Siapkan Diri agar Layak Menyambut Kunjungan-Nya

Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Adven II, 15 Desember 2023
P. S. Kristiana

Yes.40:1-11; Mzm.96:1-2.3.10ac.11-12.13; Mat.18:12-14

Antifon Pembukaan Perayaan Ekaristi hari ini berbunyi, “Lihatlah, Tuhan akan datang dengan mulia, mengunjungi umat-Nya dalam damai, dan memberi mereka hidup abadi.” Antifon itu berupa sebuah seruan untuk melihat Tuhan yang akandatang. Kata “akan” sengaja saya tulis dengan huruf miring untuk menarik perhatian kita. Kata akan menunjukkan peristiwa yang belum terjadi. Dalam seruan antifon tadi kita diajak untuk dengan penuh perhatian melihat Tuhan yang akan segera datang. 

Kita boleh mengajukan pertanyaan kritis, “Bukankah Tuhan sudah datang di antara manusia dua ribu tahun yang lalu dalam diri Yesus Kristus yang lahir di Betlehem? Mengapa dikatakan Dia akan datang?” Benar, Tuhan Yesus telah datang mengunjungi umat-Nya dua ribu tahun yang lalu. Namum belum semua orang mampu melihat kehadiran-Nya sebagai Putra Allah yang menyelamatkan umat-Nya. Pada zaman Yesus masih hidup di dunia pun banyak orang tidak mampu melihat hal itu. Bacaan Injil (Mat 11:16-19) yang kita renungkan hari ini menunjukkan hal itu. Yesus sedih karena orang-orang sezaman-Nya dari pada melihat-Nya sebagai “Anak Manusia” – Utusan Allah, mereka malah mengecap-Nya sebagai “seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang-orang berdosa” (ay. 19). 

Di zaman kita ini, Yesus Kristus Juru Selamat kita sudah berada di antara kita. Seruan antifon pembukaan yang dikutip di atas, mengajak kita untuk melihat dengan jeli kehadiran-Nya di antara kita dalam peristiwa sehari-hari yang kita jumpai terutama di hari-hari sekitar Natal di mana kita merayakan kelahiran Yesus. Gereja meyakini bahwa hari-hari sekitar Natal – dimulai dari Hari Minggu Adven I hingga Hari Raya Penampakan Tuhan – adalah hari-hari penuh rahmat dimana Tuhan berkenan mengunjungi umat-Nya. Pada hari-hari ini Gereja mengajak umatnya untuk secara istimewa melihat kehadiran Tuhan dan menyambut-Nya. Maka marilah kita memberikan waktu yang leluasa bagi Tuhan untuk mendengarkan sabda-Nya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh paroki-paroki seperti renungan-renungan Adven dan Novena Natal.

Paroki-paroki kita pada masa ini juga mengundang imam-imam untuk melayani Sakramen Tobat. Mari kita tanggapi inisiatif yang bagus ini sebagai kesempatan untuk mempersiapkan diri bagi kehadiran-Nya di hari raya Natal. Dengan mengaku dosa kita membersihkan diri dari dosa-dosa kita supaya kita pantas dan layak menyambut Dia yang ingin mengunjungi hati kita.

Dalam hari-hari di sekitar Natal kita juga diundang untuk memberikan perhatian khusus bagi saudara-saudari kita yang miskin dan menderita karena bagi merekalah pertama-tama Yesus datang ke dunia. Lihatlah, dia lahir di antara para gembala dan bukan di istana raja! Dengan menjumpai mereka dan dengan melayani mereka kita berjumpa Yesus karena Yesus sudah lebih dulu berada di sana untuk mengasihi mereka. ***

(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Untuk mereka yang berkebutuhan khusus – Kita berdoa untuk mereka yang hidup dalam berkebutuhan khusus, semoga mereka menjadi pusat perhatian masyarakat dan lembaga-lembaga dapat memberikan program-program bantuan inklusif yang menghargai partisipasi aktif mereka. 

Ujud Gereja IndonesiaPerubahan iklim – Kita berdoa, semoga kita bersyukur bahwa Tuhan telah berkenan menjadi manusia yang hidup di dunia, dan karena rasa syukur itu kita terdorong untuk secara individual maupun kelompok ikut mengatasi masalah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang kini mengancam bumi sebagai rumah kita bersama. 

Amin

Tinggalkan komentar