Mengenal YESUS: Mengenal Diri dan Panggilan 

Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan Biasa XXII, 07 September 2023
P. S. Sistus II, S. Kayetanus

Kol. 1:9-14; Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 5:1-11

Simon menjawab: “Guru, sepanjang malam kami telah bekerja keras, tetapi tidak menangkap apa-apa. Namun karena perkataan-Mu itu, aku akan menebarkan jala (Lukas 5:5).

Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang peristiwa panggilan murid Yesus. Saat berada di pantai Danau Genesaret, Yesus melihat dua perahu berlabuh dan menaiki perahu Simon, lalu mengajar orang-orang yang mengikuti-Nya. Setelah selesai mengajar, Yesus meminta Simon untuk kembali membawa perahunya ke tempat yang lebih dalam dan melemparkan jala untuk menangkap ikan. Simon, mungkin merasa skeptis atau lelah setelah hari yang sulit tanpa hasil. “Bagaimana mungkin seorang tukang kayu mengajari seorang nelayan tentang cara menangkap ikan?”Mungkin begitulah gambaran pikiran Simon saat Yesus menyuruh dia menangkap ikan, saat dia dan teman-temannya telah sepanjang malam bekerja keras tanpa hasil. Namun, Simon menuruti perintah Yesus dengan mengatakan, “…Namun, karena perkataan-Mu itu, aku akan menebarkan jala” (Lukas 5:5).  

Ketika mereka menebarkan jala, banyak ikan yang bisa dijaring oleh jala Simon dan kawan-kawan, bahkan mereka sampai kewalahan dan meminta teman-temannya untuk membantunya. Melihat keadaan yang di luar nalar ini, Simon menyadari bahwa dia berada di hadapan kekuatan yang luar biasa. Sikap sok tahunya berubah menjadi rasa malu dan gentar ketika melihat Yesus berdaulat atas ikan di laut Genesaret. Berhadapan dengan Yesus dan mengalami kuasa-Nya membuat Petrus menyadari keberadaan dirinya yang berdosa dan berkata, “Tuhan, pergilah dariku, karena aku ini orang berdosa” (Lukas 5:8).

Momen bertekuk lututnya Simon ini adalah momen penting dalam hidup dan panggilannya sebagai murid Kristus. Dalam peristiwa ini, Simon menyadari bahwa Yesus bukan hanya seorang guru atau nabi biasa, tetapi Tuhan yang hidup dan berkuasa atas segala sesuatu di dunia ini. Setelah mendengar pengakuan Simon, Yesus memanggilnya untuk menjadi penjala manusia. Pada titik ini, secara tidak langsung, Simon mendapat misi dari Tuhan untuk menjadi penjala manusia, menjadi pewarta Sabda-Nya dan menjadi saksi-Nya di dunia ini. 

Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari panggilan Simon ini: pertama ialah Ketaatan dan Iman. Simon awalnya ragu untuk menuruti perintah Yesus, tetapi ketika dia menuruti perkataan Yesus, hasilnya sangat ajaib. Hal ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan dan iman dalam mengikuti panggilan Allah, bahkan ketika kita merasa ragu. Perintah Allah adalah yang terbaik dalam hidup kita.

Kedua, adalah tentang kesadaran diri dan kerendahan hati: Simon menyadari dosanya di hadapan Allah. Kerendahan hati adalah langkah pertama menuju pertobatan dan persekutuan yang lebih dalam dengan Tuhan. Hal ketiga yang sebenarnya menempati posisi utama ialah panggilan Allah. Yesus memanggil Simon untuk menjadi “penjala manusia,” yang merupakan panggilan untuk melayani Allah dan sesama manusia seumur hidupnya. Setiap kita pada dasarnya dipanggil Allah kepada kekudusan dengan cara yang unik dan berbeda-beda. Pilihannya ada pada kita, apakah kita mau menanggapi panggilan Allah ini atau malah mengabaikannya. Melalui kisah Simon kita diajak untuk lebih rendah hati dan siap untuk mendengar dan menjalani panggilan Alah. 

Hal keempat dan juga yang terpenting ialah kemurahan hati Allah. Setelah Simon menyadari dosanya dan meminta Yesus menjauhinya, Yesus justru tidak memperhatikan dosa-dosa Simon. Yesus malah memanggilnya untuk menjadi murid-Nya, menjadi penjala manusia. Pada titik ini, perlu disadari bahwa kita dipilih menjadi pengemban misi Yesus di dunia, bukan karena kita yang memilih untuk menjadi pewarta; bukan karena kita mampu melakukan perkara besar tetapi karena kita dimampukan oleh rahmat dan kuasa Allah; bukan karena kita merasa suci tetapi karena kita mau mengakui dosa kita dan menerima anugerah Allah. 

Setiap kita dipanggil Tuhan menjalankan misi-Nya di dunia sebagai murid dan pewarta kabar gembira-Nya ke seluruh penjuru dunia. Dalam kenyataannya, kita kadang meragukan panggilan Allah ini, meninggikan ego kita dengan menempatkan usaha manusiawi kita di atas segalanya. Kita kadang percaya bahwa misi pelayanan kita hanya akan terlaksana murni karena usaha kita sendiri. Kita lupa bahwa dalam pelayanan misi itu, Allah dengan seluruh kemurahan hati-Nya menopang dan berjalan bersama kita. 

Misi sederhana yang dapat kita buat ialah mempercayakan semua karya misi (pelayanan di Gereja dan pekerjaan) kepada kuasa Allah yang menakjubkan. Kita diajak meneladan sikap Simon yang dengan rendah hati bertekuk lutut di hadapan Yesus, memohon pengampunan-Nya melalui doa harian yang tekun dan dalam penyerahan diri yang total melalui pelayanan kasih.

Semoga kita semua dapat menjawab panggilan-Nya dengan setia dan dengan hati yang tulus.

(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalMereka yang terpinggirkan – Kita berdoa bagi saudara-saudara kita yang terpinggirkan, dan berada dalam situasi yang tidak manusiawi, semoga mereka tidak diabaikan oleh lembaga-lembaga masyarakat dan tidak dipandang lebih rendah dan kurang diperlukan. 

Ujud Gereja IndonesiaInspirasi pengampunan – Kita berdoa, semoga kita rajin membaca dan menggali inspirasi dari Kitab Suci tentang pertobatan, sehingga kita disadarkan, bahwa manusia siapa pun mempunyai hak untuk diampuni, jika mau menyesali kesalahannya, dan mohon pengampunan dari Tuhan yang Maha Rahim. 

Amin

Tinggalkan komentar