Taat Iman

Renungan Harian Misioner
Jumat, 29 Desember 2023
P. S. Tomas Becket

1Yoh. 2:3-11; Mzm. 96:1-2a,2b-3,5b-6; Luk. 2:22-35

Iman merupakan bakti sejati, yang menyebabkan para Murid Kristus menaati Sang Putra. Dengan demikian, ketaatan tidaklah mengurangi bobot iman. Keduanya mempersatukan relasi kita, yang diangkat menjadi sahabat Kristus. Dengan demikian, cinta kasih persahabatan, yang memadukan kita dengan Guru Nasaret, membalut kita semua, dalam “jalan Bersama” dengan Sang Jalan, Kebenaran dan Hidup. Iman membawa keagungan, yang amat memuliakan apa yang sering disebut sebagai “TAAT IMAN”, yang menjadikan Pemberian Diri Sang Putra menjadi Persembahan Diri yang sampai habis-habisan di Kalvari, sampai melimpah dalam Kebangkitan Paskah, muara dari Natal. 

Bacaan I Yohanes 2:3-11 merujuk ke Perjanjian Lama, yang dari satu sisi bersumber pada Cinta Kasih Allah yang menciptakan manusia dan menjaga dengan Penyelenggaraan Ilahi, dari sisi lain menjanjikan Penebusan atas segala kesalahan dan dosa manusia. Seluruh riwayat anak cucu Abraham-Ishak-Yakub sering kali disebut sebagai diwarnai oleh ketaatan kepada Taurat, namun sesungguhnya senantiasa juga diterangi oleh Iman kepada Allah, yang selalu melimpahkan tanda kasih yang berlimpah ruah. Dalam pengalaman itu semua, cinta kasih, iman dan ketaatan merupakan perpaduan sikap mulia Israel. Itulah pula, yang oleh Yohanes digarisbawahi dalam melaksanakan Pengutusan yang diberikan oleh Tuhan Yesus bagi para murid. 

Refleksi kita: sejauh manakah kita memadukan ketaatan kepada Allah dengan iman pada-Nya berkat kasih Allah? 

Bacaan Injil: Lukas 2:22-35: langkah penting, yang di-‘wajibkan’ bagi setiap Keluarga Israel adalah “mempersembahkan Anak Lelaki Sulung kepada Allah”, karena mengimani cinta kasih Allah kepada anak cucu Abraham-Ishak-Yakub. Oleh sebab itu, Taat dan Iman dipadukan dengan cinta kasih. Ungkapan Imam yang diucapkan pada waktu Kanak-Kanak Yesus dibawa ke Kenisah, merupakan tanda dan sarana melaksanakan Kewajiban Israel dan sekaligus juga merupakan Tanda Kasih yang terdalam. Dengan demikian, segalanya memang ada dalam Persembahan kepada Allah. Bagi kita, iman, cinta kasih dan ketaatan juga merupakan kesatuan mulia. “Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus…”

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Untuk mereka yang berkebutuhan khusus – Kita berdoa untuk mereka yang hidup dalam berkebutuhan khusus, semoga mereka menjadi pusat perhatian masyarakat dan lembaga-lembaga dapat memberikan program-program bantuan inklusif yang menghargai partisipasi aktif mereka. 

Ujud Gereja IndonesiaPerubahan iklim – Kita berdoa, semoga kita bersyukur bahwa Tuhan telah berkenan menjadi manusia yang hidup di dunia, dan karena rasa syukur itu kita terdorong untuk secara individual maupun kelompok ikut mengatasi masalah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang kini mengancam bumi sebagai rumah kita bersama. 

Amin

Tinggalkan komentar