Pentingnya Hidup dalam Hubungan dengan ALLAH

Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan Adven II, 14 Desember 2023
P. S. Yohanes dr Salib

Yes. 41:13-20; Mzm. 145:9,10-11,12-13ab; Mat. 11:11-15; atau dr RUybs

Para Pembaca Ren-Har KKI yang terkasih, Shalom! Pada hari ini, Gereja merayakan Peringatan Wajib Santo Yohanes dari Salib, seorang Imam dan Pujangga Gereja. Dan Firman Tuhan yang menjadi Bacaan sekaligus Pedoman Ziarah kita untuk hari ini menegaskan tentang pentingnya hubungan dengan Allah: bahwa kehidupan seorang beriman harus terhubung dengan Allah, dan bagaimana hubungan tersebut dipelihara, dirayakan dan diwartakan? Bagaimana Yesaya, Pemazmur dan  Penulis Injil Matius memberikan jawaban tentang hubungan dengan Allah ini: bagaimana hubungan itu mereka hidupi, mereka rayakan dan mereka wartakan?

Aneka tindakan yang mengungkapkan “kasih Allah”

Pemazmur membangun niat untuk memuji dan mengagungkan Tuhan, sebab dirinya mengalami Dia sebagai Allah yang Pengasih dan Penyayang, yang panjang sabar dan penuh kasih setia (Bdk. Mazmur 145:1.9-13ab).

Kasih sayang dan kesetiaan Allah ini, muncul dalam pilihan Allah untuk “menolong & menebus Israel, umat-Nya” (Yesaya 41:13-15). Tindakan lain dari Allah untuk umat Israel, ialah “menjadikan Israel sebagai bangsa yang kuat, bangsa yang tidak ditinggalkan oleh Allah, bangsa yang tetap dan terus-menerus dipelihara oleh Allah”, sehingga “Israel senantiasa bermegah di dalam Tuhan dan bersorak-sorai” (Yesaya 41:16-20).

Tanggapan Israel terhadap tindakan kasih Allah

Satu hal yang muncul dalam Firman Tuhan, yang kita rekomendasikan sebagai “tindakan untuk menjawabi kasih setia dan pertolongan Tuhan Allah, adalah bahwa manusia hendaknya selalu terhubung dengan Allah, dan terus-menerus mendengarkan Firman-Nya” (Matius 11:11-15). Ungkapan tentang “terus-menerus mendengarkan Firman Tuhan” ini menjadi penting, karena Firman Tuhan ini menghadirkan kasih dan Kerajaan Allah, yang dalam pemberitaan-Nya tidak selalu dapat diterima oleh semua orang, bahkan ada juga yang menghalang-halangi pewartaan tentang Kerajaan Allah itu. Bahwa dari dahulu hingga saat ini, selalu ada rongrongan terhadap Kerajaan Allah itu (Matius 11:12-15).

Santo Yohanes dari Salib: hidup dan pesan-pesannya untuk kita!

Terkait dengan situasi dunia, yang “tidak selalu welcome terhadap pewartaan tentang Injil Kerajaan Allah ini, ada orang-orang yang dipilih dan diutus untuk memberi kesaksian tentang Kerajaan ini. Salah satu di antaranya adalah Santo Yohanes dari Salib.

Lahir di Castilia, Spanyol pada 1542, Yohanes kemudian bergabung dengan Ordo Karmel dan mendapat kesempatan belajar teologi di Universitas Salamanca. Sebagai seorang Karmelit, Yohanes berjuang untuk “membarui Ordonya,” namun upaya itu tidak selalu diterima baik. Bahkan Yohanes pernah dipenjarakan di biara sebagai hukuman terhadapnya. Upaya pembaruan itu akhirnya terlaksana melalui jalan lain yang diberikan Tuhan lewat kecerdasan orang kudus ini, yang menghasilkan tulisan-tulisan mengenai hubungannya dengan Tuhan Allah berikut tantangan-tantangan dalam penghayatan hubungan itu. Sejumlah buku rohani mengalir dari buah-buah permenungannya, dan lahir melalui pena yang ada di tangannya. Buku-buku tersebut antara lain, “Mendaki Gunung Karmel,” “Malam Gelap,” dan “Nyala Cinta yang hidup.” Semua tulisan-tulisan ini berkisah tentang pengalaman jiwanya, tentang perjuangannya untuk selalu “tetap terhubung dengan Tuhan Allahnya,” sehingga pada gilirannya, “suara dan kehendak Allah itulah yang diteruskannya kepada sesama manusia, mulai dari biaranya hingga akhirnya mencapai seluruh dunia.” Yohanes dari Salib wafat pada 14 Desember 1591, dinyatakan kudus tahun 1726, dan kemudian diberi gelar sebagai Pujangga Gereja oleh Paus Pius XI tahun 1926.

Hidup dalam hubungan yang tidak terputuskan dengan Tuhan Allah!

Demikian, dunia boleh saja menutup jalan-jalan bagi pewartaan Firman Tuhan, namun selalu saja ada cara-cara dan orang-orang yang taat setia kepada Tuhan, seperti Santo Yohanes dari Salib ini, yang memberi dirinya untuk melayani Tuhan melalui Ordo Karmel, di mana dia menjadi salah satu anggotanya. Semoga oleh doa-doa Santo Yohanes dari Salib, kita juga berjuang untuk dapat tetap terhubung dengan Allah, agar ketika kita masuk ke dalam kehidupan bersama sesama manusia. Semoga dalam perjumpaan kita dengan sesama itu, yang kita bawa dan kita hadirkan adalah Tuhan kita Yesus Kristus berikut Injil kebenaran-Nya, kasih sayang dan kebaikan-Nya! Amin!

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Untuk mereka yang berkebutuhan khusus – Kita berdoa untuk mereka yang hidup dalam berkebutuhan khusus, semoga mereka menjadi pusat perhatian masyarakat dan lembaga-lembaga dapat memberikan program-program bantuan inklusif yang menghargai partisipasi aktif mereka. 

Ujud Gereja IndonesiaPerubahan iklim – Kita berdoa, semoga kita bersyukur bahwa Tuhan telah berkenan menjadi manusia yang hidup di dunia, dan karena rasa syukur itu kita terdorong untuk secara individual maupun kelompok ikut mengatasi masalah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang kini mengancam bumi sebagai rumah kita bersama. 

Amin

Tinggalkan komentar