Doa Tak Jemu-Jemu dan Hidup Berbuah Limpah

Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Biasa XXXII, 18 November 2023
Pemberkatan Gereja-Gereja Basilik S. Petrus dan Paulus

Keb. 18:14-16,19:6-9; Mzm. 105:2-3,36-37,42-43; Luk. 18:1-8

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan. Melalui pengalaman dari berbagai sharing iman, saya menjumpai begitu banyak orang yang mengalami keputusasaan oleh karena doanya tidak dikabulkan oleh Tuhan. Dalam hati saya bertanya-tanya, apakah kita juga berani untuk mengakui bahwa Tuhan selalu menjawab doa kita dalam berbagai bentuk dan cara-Nya sendiri bahkan tanpa kita minta. Seringkali kita hanya fokus pada sebuah jawaban doa yang kita inginkan, hingga akhirnya kita merasa bosan menunggu dan berhenti berdoa. Yesus tahu betul kecenderungan kita manusia yang cepat bosan di kala menunggu dan menunggu hingga Ia memperingatkan murid-murid-Nya dan kita semua agar selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (jemu: perasaan bosan karena sudah terlalu sering). 

Perumpamaan yang dikisahkan Yesus dalam bacaan Injil hari ini, yaitu bagaimana kegigihan seorang janda meminta kepada hakim yang tidak takut akan Allah dan kepada siapapun untuk dibela hak-hak hidupnya. Awalnya, hati hakim ini sama sekali tidak tergerak, meskipun janda itu memohon agar ia sudi membela haknya. Namun, karena janda itu sering datang bahkan mungkin mengikutinya terus, hakim tersebut menjadi risih. Hakim itu merasa janda itu sudah menyusahkannya. Akhirnya, hakim pun menolong perkara janda itu supaya ia berhenti mengganggunya. Dari kisah ini menunjukkan betapa besar kuasa dari kegigihan untuk tidak jemu-jemunya meminta pertolongan. Adakah kisah seperti itu dalam kehidupan nyata, dalam kehidupan doa kita masing-masing?

Saya ingin berbagi pengalaman nyata mengenai itu. Pada penyelenggaraan Pesparani II tahun 2022 di Kupang, saya ikut terlibat dalam kontingen salah satu provinsi sebagai peserta Paduan Suara Dewasa Campuran (PSDC). Satu bulan menjelang pelaksanaannya, saya mengalami batuk kering yang membuat suara saya serak bahkan berbicara pun sulit apalagi bernyanyi. Hampir setiap hari doa saya adalah semoga segera disembuhkan penyakit ini oleh Tuhan agar saya dapat bernyanyi dan memberikan yang terbaik bagi provinsi yang saya wakili. Doa ini belum juga dikabulkan bahkan sampai pada sebelum saya naik ke panggung pentas itu. Apakah saya berhenti berdoa dan berputus asa? Dalam setiap doa syukur dan pujian yang saya bawa kepada Tuhan setiap hari, selalu terselip permohonan untuk disembuhkan dari batuk. Namun beberapa jam sebelum waktu pentas itu, doa saya tidak kunjung dikabulkan. Batuk semakin parah. Suara saya belum optimal. Apalagi saya harus bertindak sebagai solis untuk lagu pilihan. Hingga tepat di belakang panggung, sebelum pintu dibuka saya masih berdoa kepada-Nya, “Tuhan sekiranya bisa, berikan waktu 10 menit saja untuk tidak batuk selama di panggung itu”. Ternyata Tuhan menjawab doa saya. Yang lain terharu karena bisa menampilkan yang terbaik dari kemampuan mereka, sedangkan saya terharu karena doa saya akhirnya dijawab oleh Tuhan: diberi 10 menit untuk tidak mengalami batuk selama di panggung

Saudara-saudariku yang dikasihi oleh Tuhan, berdoa dengan tak jemu-jemu, tanpa mengenal rasa bosan, akan membuahkan hasil. Yesus sendiri memberikan contoh bagaimana hal itu bisa berhasil bahkan di hadapan seorang hakim yang lalim, tidak takut akan Allah, dan tak menghormati seorang pun. Apalagi di hadapan Allah yang adil yang tahu apa yang terbaik bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Benarlah Sabda ini: “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” (Luk. 18:7).

Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan, apabila kita berdoa tak jemu-jemu, bukan hanya bahwa kita akan dikabulkan oleh-Nya tetapi kebiasaan berdoa pun akan memberikan buah yang berlimpah dalam kehidupan kita yaitu kita akan semakin dekat dengan Tuhan hingga dapat mengenal-Nya lebih dalam dan juga mengenalmaksud sorta rancangan-Nya yang ajaib. 

(RD. Hendrik Palimbo – Dosen STIKPAR Toraja, Keuskupan Agung Makassar)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalUntuk Bapa Suci – Kita berdoa untuk Bapa Suci, semoga dalam menjalankan tugas perutusannya, Beliau dapat terus menemani umat yang dipercayakan kepadanya dengan pertolongan Roh Kudus. 

Ujud Gereja Indonesia: Kekerasan seksual – Kita berdoa, semoga institusi-institusi gerejani dapat menciptakan suasana dan rasa aman serta mampu menegakkan protokol yang bisa menjauhkan dan mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap mereka-mereka yang lemah dan rentan. 

Amin

Tinggalkan komentar