Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Biasa XXXI, 10 November 2023
P. S. Leo Agung
Rm. 15:14-21; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 16:1-8; atau dr RUybs
Para Pembaca Ren-Har KKI yang terkasih, Shalom!
Dalam Firman Tuhan hari ini, Pemazmur menegaskan bahwa “Tuhan menyatakan keselamatan-Nya di hadapan segala bangsa (Mzm. 98:1-4). Keseamatan yang dari Tuhan Allah itu, untuk Umat Israel dinyatakan melalui para nabi, para imam, para raja, dan pada akhirnya melalui Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah sendiri (Bdk. Ibr. 1:1). Juga melalui orang-orang yang dihadirkan Yesus dalam pengajaran-Nya, seperti ‘Bendahara yang tidak jujur,’ dalam Injil hari ini (Luk. 16:1-8). Setelah zaman Yesus, pewartaan keselamatan itu disampaikan kepada semua bangsa di dunia melalui para rasul yang dutus ke seluruh dunia (Bdk. Mat. 28: 18-20).
Dari warta Firman Tuhan hari ini, kita belajar tentang bagaimana keselamatan yang dari Tuhan itu disampaikan kepada segala bangsa, dan bagaimana respons atau tanggapan yang layak terhadap pewartaan itu, hingga mendatangkan keselamatan? Ada respons dari Daud (Pemazmur), ada respons dari Jemaat di Roma, dan ada respons dari Bendahara dalam Injil hari ini!
Respons dari Umat Israel, yang diwakili oleh Pemazmur muncul dalam tindakan “mengangkat pujian bagi Tuhan, atas keselamatan-Nya, yang disampaikan kepada segala bangsa, bahwa Tuhan itu setia kepada kaum Israel, dan bahwa segala bangsa mendapat kesempatan untuk melihat dan mengalami keselamatan dari Allah (Mzm. 98:1-4).
Respons dari Jemaat di Roma setelah menerima pewartaan Firman Tuhan dari Rasul Santo Paulus, adalah “menjadikan diri sebagai persembahan yag berkenan kepada Allah, dan disucikan oleh Roh Kudus, untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah (Bdk. Rm. 15:16-19).
Respons yang menjadi pembelajaran utama kita selain respons dari Pemazmur dan dari jemaat di Roma itu, adalah respons dari Bendahara dalam Injil hari ini (Luk. 16:1-8). Ketika diminta pertanggungjawaban atas pekerjaannya, Bendahara itu menemukan dirinya berada dalam hubungan dagang yang tidak sehat, sepertinya dia menjual barang-barang dengan harga yang lebih mahal. Maka, sebelum diberhentikan dari tugasnya, Bendahara ini menunjukkan itikad baik kepada para para pelanggannya, ia menjual barang-barang tuannya dengan harga yang seharusnya. Dia berbaik hati kepada pelanggannya, dengan harapan supaya ketika dipecat dari pekerjaannya, ada orang yang menerima dia di rumah mereka (Luk. 16:3-8).
Apa yang kita pelajari dari Pemazmur, dari Paulus, dan dari Bendahara ini? Pemazmur dan Paulus mengalami kebaikan Tuhan, dan karena itu mereka memutuskan untuk mewartakan kebaikan Tuhan itu kepada orang-orang lain, sehingga keselamatan yang mereka alami, juga dialami oleh orang-orang yang menerima pewartaan Injil dari mereka. Tindakan iman seperti Pemazmur dan Paulus inilah yang boleh kita ikuti. Kita tidak selamat untuk diri kita sendiri, tetapi kita diselamatkan untuk ikut menyelamatkan sesama kita.
Bendahara kita dalam Injil hari ini, melakukan perbuatan baik, namun hal itu bukan intensinya yang semula. Dia berlaku curang dengan menentukan harga yang jauh lebih mahal dari seharusnya. Dia dipecat, dan karena itu harus berbuat baik supaya tidak menjadi pengangguran! Demikian, semoga perbuatan-perbuatan baik kita kepada sesama, kita lakukan dengan kesadaran untuk ikut menyelamatkan sesama, sebagaimana yang dilakukan Pemazmur dan Rasul Santo Paulus; bukan perbuatan baik yang harus dilakukan karena terpaksa, seperti yang terjadi dengan bendahara dalam Injil hari ini. Mari kita menjadi bendahara yang baik, untuk membagi-bagikan keselamatan Allah dengan intensi yang mulia, seperti yang dilakukan Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma ini. Amin!
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Untuk Bapa Suci – Kita berdoa untuk Bapa Suci, semoga dalam menjalankan tugas perutusannya, Beliau dapat terus menemani umat yang dipercayakan kepadanya dengan pertolongan Roh Kudus.
Ujud Gereja Indonesia: Kekerasan seksual – Kita berdoa, semoga institusi-institusi gerejani dapat menciptakan suasana dan rasa aman serta mampu menegakkan protokol yang bisa menjauhkan dan mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap mereka-mereka yang lemah dan rentan.
Amin
