Maukah Kita Menderita Bersama TUHAN?

Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Biasa XXV, 30 September 2023
P. S. Hieronimus

Za. 2:1-5,10-11a; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Luk. 9:43b-45; atau dr RUybs

Perikop Injil yang kita renungkan hari ini (Luk. 9: 43b-45) sulit dimengerti tanpa memahami pesan menyeluruh dari Injil Lukas. Dalam perikop ini Lukas hanya melaporkan bahwa para murid tidak mengerti arti perkataan Yesus, “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.”  Meskipun mereka tidak mengerti arti perkataan itu, mereka tidak berani menanyakannya kepada Yesus. Kisah berhenti sampai di situ.

Mari kita cermati Injil Lukas secara keseluruhan. Perikop singkat yang kita baca hari ini merupakan ‘Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus’. Pemberitahuan pertama kita dapatkan dalam Luk. 9:22: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,  lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Yesus menyampaikan sekali lagi tentang hal yang sama dalam Luk. 17:25 ketika Ia berbicara tentang kedatangan Kerajaan Allah: “Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.” Meskipun Yesus menyampaikan hal yang sama sampai tiga kali, selama Yesus masih hidup para murid-Nya tidak mengerti arti perkataan itu.

Para murid baru mengerti arti perkataan Yesus setelah Ia bangkit dan menampakkan diri kepada dua orang murid yang berjalan menuju Emaus. Saat itu Yesus sendiri menjelaskannya kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?’ Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.” (Luk. 24: 25-27). Saat mendengarkan penjelasan tentang apa yang harus terjadi pada diri Mesias, dua murid itu belum menyadari bahwa orang asing yang memberi penjelasan itu adalah Yesus Yang Bangkit. Baru setelah Yesus ‘memecahkan roti dan menghilang’ mereka menyadarinya lalu berkata, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (Luk. 24:32).

Dengan penjelasan di atas, sekarang kita mengerti apa maksud perkataan Yesus dalam Luk. 9:44 yang kita renungkan hari ini, yaitu bahwa Yesus harus menderita, disalibkan sampai mati dan akhirnya pada hari ketiga dibangkitkan oleh Bapa-Nya untuk menebus dosa-dosa manusia. Yesus saat Ia masih bersama murid-Nya sadar penuh tentang apa yang akan terjadi pada diri-Nya namun Ia tidak melarikan diri dari penderitaan yang akan menimpa-Nya itu karena inilah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan umat manusia yang dicintai-Nya. Apakah tanggapan kita? Sebagai ungkapan terima kasih kepada Yesus, maukah kita menderita bersama-Nya demi keselamatan kita dan keselamatan umat manusia pada umumnya saat penderitaan hidup datang?

(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalMereka yang terpinggirkan – Kita berdoa bagi saudara-saudara kita yang terpinggirkan, dan berada dalam situasi yang tidak manusiawi, semoga mereka tidak diabaikan oleh lembaga-lembaga masyarakat dan tidak dipandang lebih rendah dan kurang diperlukan. 

Ujud Gereja IndonesiaInspirasi pengampunan – Kita berdoa, semoga kita rajin membaca dan menggali inspirasi dari Kitab Suci tentang pertobatan, sehingga kita disadarkan, bahwa manusia siapa pun mempunyai hak untuk diampuni, jika mau menyesali kesalahannya, dan mohon pengampunan dari Tuhan yang Maha Rahim. 

Amin

Tinggalkan komentar