Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Adven I, 04 Desember 2023
P. S. Yohanes dr Damsyik
Yes. 4:2-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,(4b-5,6-7), 8-9; Mat. 8:5-11
“Ya Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh”. Kita tentu tidak asing dengan doa tersebut. Kata-kata tersebut selalu kita ucapkan ketika hendak menyambut Ekaristi Kudus. Injil hari ini mengisahkan bagaimana kata-kata dalam doa di atas bermula. Dikisahkan seorang perwira tentara Romawi datang kepada Yesus dan memohon agar Yesus menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Kisah ini begitu menarik untuk kita renungkan dan sekali lagi kasih Allah yang dianugerahkan kepada manusia mampu menembus sekat-sekat dan melampaui batas pemahaman kita.
Perwira di Kapernaum yang dikisahkan dalam Injil hari ini cukup istimewa. Pertama karena sebagai perwira ia menaruh perhatian yang besar kepada hamba-nya; kepada bawahannya. Bisa jadi hamba perwira tersebut adalah seorang budak, dan di zaman Yesus, seorang budak benar-benar tidak memiliki arti. Namun, perwira tersebut justru rela memohonkan kesembuhannya. Kedua, sebagai serorang Romawi, perwira tersebut tahu betul bahwa di hadapan Yesus dan orang-orang Yahudi, mereka dipandang sebagai orang yang tidak mengenal Tuhan dan karenanya, tempat tinggal mereka najis dan tidak layak dikunjungi oleh orang Yahudi. Kerendahan hati yang perwira ini dan keyakinannya akan kuasa Yesus itulah yang akhirnya membawa mukjizat kesembuhan pada hamba sang perwira.
Kasih Allah kepada kita manusia melampaui batas-batas agama, ras, suku, bangsa dan latar belakang budaya manapun. Yesus menujukkan hal tersebut berulang kali dalam pengajaran-Nya. Iman kitalah yang akhirnya menuntun pada pengenalan akan besarnya kasih Allah tersebut. Sejauh mana kita percaya akan belas kasih Allah tersebut? Atau masihkah kita membatasi rahmat kasih Allah dengan ukuran-ukuran manusiawi kita sendiri? Bahwa kelompok tertentu lebih layak dihadapan Allah? Atau bahwa tindakan amal dan ibadat yang kita lakukan lebih pantas mendapatkan imalan dari Tuhan?
Saudari-saudara terkasih, marilah dalam masa Adven ini, kita merenungkan kembali kehidupan kita di hadapan Allah yang Maha Kasih. Marilah kita mohon dengan rendah hati dan membiarkan Roh Kudus menuntun diri kita menjadi sarana kehadiran Allah di tengah-tengah keluarga dan sesama. Tuhan memberkati.
(Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Untuk mereka yang berkebutuhan khusus – Kita berdoa untuk mereka yang hidup dalam berkebutuhan khusus, semoga mereka menjadi pusat perhatian masyarakat dan lembaga-lembaga dapat memberikan program-program bantuan inklusif yang menghargai partisipasi aktif mereka.
Ujud Gereja Indonesia: Perubahan iklim – Kita berdoa, semoga kita bersyukur bahwa Tuhan telah berkenan menjadi manusia yang hidup di dunia, dan karena rasa syukur itu kita terdorong untuk secara individual maupun kelompok ikut mengatasi masalah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang kini mengancam bumi sebagai rumah kita bersama.
Amin
