Renungan Harian Misioner
Minggu, 13 Agustus 2023
HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
Why. 11:19a; 12:1-6a,10ab; Mzm. 45:10c-12,16; 1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-56
Hari ini Gereja Katolik merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Sebuah perayaan yang menunjukkan betapa Bunda Maria memiliki peranan begitu besar dalam sejarah keselamatan Allah dan perkembangan iman Katolik. Sebagian dari kita juga memiliki devosi kepada Bunda Maria dan setidaknya pernah mengunjungi tempat-tempat peziarahan yang memberikan perhatian khusus kepada pribadi Bunda Maria.
Kisah yang kita dengarkan hari ini dalam Injil mengajak kita merenungkan peristiwa Bunda Maria mengunjungi saudarinya, Elisabet, yang tengah hendak melahirkan Putra pertamanya. Bagian yang selalu menyentuh hati saya adalah ‘Kidung Maria’ atau Magnificat. Mereka yang terbiasa mendaraskan Ibadat Harian, tentu tidak asing dengan ungkapan syukur Maria tersebut. Salah satu bagian dari Kidung Maria yang menarik bagi saya itu berbunyi demikian, “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia” (Luk 1:48-50).
Ketika saya merenungkan kata-kata Bunda Maria tersebut, saya bertanya-tanya, perbuatan besar apakah yang dialami Bunda Maria sehingga ia sampai pada ungkapan syukur tersebut? Bukankah hidupnya tidak mulus. Ia melahirkan Putra pertamanya dalam kondisi yang sederhana. Begitu ia melahirkan, Maria harus hidup dalam pelarian. Bunda Maria juga harus melihat Yesus, Putranya mengalami banyak hal yang sulit untuk ia pahami. Dan akhirnya, ia harus melihat Putranya sendiri mati dengan cara yang keji. Dan kendati semua itu, Bunda Maria tetap mampu bersyukur.
Apa yang dialami Bunda Maria dalam hidupnya sadar atau tidak merupakan cerminan dari kehidupan kita masing-masing. Bunda Maria, yang melahirkan Yesus, Sang Juruselamat, mengalami kehidupan yang sedemikian rupa namun berusaha untuk tetap berpegang teguh akan imannya. Itulah sebab-Nya Allah memuliakan dia dan mengkuduskan jiwa dan raganya. Bunda Maria merupakan teladan bagi kita umat Kristiani dalam mengimani Yesus Kristus. Betapapun kita tidak pernah benar-benar sendirian dalam mengalami kehidupan yang penuh lika-liku ini. Dan ketika kita mampu berpegang teguh dalam iman, kita pun akan melihat ‘perbuatan-perbuatan besar’ dalam hidup ini serta pada akhirnya bisa berharap memperoleh kemuliaan seperti Bunda Maria yang diangkat ke surga beserta jiwa dan raganya.
(Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Hari Orang Muda Sedunia – Kita berdoa semoga perayaan hari Orang Muda Sedunia di Lisbon dapat membantu orang muda untuk menghidupi dan menjadi saksi Injil dalam kehidupan mereka.
Ujud Gereja Indonesia: Cita-cita kemerdekaan – Kita berdoa, semoga pemerintah, anggota DPR, para elit politik, dan kaum cendikiawan bersama-sama serius memperjuangkan cita-cita kemerdekaan dan keutuhan bangsa, dan tidak saling bertengkar serta saling mencari kesalahan, yang membingungkan masyarakat dan memecah belah kesatuan serta kerukunan.
Amin
