Renungan Harian Misioner
Selasa Pekan Adven III, 19 Desember 2023
P. S. Nemesio
Hak. 13:2-7,24-25a; Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk. 1:5-25
“Inilah yang Tuhan telah perbuat bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang”
(Lukas 1:25)
Bacaan Injil Lukas 1:5-25 mengisahkan tentang malaikat Gabriel yang menampakkan diri kepada imam Zakharia. Pada waktu itu, Zakharia dan istrinya, Elisabet, adalah sepasang suami istri yang hidupnya baik di hadapan Allah, tetapi tidak memiliki anak karena Elisabet mandul dan mereka sudah tua.
Zakharia dan Elisabet tetap setia kepada Tuhan meskipun mengalami tantangan besar dalam kehidupan berkeluarga mereka, yaitu belum punya keturunan. Meskipun doa mereka untuk memiliki anak belum dijawab Tuhan, Zakharia dan Elisabet tetap memegang teguh iman dan hidup sesuai dengan perintah Tuhan.
Pada suatu hari, ketika Zakharia sedang bertugas di Bait Allah, malaikat Gabriel datang kepadanya. Malaikat itu memberitahu Zakharia bahwa doanya akan dijawab, dan Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan disebut Yohanes. Yohanes akan menjadi pembawa kabar baik dan mempersiapkan jalan bagi Mesias. Zakharia, meskipun menerima berita baik tersebut, meragukan kebenaran perkataan malaikat. Sebagai hukuman atas ketidakpercayaannya, Zakharia kehilangan kemampuan berbicara hingga kelahiran Yohanes.
Kisah Zakharia dan Elisabet mengajarkan kepada kita tentang kekuatan iman dan kesetiaan kepada Tuhan di tengah-tengah cobaan dan ketidakpastian. Terkadang, Tuhan bekerja melalui cara yang tidak terduga, dan iman kita diuji melalui perjalanan hidup yang penuh tantangan. Dalam banyak kesempatan, saat berada dalam tantangan kita kadang ingin menyerah dan berpaling dari Tuhan, merasa misi pewartaan yang kita lakukan tidak diterima, merasa sendiri dalam karya misi, dan masih banyak lagi. Melalui bacaan hari ini, Tuhan mengajak kita untuk tetap setia sampai akhir karena Tuhan punya rencana yang indah buat kita. Ketika kita mempercayai janji Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, kita dapat menjadi bagian dari rencana-Nya yang indah untuk menyelamatkan dan memberkati dunia.
Mungkin saja kita menanggap apa yang selama ini kita harapkan dalam doa-doa kita, dan belum terkabulkan juga adalah hal yang tidak mungkin. TIDAK! Apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah! Zakharia lupa bahwa Allah berkuasa melakukan mukjizat di tengah situasi yang serba tidak mungkin sekali pun! Layaknya Zakharia, kita perlu belajar bahwa ketika Allah memenuhi janji-Nya maka segala sesuatu akan terjadi sesuai kehendak-Nya. Allah mungkin saja melakukan sesuatu di luar kebiasaan karena segala rencana dan karya-Nya dilakukan menurut kehendak-Nya. Sebab itu bila kita sedang menantikan jawaban atas doa-doa kita, ingatlah bahwa Allah tidak lupa dan selalu mendengarkan doa-doa kita. Jawaban Allah terkadang datang dalam cara yang mengejutkan dan tidak terduga, juga dalam waktu yang tidak bisa kita perkirakan. Mari kita selalu bertekun dalam iman dan tetap teguh dalam percaya.
Misi kita hari ini: bertekun dalam doa dan tetap setia dalam iman kepada Allah Bapa yang Maha Pengasih.
(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Untuk mereka yang berkebutuhan khusus – Kita berdoa untuk mereka yang hidup dalam berkebutuhan khusus, semoga mereka menjadi pusat perhatian masyarakat dan lembaga-lembaga dapat memberikan program-program bantuan inklusif yang menghargai partisipasi aktif mereka.
Ujud Gereja Indonesia: Perubahan iklim – Kita berdoa, semoga kita bersyukur bahwa Tuhan telah berkenan menjadi manusia yang hidup di dunia, dan karena rasa syukur itu kita terdorong untuk secara individual maupun kelompok ikut mengatasi masalah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang kini mengancam bumi sebagai rumah kita bersama.
Amin
