Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Biasa XXIV, 18 September 2023
P. S. Yosef Cupertino
1Tim. 2:1-8; Mzm. 28:2,7,8-9; Luk. 7:1-10
Salah satu doa, yang rasanya tidak bakal terlupakan dalam khasanah bakti kita adalah Doa Permohonan. Oleh sebab itu, perlulah kita secara lebih cermat, merenungkan, apa artinya DOA PERMOHONAN. Kita tahu, bahwa Allah itu Pemurah. Oleh sebab itu, kita mempunyai kepercayaan, bahwa Allah senantiasa menyelenggarakan hidup kita; pun kalau kita tidak secara eksplisit memohonnya. Marilah kita ingat, bahkan dalam Kita Kejadian 1:2 dipaparkan, bahwa Roh Ilahi sudah sejak amat dini melingkupi kita: ketika kita belum memintanya. Kej. Bab 3 menyajikan pula Kehendak Allah, bahwa Yang Maha Bijak berkenan akan menguduskan umat manusia, bahkan beberapa saat sesudah dosa perdana dilakukan. Ya, betapa Allah mengasihi kita.
Refleksi kita: sejauh manakah kita mengimani cinta kasih Allah?
Mazmur 28:2,7,8-9, dipetik sebagai pangkal doa hari ini, untuk meneguhkan kita, betapa Allah menguatkan kita dan kita tidak perlu khawatir sedikit pun, betapa kasih sayang-Nya melingkupi kita sejak kapan pun dan di mana pun serta dalam situasi dan kondisi yang bagaimana pun.
Refleksi kita: Tuhan adalah peneguh hidup kita. Percayakanlah seluruh hidup kepada Tuhan.
Bacaan I: 1 Tim. 2:1-8, mengajak kita menyadari, bahwa sejak sangat dini dalam tradisi Gereja, Allah senantiasa diberi syukur dan senantiasa kita mohon untuk melindungi kita, tanpa kurang sedikit pun. Yang penting, perlulah kita ingat, bahwa hal itu perlu kita yakini, karena Sang Putra, yang kita yakini menjadi dasar atas kepercayaan kita. Artinya, bukanlah kehebatan doa kita atau keunggulan rumusan atau nyayian doa permphonan kita, tetapi kerahiman dan kasih karunia Allah, yang menguatkan kita dan permohonan. Dengan demikian, kita yakin akan kebaikan hati Allah. Percayalah sepenuh-penuhnya. Hanya dalam keyakinan itulah doa permohonan kita mempunyai makna.
Refleksi kita: “Roh Ilahi, bantulah kami agar selalu beriman”.
Bacaan Injil: Lukas 7:1-10, orang Yahudi kerap kali beranggapan, bahwa merekalah yang beriman paling baik. “Gentiles” (Orang Non-Yahudi) kerap kali dianggap sebagai orang yang ‘kurang beriman’. Kutipan Injil Lukas hari ini memperlihatkan seorang ‘asing’ yang ternyata penuh dengan iman kepada Tuhan Yesus. Sikap itu diungkapkannya secara terbuka di hadapan umum, mengenai kepentingan karyawannya. Oleh sebab itu, Tuhan amat berkenan kepadanya. Sementara itu, menjadi sangat jelas, bahwa permohonan orang itu dikabulkan, hanyalah karena kebaikan hati Tuhan Yesus. Oleh sebab itu, seyogianya kita menjaga baik-baik kerendahan hati kita dan juga sikap “tahu diri”, bahwa dasar utama terkabul – atau – tidaknya doa kita hanyalah karena Kemurahan Hati Allah. Dalam sikap itu, kita boleh mempercayakan segala permohonan kita. Kita bahkan boleh percaya, bahwa Allah akan berbelas kasih kepada kita, bahkan kalau permohonan kita belum terucapkan.
Refleksi kita: kita diingatkan untuk menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah. Percayalah sepenuhnya kepada-Nya.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Mereka yang terpinggirkan – Kita berdoa bagi saudara-saudara kita yang terpinggirkan, dan berada dalam situasi yang tidak manusiawi, semoga mereka tidak diabaikan oleh lembaga-lembaga masyarakat dan tidak dipandang lebih rendah dan kurang diperlukan.
Ujud Gereja Indonesia: Inspirasi pengampunan – Kita berdoa, semoga kita rajin membaca dan menggali inspirasi dari Kitab Suci tentang pertobatan, sehingga kita disadarkan, bahwa manusia siapa pun mempunyai hak untuk diampuni, jika mau menyesali kesalahannya, dan mohon pengampunan dari Tuhan yang Maha Rahim.
Amin
