Hari ketiga kegiatan Pernas III T-SoM angkatan ke-3 dibuka dengan misa konselebrasi yang dipimpin oleh RD. Fransiskus Yunarvian Dwi Putranto.
Ada tiga kegiatan utama pada hari terakhir Makassar Action ini. Pertama, akan ditayangkan video hasil kreasi para remaja T-SoM saat berkegiatan live-in. Mereka diberi kesempatan untuk tampil mempresentasikan isi video tersebut. Kedua, setelah makan siang ada acara outing ke Benteng Somba Opu dan Pantai Losari. Ketiga, para remaja akan mengikuti misa yang dipimpin langsung oleh Bapa Uskup KAMS, yaitu Mgr. Johannes Liku Ada. Dan seperti biasa, di penghujung hari kegiatan akan ditutup dengan menulis refleksi.

Kedua belas kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan video mereka masing-masing. Mereka memberikan gambaran situasi tempat live-in, lalu masalah sosial yang ditemukan di sana dan analisa mereka mengenai penyebabnya. Para remaja diajak untuk mengasah kepekaan mereka dalam menganalisa lingkungan tempat mereka berada. Mereka juga diajak berani untuk memberikan pendapat mereka, terkait prinsip mana dari Ajaran Sosial Gereja (ASG) yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah yang ada. Tak ketinggalan mereka juga mengungkapkan hasil pengamatan mereka mengenai hal-hal yang telah sesuai dengan prinsip ASG yang mereka temukan di tempat live-in.

Dalam evaluasinya setelah semua kelompok selesai mempresentasikan video karya mereka, RD. Junarto Timbang, Dirdios Keuskupan Agung Makassar, yang biasa dipanggil Romo Jun memberikan komentar bahwa video para remaja masih dirasakan kurang, belum menggambarkan refleksi yang mendalam. Kesannya baru menyampaikan apa yang dilakukan para remaja saat live-in itu.

Romo berpesan bahwa kita harus sampai kepada pertanyaan: bagaimana dan mengapa? Ketika kita mampu menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana, itu menunjukkan bahwa kita telah melakukan refleksi yang mendalam. Misalnya, “Mengapa orang bekerja? Mengapa aku berada di sana? Bagaimana pekerjaan itu terjadi?”
Romo Jun melemparkan beberapa pertanyaan kepada para remaja T-SoM untuk memancing pendapat mereka. “Mengapa akhirnya kalian bekerja?” Beragam jawaban diberikan mereka: untuk mendapatkan uang, untuk mendapatkan pengalaman, untuk menjalankan prinsip ASG, agar memiliki hidup yang layak, supaya bisa kaya… Kemudian Romo melemparkan pertanyaan lain, “Pernahkah kalian tidak berbuat apa-apa? Apa yang kalian rasakan?” Para remaja menjawab: mengantuk, bosan, bad mood, tidak nyaman…
Para remaja diajak untuk menyadari bahwa inti yang ingin dicapai dari kegiatan live-in tersebut dengan turun langsung ke tempat kerja adalah: beraksi atau action! Saat mereka turun berinteraksi secara langsung dengan orang-orang dari lingkungan dan latar belakang berbeda, mereka diharapkan dapat memperhatikan. Karena hanya dengan mau memperhatikan atau menunjukkan kepedulian, maka kita akan bisa mengamalkan Ajaran Sosial Gereja.
Romo menjelaskan empat tahapan untuk mengamalkan ASG: pertama dengan memperhatikan orang-orang sekitar dan apa yang terjadi, lalu kemudian melakukan komunikasi. Dengan adanya komunikasi maka para remaja akan dapat memahami orang lain dan akhirnya bisa sampai kepada kasih. Harapannya para remaja dapat pulang ke keuskupan masing-masing dan memberikan apa yang dimiliki oleh dirinya kepada orang lain.

RD. Markus Nur Widipranoto, Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia sebelum berpamitan karena harus meninggalkan kegiatan lebih awal dikarenakan akan menghadiri pembukaan bulan misi di Keuskupan Bogor, menyempatkan diri berbincang dengan para remaja.
Romo Nur mengingatkan bahwa Pernas T-SoM Angkatan ketiga telah dirancang sedemikian rupa dengan tujuan khusus. Pada Pernas I, yaitu: Surabaya Friendship, para remaja diajak membangun persahabatan dengan teman-teman mereka. Lalu Pernas II, yaitu: Muntilan Prayer, para remaja diajak membangun persahabatan dengan Tuhan. Sementara Pernas III ini, yaitu: Makassar Action, para remaja diajak membangun persahabatan dengan orang-orang pekerja atau lingkungan sosial mereka. Nanti pada Pernas IV: Mentawai Pilgrimage yang rencananya akan diadakan tanggal 21-28 Desember, para remaja T-SoM angkatan 3 akan diajak berbagi berkat dengan penduduk di Mentawai. Pada Pernas IV selain akan ditemani para Dirdios, para remaja akan didampingi langsung oleh Bapa Uskup Keuskupan Padang, Mgr. Vitus Rubianto Solichin, SX. Romo Dirnas berpesan agar para remaja menyiapkan diri dan menjaga Kesehatan mereka.

Di ujung perbincangan, RD. Ferdinandus Paulus Niki Towary atau yang akrab dipanggil Romo Nando dipersilahkan maju ke depan untuk memperkenalkan diri. Romo Nando akan menggantikan RD. Junarto Timbang sebagai Direktur Diosesan KKI untuk KAMS, mulai November 2023.
Romo Nur juga menitipkan pesan agar ketika berjumpa Bapa Uskup KAMS, Mgr. Johannes Liku Ada sore nanti, para remaja menggunakan kesempatan tersebut untuk berdialog dengan Bapa Uskup. Sebelum meninggalkan lokasi, Romo Nur sempat berfoto-foto bersama para remaja di halaman wisma.
(Budi Ingelina – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)
