran Yesus untuk membuka mata dan telinga mistis kita, agar perjumpaan kita dengan Allah bisa bergerak melampaui fase lahirlah menuju fase spiritual. Kita diminta untuk menyatukan diri dengan karunia serta anugerah yang telah diberikan Allah kepada kita, melalui Yesus Kristus Sang Guru kita. 

Dalam seluruh pergumulan dan pengolahan hidup kerohanian kita, hendaknya kita mengaktifkan mata serta telinga mistis kita, sehingga apa yang kita lihat akan kita tanggapi dalam gerakan iman kita, dan apa yang kita dengar akan kita kembangkan menjadi suatu pemahaman spiritual dalam terang iman kita.

Sesama sahabat misioner yang terkasih. Sebagai pengikut Kristus kita hendaknya mengolah pengalaman perjumpaan dengan Allah dari tahap lahirlah menjadi tahap mistis-spiritual. Miskinnya makna pengaruh sebuah pengalaman perjumpaan dengan Allah terjadi ketika pengalaman itu kita  lockdown serta lock-up pada bilik lahirlah-indrawi semata. 

Maka sesungguhnya tanggung jawab iman kita adalah berani mengaktifkan serta mengefektifkan mata serta telinga mistis kita untuk mengalami, mengetahui serta memahami Rahasia Kerajaan surga. Amin.

(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Kehidupan Ekaristi– Kita berdoa semoga umat Katolik menempatkan perayaan Ekaristi sebagai jantung kehidupan, yang mengubah hubungan antar sesama secara mendalam, dan terbuka pada perjumpaan dengan Tuhan dan sesama.

Ujud Gereja Indonesia: Kesadaran berpolitik – Kita berdoa, semoga banyak orang muda Katolik terpanggil untuk terjun dalam dunia politik dan menjadi pejabat-pejabat di pemerintahan, agar mereka bisa turut ikut membuat kebijakan demi pembangunan bangsa dan penyelesaian persoalan sosial.

Amin

Tinggalkan komentar