Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan Biasa XXI, 29 Agustus 2023
Wafatnya S. Yohanes Pembaptis
dr Rybs Yer. 1:17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mrk. 6:17-29
Perjanjian Lama menyajikan banyak Utusan Allah, yang sedemikian mensyukuri cinta Allah, sehingga mengorbankan segalanya (termasuk hidup) demi Kemuliaan Allah. Singkatnya “SEGALANYA BUAT ALLAH”, termasuk ‘hidup-mati’. Yohanes Pembaptis mempersembahkan hidup matinya demi Keagungan Ilahi, melampaui rIsiko yang terburuk di tengah publik. Bagi kita, sekarang pun, sikap dasar serupa dengannya, juga dapat kita saksikan, dipersembahkan oleh santo dan santa, yang ditetapkan Gereja sebagai kudus. Betapa agung Tuhan.
Bacaan I: Yer. 1:17-19, menunjukkan bagaimana Allah mempersiapkan hati Yeremia, supaya dirinya menyiapkan diri untuk menjadi utusan Allah dengan kata dan perbuatan; sampai titik darah yang terakhir. Untuk melaksanakannya, Yeremia diteguhkan hatinya, agar tidak takut apa pun dan tidak merasa gentar. Dirinya dijaga oleh Allah menghadapi segala kemungkinan dalam mewartakan Kebaikan dan Kehendak Allah. Dalam seluruh jalan hidupnya, Tuhan senantiasa mendampingi sehingga berani menghadapi apa pun.
Refleksi kita: dalam situasi dan kondisi fisik, sosial maupun religius, Roh memberi Kekuatan kepada kita. Oleh sebab itu, kita boleh bersiteguh menjalankan Pewartaan Kehendak Allah tanpa gentar.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 71, mau menyemangati kita dalam menjalankan pengutusan Allah. Tuhan tahu kekuatan kita dan kelemahan kita pula. Namun, Ia senantiasa ada di samping kita. Kita boleh percaya: Yang Maha Adil dan Maha Kasih tidak akan meninggalkan kita sedikit pun. Allah adalah benteng bagi kita menghadapi bahaya apa pun. Tidak ada orang yang terlalu membahayakan. Tuhan melindungi kita seutuhnya. Dalam keseluruhannya, Allah juga akan menjaga lidah kita, supaya dapat menjadi saksi-Nya dan terus menerus membimbing selalu.
Bait Pengantar Injil: Mat. 5:10, MEMBESARKAN HATI PARA MURID KRISTUS, yang dijamin selalu ada dalam perlindungan Kerajaan Surga.
Bacaan Injil: Mrk. 6:17-29 memaparkan kisah Kesaksian Yohanes Pembaptis dalam membela Kekudusan Keluarga Allah, kenakalan istri Kedua Herodes dan keraguan Herodes dalam membela kesucian. Yohanes memberi teladan, agar dalam situasi dan kondisi di zaman sekarang pun, kita menjaga moralitas Murid Kristus, keteguhan menguduskan moralitas publik demi kesucian Bakti Sosial, kesiapan kita semua dalam masyarakat. Juga bersama orang dari pelbagai aliran moral, kita dipanggil untuk mengikuti teladan Yohanes, dengan pelbagai macam risiko. Banyak martir modern, yang tidak henti-hentinya disebut sebagai pribadi, yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya Harta Berharga dalam Hidup.
Refleksi kita: sejauh manakah kita siap untuk mengucapkan pendirian iman dan memanggul risiko habis-habisan membangun Kerajaan Surga? Siagalah.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Hari Orang Muda Sedunia – Kita berdoa semoga perayaan hari Orang Muda Sedunia di Lisbon dapat membantu orang muda untuk menghidupi dan menjadi saksi Injil dalam kehidupan mereka.
Ujud Gereja Indonesia: Cita-cita kemerdekaan – Kita berdoa, semoga pemerintah, anggota DPR, para elit politik, dan kaum cendikiawan bersama-sama serius memperjuangkan cita-cita kemerdekaan dan keutuhan bangsa, dan tidak saling bertengkar serta saling mencari kesalahan, yang membingungkan masyarakat dan memecah belah kesatuan serta kerukunan.
Amin
