Maria Dipersembahkan

Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan Biasa XXXIII, 21 November 2023
SP Maria Dipersembahkan pada ALLAH

2Mak. 6:18-31; Mzm. 4:2-3,4-5,6-7; Luk. 19:1-10; atau dr RU SP Maria

Sejak awal tradisi anak cucu Abraham-Ishak-Yakub, Qahal Yahweh, yang kelak disebut Ecclesia atau Gereja, memfokuskan persaudaraannya sebagai “bermaksud mengabdi Allah”. Tak ada tujuan lain. Oleh sebab itu, seluruh hidup umat Israel, yaitu anak-cucu-nya Yakub, berpadu mengarahkan hidup batin sampai hidup lahiriahnya kepada Allah. Oleh sebab itu, anak-anaknya dipersembahkan kepada Yahweh. Dalam semangat itu, Gereja mengikuti jejaknya, sehingga mengadakan peribadatan untuk menegaskan, bahwa Maria “dipersembahkan kepada Allah”, walau yang khususnya dipersembahkan itu anak sulung lelaki. Namun, Perawan Nasaret ini adalah gadis istimewa, yang dirayakan dalam bakti khususnya kepada Yang Mahakasih. Dalam persembahan awal itulah, Maria diarahkan menuju ke ‘jawab “ya” kepada Allah’. Maka kita sejak kecil membentuk tradisi baptis bayi juga. 

Refleksi kita: sejauh manakah anak-anak kita dipersembahkan? 

Bacaan I: 2 Mak. 6:18-31: Eleazar diperlihatkan sebagai pribadi yang setia pada Tradisi Abraham-Ishak-Yakub, sebagai telada bagi orang-orang lain. Seluruh umat diajak untuk secara publik dipandang sebagai keturunan Leluhur Israel, yang penuh bakti, lahir maupun batin, kepada Allah. Sebab bagi mereka, iman kepada Allah memang harus ditampakkan dalam tindak langkah lahiriah maupun batiniah. Wujudnya adalah dengan taat Taurat dan pelaksanaan Ibadat, yang menjaga baik-baik kebiasaan para Leluhur, yang mempersembahkan segalanya bagi Tuhan. Dalam penghormatan itulah Gereja meyakini, bahwa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah, tanpa kurang sedikit pun, sejak masa Kanak-kanak demi Kemuliaan Allah, yang mereka junjung tinggi. Seperti Eleazar, sejak kecil dikondisikan untuk mengarahkan hati, budi dan kakinya untuk menuju kepada Allah. 

Refleksi kita: sejauh manakah hidup keluarga kita, dari anak-remaja-pemuda senantiasa kita persembahkan kepada Allah? 

Bacaan Injil: Luk. 19:1-10: Bunda Maria akan menyambut Sang Putra, yaitu Anak Manusia, yang diutus Allah Bapa untuk menyelamatkan seluruh umat manusia dari segala dosa. Maksud itu mencakup seluruh hidup manusia. Oleh sebab itulah dirayakan tradisi, yang dirayakan mengenai “Maria dipersembahkan kepada Allah”. Kalau nanti, Gabriel menyampaikan panggilan kepada Gadis Nasaret itu menjadi Bunda Sang Penebus, itu juga dengan penyiapan lama, yaitu ketika masih kanak-kanak dipersembahkan kepada Allah. Dengan demikian, tepatlah ucapan Gabriel “Engkau penuh rahmat”, bila Maria menyambut Sang Putra dalam dirinya. Hal serupa juga menyiapkan Maria untuk menyatu dengan Sang Putra dalam tubuhnya sepenuhnya. Dengan demikian, ia juga melahirkan Anak Manusia, yang diutus Allah Bapa. Dengan demikian pula, Maria secara kudus melahirkan Kanak-kanak Yesus. Peristiwa Maria dipersembahkan kepada Allah merupakan ungkapan iman Gereja terhadap Sang Kristus: Yang diurapi. 

Refleksi kita: Bagaimanakah kita menyambut Sang Kristus, Yang diurapi dalam menerima Tubuh dan Darah Yesus? 

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalUntuk Bapa Suci – Kita berdoa untuk Bapa Suci, semoga dalam menjalankan tugas perutusannya, Beliau dapat terus menemani umat yang dipercayakan kepadanya dengan pertolongan Roh Kudus. 

Ujud Gereja Indonesia: Kekerasan seksual – Kita berdoa, semoga institusi-institusi gerejani dapat menciptakan suasana dan rasa aman serta mampu menegakkan protokol yang bisa menjauhkan dan mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap mereka-mereka yang lemah dan rentan. 

Amin

Tinggalkan komentar