Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Biasa XXX, 03 November 2023
P. S. Martinus de Porres
Rm. 9:1-5; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Luk. 14:1-6
Para Pembaca Ren-Har KKI yang terkasih, Shalom! Setelah berjalan bersama (= bersinode) dengan para saudara-saudari kita yang telah berbahagia dalam persekutuan para kudus di dalam surga pada Hari Raya Semua Orang Kudus: 01 November, dan lanjut dengan mendoakan kesejahteraan jiwa para saudara-saudari kita yang masih berada dalam masa pemurnian di Api Penyucian pada tanggal 02 November 2023, kita melanjutkan ziarah hidup kita dalam bulan November 2023 ini pada hari yang ketiga. Kita ingin belajar tentang sinodalitas atau hal berjalan bersama itu dari para tokoh Kitab Suci yang dihadirkan kepada kita dalam Firman Tuhan hari ini, khususnya dari Paulus dan dari Pemimpin Kaum Farisi yang mengundang Yesus dan para murid-Nya makan di rumahnya!
Paulus: Sinodalitas demi keselamatan sesama!
Sinodalitas atau hal berjalan bersama yang dilakukan oleh Rasul Paulus, seperti yang dituliskannya dalam Surat kepada Jemaat di Roma, mempunyai tujuan yang jelas. Paulus mempersembahkan diri dan hidupnya supaya sesamanya yang dia maksud dalam surat kepada Jemaat d Roma itu, yakni saudara sebangsanya sendiri, juga ikut menikmati keselamatan di dalam Yesus. Paulus merasakan dukacita yang mendalam karena belum semua orang Israel menerima keselamatan yang dibawa oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Paulus kemudian memilih untuk, “rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging… Dari merekalah Mesias diturunkan sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya (Roma 9:5). Sekalipun demikian, belum semua orang Israel menerima Yesus sebagai Mesias. Karena itu, di dalam perjalanan misinya, orang-orang pertama yang dia datangi adalah orang-orang Yahudi ini. Dan ketika berjumpa dengan mereka, Paulus memperkenalkan Yesus sebagai Mesias (Lihat: Kisah Para Rasul Bab 21).
Pemimpin Farisi: Sinodalitas demi hukum!
Kalau konsentrasi sinodalitas dalam kerasulan Paulus adalah keselamatan orang-orang yang kepadanya dia wartakan tentang Yesus Kristus, pemimpin kaum Farisi yang mengundang Yesus untuk makan di rumahnya ini, juga mempunyai semacam ‘sinodalitas’ atau hal untuk berjalan bersama dengan orang-orang lain, namun intensinya berbeda. Mereka bertindak sebagai penjaga hukum Musa, dan lebih berkonsentrasi untuk menilai siapa yang benar dan siapa yang salah dalam melakukan hukum tersebut, yang dalam Injil hari ini adalah Hukum Sabat. Orang-orang Farisi itu sangat ketat dalam melaksanakan Hukum Sabat, sehingga menolak orang untuk disembuhkan pada hari itu (bdk. Lukas 13:14).
Penegasan Yesus: bukan hukum tetapi keselamatan manusia adalah yang terutama!
Menanggapi tuan rumah yang tidak menerima bahwa Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat itu, Yesus menegaskan dasar tentang tindakan-Nya. Bahwa sekalipun pada hari Sabat, jikalau ada hewan yang terperosok ke dalam lobang, tindakan keselamatan harus dilakukan. Apalagi manusia yang terkena sakit-penyakit atau hal-hal buruk lainnya, tentu lebih membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari pada hewan piaraan. Dengan pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh orang-orang Farisi itu, Yesus menegaskan kedatangan-Nya berikut semua tindakan serta pengajaran-Nya adalah untuk keselamatan umat manusia!
Demikianlah seperti Yesus dan Paulus, sinodalitas yang ada di antara kita, yakni aneka kesempatan yang kita peroleh dalam perjumpaan dengan sesama manusia, hendaknya kesempatan itu kita gunakan untuk kepentingan keselamatan umat manusia. Semoga kita menjadi pembawa kasih dan keselamatan bagi sesama, sebagaimana Yesus dan Paulus yang dihadirkan Firman Tuhan kepada kita hari ini. Amin!
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Untuk Bapa Suci – Kita berdoa untuk Bapa Suci, semoga dalam menjalankan tugas perutusannya, Beliau dapat terus menemani umat yang dipercayakan kepadanya dengan pertolongan Roh Kudus.
Ujud Gereja Indonesia: Kekerasan seksual – Kita berdoa, semoga institusi-institusi gerejani dapat menciptakan suasana dan rasa aman serta mampu menegakkan protokol yang bisa menjauhkan dan mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap mereka-mereka yang lemah dan rentan.
Amin
