Bakti Tuntas

Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Biasa XXXIII, 25 November 2023
P. S. Katarina dr Aleksandria

1Mak. 6:1-13; Mzm. 9:2-3,4,6,16b,19; Luk. 20:27-40

Seorang ibu, yang meninggal ketika melahirkan anaknya, kerap dipandang dengan sebutan ‘bakti tuntas’, karena selain mengandung janin, ia juga mempersembahkan hidupnya demi hidup anaknya. Hal serupa kadang disebut terjadi pada seseorang, yang pada waktu meninggal, telah memberikan salah satu bagian tubuhnya bagi orang lain, yang diselamatkan nyawanya karena pengorbanan itu. Kejadian mirip seperti itu dapat disebut terjadi, ketika seseorang mengorbankan diri bagi keselamatan seorang korban kecelakaan. Santa Katarina dari Aleksandria disebut menjadi martir: MEMBERI BAKTI TUNTAS kepada Tuhan demi imannya. “Apakah kita siap melakukan itu?” 

Bacaan I: 1 Mak. 6:1-13 mengisahkan peristiwa menjelang berakhirnya Perjanjian Lama, ketika sisa-sisa Israel memperlihatkan banyak orang yang mengorbankan diri sebagai ungkapan bakti tuntas bagi umat Terpilih yang memberikan BAKTI TULUS bagi Allah, yang dijunjung tinggi. Bakti serupa itu selain dilakukan oleh Santa Katarina, juga dilakukan oleh semua bagian dari Umat Allah, yang sampai akhir hidupnya setia menjadi orang beriman di tengah keluarga dan masyarakatnya; dengan korban hidup, tindakan atau perwujudan kasih yang habis-habisan bagi Allah yang mencintainya. Dalam kondisi masa kini: apakah kita siap untuk memberikan BAKTI TUNTAS kepada Allah di tengah masyarakat kita? 

Bacaan Injil: Luk. 20:27-40: Para murid Kristus dalam Perjanjian Baru menyaksikan, bagaimana Yesus kerap kali harus menghadapi tantangan orang Saduki, yang tidak mengakui adanya Kebangkitan. Maka Tuhan Yesus menegaskan, bahwa Ia siap untuk melaksanakan pengutusan Bapa sampai kapan pun. Dalam hal itu, Ia tidak takut sengsara maupun mati. Sementara itu, ia ingin juga mengajarkan kepada murid-murid-Nya, bahwa “waktu hidup maupun mati”, Ia mempersembahkan Diri kepada Allah Bapa. Seluruh diri adalah milik Allah seutuhnya. Oleh sebab itu, ia dapat mempersembahkan Diri secara tuntas. Dalam pada itu, ia beberapa kali juga menubuatkan, bahwa Dirinya akan mempersembahkan hidup habis-habisan sampai dengan wafat di salib untuk kemudian dibangkitkan. Para murid secara langkah demi langkah diajar Warta Gembira itu. 

Marilah kita berdoa: “Tuhan karuniakanlah Roh Kehidupan yang meneguhkan kami menghadapi segala suka duka dan mengikuti-Mu untuk BAKTI TUNTAS”. 

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalUntuk Bapa Suci – Kita berdoa untuk Bapa Suci, semoga dalam menjalankan tugas perutusannya, Beliau dapat terus menemani umat yang dipercayakan kepadanya dengan pertolongan Roh Kudus. 

Ujud Gereja Indonesia: Kekerasan seksual – Kita berdoa, semoga institusi-institusi gerejani dapat menciptakan suasana dan rasa aman serta mampu menegakkan protokol yang bisa menjauhkan dan mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap mereka-mereka yang lemah dan rentan. 

Amin

Tinggalkan komentar