Kasih KRISTUS Menuntun Gereja Menghadapi Perubahan Zaman

Hari Ke-27
Jumat Biasa XXIX, 27 Oktober 2023
Peringatan : S. Frumensius

Bacaan: Rm. 7:18-25a
Injil: Luk. 12:54-59

“Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?”
(Lukas 12:56)

Zaman telah banyak berubah. Dulu, pergumulan manusia lebih tertuju pada hal-hal esensial yang menyangkut kelangsungan hidup, seperti: makan-minum dan tempat berteduh. Kini, yang dipersoalkan manusia semakin banyak dan rumit. Sikap mempertanyakan dan meragukan memang bisa menjadi tanda kemajuan pemikiran. Namun, jika semakin banyak keraguan yang muncul, apakah itu bukan tanda kemunduran iman? 

Siapa aku? Apa tujuan hidupku? Apa yang harus kulakukan dalam hidup ini? Apa yang akan terjadi pada masa depanku? Pertanyaan-pertanyaan ini sering menjadi pergumulan, terutama bagi orang-orang muda. Bisa kita lihat, terjadi pergeseran urgensi hal-hal yang penting bagi manusia. Dari urusan perut menjadi persoalan yang terkait dengan diri: jati diri, ekspresi dan pencapaian. Namun, meskipun teknologi semakin maju dan pengetahuan manusia semakin banyak, itu tidak kemudian membuat orang-orang zaman sekarang lebih mudah menjawab persoalan-persoalan hidup mereka. Sebaliknya, manusia sekarang mudah galau, bingung dan rapuh. Bahkan hingga mengakibatkan tumpulnya kepekaan akan keberadaan Tuhan, Sang Pencipta. Iman menjadi barang langka, seakan posisi dan perannya tergerus waktu. 

Banyak bangunan gereja terlihat kosong, dingin dan senyap di negara-negara tertentu. Ke mana isinya? Di mana rohnya? Apakah kini manusia terlalu sibuk dengan masalah hidupnya, hingga tak punya waktu lagi untuk Tuhan? Ataukah kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan telah merebut dan menggantikan peran Tuhan dalam kehidupan manusia?

Kita harus berhati-hati dan peka. Tuhan mengingatkan manusia untuk menilai zaman. Sosok Tuhan kini semakin memudar dari kehidupan, bahkan tak dikenal lagi oleh sebagian orang. Apa yang hendak disampaikan oleh tanda-tanda zaman ini? Seorang pemuda mengaku telah dibaptis, namun ia merasa bukan lagi seorang Katolik, melainkan seorang agnostik. Jika ateis  adalah orang yang tidak percaya akan Tuhan, agnostik merupakan orang yang berpandangan bahwa kebenaran tertinggi (termasuk Tuhan) tidak dapat diketahui. Saya tidak tahu apakah Tuhan itu ada atau tidak, dan saya tidak peduli apakah Tuhan itu ada atau tidak. Ada kesombongan tersembunyi dalam ketidakpedulian itu.

Pengetahuan sehebat apapun takkan mampu menjelaskan keberadaan Tuhan. Tak kasat mata bukan berarti tidak ada. Cinta pun tak terlihat, bukan? Tapi bisa dirasakan. Seorang anak muda yang jatuh cinta, hatinya berbunga-bunga, merasa bahagia setiap kali berjumpa sang kekasih hati. Ia tahu cinta itu ada dengan rasanya. Tuhan hadir dalam sapaan, sentuhan dan kehadiran sesama. Wajah Tuhan dapat kita lihat dalam wajah gelandangan miskin yang menderita. Belas kasih Tuhan dapat kita temukan pada orang yang mau berbagi dan menolong orang lain. Perlu kerendahan hati dan kepekaan untuk bisa melihat-Nya. Kita melihat Tuhan dengan mata iman kita.

Memang benar bahwa kunci dalam menghadapi perubahan adalah adaptasi. Tapi adaptasi pada zaman  bukan berarti berubah total, hingga melupakan ajaran iman serta warisan sejarah. Identitas kita sebagai orang Katolik sampai kapanpun tak boleh berubah, begitupun dengan pusat misi hidup kita, yaitu: Tuhan. Yang perlu kita ubah adalah sikap dan pola pikir, termasuk cara-cara kita dalam mewartakan kasih Tuhan. Perlu ada fleksibilitas dalam mengikuti perkembangan dan kebutuhan zaman, hingga semangat misi Gereja kita tidaklah menjadi usang, redup dan mati. Sebaliknya, iman kita harus tetap tegak tak tergoyahkan, bahkan pun oleh perubahan zaman. 

Misi kita hari ini: menjaga fleksibilitas dalam gerak dan karya misi serta siap mengadaptasi perubahan demi pembaruan semangat misi Gereja. 

(Budi Ingelina – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalUntuk Sinode – Kita berdoa, semoga Gereja mengadopsi keutamaan mendengar dan berdialog sebagai gaya hidup pada setiap tingkatan, dan membiarkan dirinya dibimbing oleh Roh Kudus sampai ke ujung-ujung dunia. 

Ujud Gereja IndonesiaPemberdayaan – Kita berdoa, semoga para penggerak pemberdayaan dianugerahi ketekunan, kegigihan, dan kreativitas dalam mendampingi masyarakat kecil demi memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. 

Amin

ROSARIO MISIONER
PERISTIWA SEDIH

  1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut

“Ya, Bapa, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku, tetapi janganlah menurut kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang terjadi.” (Mat. 26:39)

Intensi doa untuk Benua Asia (butiran manik warna kuning)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami mohon berkatilah upaya kami di benua Asia dalam menjalankan Protokol Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan. Kami menyadari penuh akan tugas, peran dan tanggung jawab kami sebagai bagian dari Gereja Katolik untuk mencegah dan melawan tindak kejahatan seksual pada anak dan dewasa rentan. Berkatilah segala upaya, proses pendampingan dan pemulihan bagi para korban. Sembuhkanlah luka dan trauma para korban. Semoga semua pihak mau bekerja sama dan menyadari pentingnya protokol ini bagi penghormatan terhadap martabat manusia dan proses pemurnian Gereja, sekaligus menjadi jalan pertobatan, pembaruan spiritual dan panggilan. Semoga Gereja dapat menjadi tempat yang aman bagi semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. 

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

  1. Yesus didera

“Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia, mereka menanggalkan jubah ungu yang dipakai-Nya dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada-Nya.” (Mrk. 15:19-20a)

Intensi doa untuk Benua Australia & Oceania (butiran manik warna biru)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami mohon berkatilah benua Australia dan Oceania dengan rahmat pengharapan, kasih dan iman. Saat ini krisis hunian menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal dan sulit menemukan bantuan, terutama kaum perempuan dan anak-anak. Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan Juruselamat kami, berjanji bahwa kami tidak akan dibiarkan menjadi yatim-piatu. Berikanlah pertolongan-Mu bagi mereka yang saat ini terlantar. Biarlah cahaya pengharapan-Mu tetap memancar mengalahkan keputusasaan. Ketuklah hati, agar semakin banyak orang peduli akan nasib sesamanya dan mau mengulurkan tangan untuk menolong. Semoga pihak berwenang dapat segera memberikan solusi dan layanan tempat tinggal yang layak dan terjangkau bagi semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. 

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

  1. Yesus dimahkotai duri

“Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya katanya, “Salam, hai raja orang Yahudi!” (Mrk. 15:17-18)

Intensi doa untuk Benua Eropa (butiran manik warna putih)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami mendoakan persatuan di benua Eropa. Semoga setiap orang di benua ini saling mendukung dan berjalan bersama sebagai satu keluarga manusia. Benua Eropa telah menjadi rumah yang Engkau berkati untuk disinggahi orang-orang dari berbagai suku, bangsa dan budaya berbeda. Terkadang hidup bersama dalam perbedaan tidaklah selalu mudah. Untuk itu anugerahkanlah kerendahan hati dan cinta yang besar sehingga semua orang mampu mengutamakan toleransi, penghormatan atas harkat, martabat dan hak asasi manusia. Lindungilah mereka dari kejahatan rasisme, termasuk penggunaan argumen rasis, anti-Semit, xenofobia, dalam ranah publik maupun wacana politik yang dapat mengakibatkan iklim negatif dan sentimen antar etnis. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

  1. Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Golgota

“Sambil memikul salib-Nya, Ia pergi keluar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, yang dalam bahasa Ibrani disebut Golgota.”(Yoh. 19:16b)

Intensi doa untuk Benua Amerika (butiran manik warna merah)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami mohon hikmat-Mu untuk orang-orang di benua Amerika, agar  mampu menghargai nilai kehidupan yang Kau anugerahkan kepada manusia. Kejahatan yang menghilangkan nyawa manusia, seperti penembakan massal dan pembunuhan dengan senjata api terus meningkat akhir-akhir ini di benua ini. Lindungi dan luputkanlah semua orang dari bahaya. Hibur dan kuatkanlah keluarga para korban yang meninggal agar mampu mengatasi trauma dan duka yang mereka alami. Tuntunlah hati para pengambil keputusan dalam menciptakan aturan dan sanksi tegas demi mengontrol penggunaan senjata api. Semoga seluruh lapisan masyarakat dapat bersatu mengupayakan keamanan umum melalui semangat persaudaraan, cinta kasih dan dialog. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

  1. Yesus wafat di salib

“Yesus berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. Sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.” (Luk. 23:46)

Intensi doa untuk Benua Afrika (butiran manik warna hijau)

Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami datang pada-Mu untuk mendoakan benua Afrika. Kehidupan beragama di beberapa daerah masih terancam. Konflik politik yang berubah menjadi konflik agama menyebabkan banyak orang mengalami penganiayaan karena mempertahankan iman mereka pada-Mu. Lindungilah komunitas-komunitas Kristiani dari ancaman penculikan dan pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok teroris. Semoga belas kasih dan penyertaan-Mu turun atas benua ini, menghapus teror, ketakutan dan penindasan yang dialami oleh umat-Mu, agar mereka dapat kembali menaikkan pujian dan memuliakan nama-Mu sebagai Allah yang Mahakuasa. Sebagaimana kami percaya bahwa di mana dosa bertambah, di sana anugerah menjadi berlimpah-limpah. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!

Tinggalkan komentar