Hakim Ilahi

Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Biasa XXII, 04 September 2023
P. S. Rosa dr Viterbo

1Tes. 4:13-17a; Mzm. 96:1,3,4-5,11-12,13; Luk. 4:16-30

Dalam banyak perselisihan di tengah keluarga, organisasi atau masyarakat luas, kerap kali dibutuhkan seorang wasit atau hakim. Untuk masalah religius atau imani, diperlukan Hakim Ilahi. Di kebanyakan agama, diakui peran Allah yang akan mengadili segala perbuatan besar, sebagai HAKIM ILAHI. Dengan demikian, maka para Dua Belas Rasul, kerap kali mengarahkan diri kepada Guru Nasaret, untuk memperhatikan, bagaimana dicerminkannya KEADILAN DARI HAKIM ILAHI, dalam hal-hal yang mengatasi perbedaan paham antara kelompok religius dan keagamaan. Refleksi kita: sejauh manakah kita siap menghadap kepada Hakim Ilahi dalam perjalanan menghadapi Bapa di surga? 

Bacaan Pertama: 1 Tes. 4:13-17, keutamaan Pengharapan digarisbawahi Paulus dalam suratnya kepada murid-muridnya di Tesalonika. Yang dipentingkannya adalah bahwa iman kepada Tuhan Yesus Kristus, tidak hanya menyangkut kekaguman kepada kebijaksanaan Guru Nasaret itu. Yang terpenting adalah, bahwa menuju ke Muara Akhir ziarah kita kepada Allah Bapa di surga, kita harus mempertanggungjawabkan keputusan kita untuk berbakti atau menolak bakti kepada Allah. Dalam muara Jalan Bakti kepada Tuhan, kita perlu siap untuk menghadapi Hakim Ilahi, yang akan menilai sikap dasar dalam hidup kita maupun sikap kita kepada sesama, serta sikap umum kita kepada alam semesta. Kepada murid-muridnya, Paulus menyampaikan pengarahan, bahwa harus memiliki pengharapan, bahwa Tuhan akan penuh kerahiman, namun juga menuntut tanggung jawab. 

Refleksi kita: kita, sebagai orang beriman, perlu mampu memilah-milah dan memilih dalam melangkah dalam hidup untuk jelas memilih Allah. 

Mazmur Tanggapan: Mzm. 96: 1.3-5.11-13, menyadarkan kita, bahwa keadilan terakhir akan kita peroleh dari Allah Yang Mahabijaksana; pun kalau kita di dunia dapat saja menutup-nutupi ketidakadilan kita. Keadilan Ilahi adalah ukuran terakhir, yang akan menentukan sejauh manakah kita akan menghadapi ‘benar-salahnya’ langkah kita di dunia: sendirian, dalam keluarga, dalam komunitas sampai kepada alam semesta demi Allah. 

Bait Pengantar Injil: Luk. 4:18, dalam menghadapi Hakim Ilahi, kita perlu berpegang teguh dengan kepercayaan, bahwa Roh Tuhan menyertai kita dalam setiap kata, setiap langkah serta dalam setiap kita mengambil keputusan untuk memahami dan menjalankan Kehendak Allah Bapa. 

Bacaan Injil Luk. 4:16-30, penjelmaan Sang Putra menempatkan-Nya di tengah anak-cucu Abraham-Ishak-Yakub dengan aneka konteksnya. Salah satu yang dikemukakan Lukas adalah “Membaca Sabda Allah” di Rumah Doa. Itu tradisi biasa. Dalam seluruh adat kebiasaan itu, orang menempatkan Yesus sebagai bagian dari masyarakat. Dalam situasi itu, Yesus berhadapan dengan orang-orang bermacam-macam: termasuk mereka yang kurang percaya kepada ‘tetangganya itu’. Di situlah bagian kemanusiaan dari Penjelmaan, yang dikenakan oleh Sang Putra. Yesus ingin membuka Diri-Nya, namun, banyak orang sangsi. Hal serupa juga dapat terjadi, apabila kita belajar membaca Alkitab: betapa sering kita harus benar-benar cermat mempelajari Sabda Tuhan. Sangat Perlulah kita dengan rendah hati dan dengan tulus hati pula, memohon hadirnya Roh Kristus, supaya dapat mengerti Kehendak Allah. 

Refleksi kita: kalau kita memandang Alkitab, sejauh manakah kita menembus ilmu sastra, budaya dan teologi untuk sampai kepada Allah sendiri, yang bersabda? Di situ perlulah kita membuka hati pada Roh Kristus. Kita memohon Iman, secara bersahaja dan siap menyambut misteri Ilahi agar supaya bagi diri kita sendiri, kita mendengarkan Sabda HAKIM ILAHI sepenuh hati dalam kasih.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalMereka yang terpinggirkan – Kita berdoa bagi saudara-saudara kita yang terpinggirkan, dan berada dalam situasi yang tidak manusiawi, semoga mereka tidak diabaikan oleh lembaga-lembaga masyarakat dan tidak dipandang lebih rendah dan kurang diperlukan. 

Ujud Gereja IndonesiaInspirasi pengampunan – Kita berdoa, semoga kita rajin membaca dan menggali inspirasi dari Kitab Suci tentang pertobatan, sehingga kita disadarkan, bahwa manusia siapa pun mempunyai hak untuk diampuni, jika mau menyesali kesalahannya, dan mohon pengampunan dari Tuhan yang Maha Rahim. 

Amin

Tinggalkan komentar