Santa Maria Ratu

Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan Biasa XX, 22 Agustus 2023
P. S. SP Maria

Hak. 6:11-24a; Mzm. 85:9,11-12,13-14; Mat. 19:23-30; atau dr Rybs

Secara tradisional, Ratu adalah Ibu dari Raja. Maka ungkapan St. Maria Ratu menunjuk kepada Maria, sebagai pengakuan, bahwa Tuhan Yesus adalah Raja kita. Dengan cara itu, Gereja menyatukan Mario-logi dan Kristo-logi secara agung demi Kemuliaan Ilahi, yang memenuhi Maria dengan Berkah Allah. Jadi Pesta ini juga mempunyai warna teologis juga. Dalam refleksi dapatlah kita memberi hormat kepada Perawan Maria dengan rendah hati, namun juga menempatkannya dalam kerangka iman Kristiani, secara penuh sikap bakti. 

Bacaan I: Hk. 6:11-24a, merupakan kenangan pada masa, ketika anak cucu Abraham Ishak Yakub pulang dari pembuangan. Banyak umat Israel putus asa, namun banyak pula yang penuh kesetiaan menjadi apa yang disebut “sisa-sisa Suci”. Mereka menantikan kedatangan Mesias. Baktinya kepada Allah memenuhi hati. Di antara mereka itu, hadirlah Perawan Maria dari Nasaret. Di tengah hidup yang berat itu, mereka yakin akan kemurahan hati Allah. Mereka penuh iman akan kerahiman Allah. Dalam suasana itu, Allah menunjukkan bahwa Yang Maha Agung melimpahkan berkah dan dekat dengan umat. 

Refleksi kita: dalam duka derita yang panjang, siapkah kita untuk terus beriman kepada Allah? 

Tanggapan: Mazmur 85, menunjukkan semangat anak cucu Nabi Daud yang menjaga kasih dan kesetiaan kepada Allah. Sebab mereka yakin, bahwa Allah sejak awal mula senantiasa menuntun umat-Nya, tanpa sela senantiasa melingkupkan lengannya untuk menyelamatkan umat Allah secara lahir maupun batin. Dari umat disampaikan undangan agar senantiasa membuka hati demi kedamaian seutuh diri dan bangsa sepenuh-penuhnya.

Bacaan Injil: Matius 19:23-30, mengajak kita memasuki hati umat sisa-sisa Suci, seperti dialami oleh Perawan Maria dari Nasaret, yang menyiapkan diri menyambut Sang Penebus demi keselamatan para pendosa secara rendah hati. Keterbukaan yang diresapi kerendahan hati itu, hanya mungkin terjadi karena Roh Kudus memenuhi hati Ratu Maria. Tiada keraguan dan tiada ketakutan pada duka derita masa itu, yang dapat mengecilkan iman kepada Allah Bapa: itulah sebabnya, Maria mau menyambut Sang Putra dengan kesediaan hati, mengatasi segala pertanyaan seputar tugas menjadi Ibu Sang Penebus. Kita juga boleh bersyukur, bahwa Yusuf dari Nasaret siap siaga untuk mendampingi tunangannya menanggung pengutusan Maria, menjadi Bunda Yesus serta mendampingi pengutusan sampai akhir hayat. 

“Salam Maria penuh rahmat…”

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalHari Orang Muda Sedunia – Kita berdoa semoga perayaan hari Orang Muda Sedunia di Lisbon dapat membantu orang muda untuk menghidupi dan menjadi saksi Injil dalam kehidupan mereka. 

Ujud Gereja IndonesiaCita-cita kemerdekaan – Kita berdoa, semoga pemerintah, anggota DPR, para elit politik, dan kaum cendikiawan bersama-sama serius memperjuangkan cita-cita kemerdekaan dan keutuhan bangsa, dan tidak saling bertengkar serta saling mencari kesalahan, yang membingungkan masyarakat dan memecah belah kesatuan serta kerukunan. 

Amin

Tinggalkan komentar