Renungan Harian Misioner
Kamis, 04 Januari 2024
P. S. Elisabeth Bayley Anna Seton
1Yoh. 3:7-10; Mzm. 98:1,7-8,9; Yoh. 1:35-42
Ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata, “Lihat, inilah Anak Domba Allah.” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.
(Yohanes 1:36-37)
Bacaan Injil yang kita dengarkan hari ini mengisahkan tentang murid-murid Yesus yang pertama. Menariknya, Murid pertama Yesus adalah murid Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis membuka jalan pewartaan Yesus dan menyerahkan muridnya kepada Yesus. Dengan demikian peralihan pewartaan dari Yohanes kepada Yesus berjalan dengan baik.
Yohanes tidak pernah henti-hentinya mengabarkan kepada orang-orang bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah. Pewartaan Yohanes awalnya tidak diterima oleh orang-orang yang mendengarnya. Namun Yohanes tidak berhenti. Setiap hari, Yohanes mengulang perkataan pewartaannya: “Lihat, inilah Anak Domba Allah.” Tekad Yohanes dalam pewartaan sungguh luar biasa. Yohanes tidak peduli dipandang aneh atau pun dipandang sebagai lelucon selama pewartaannya adalah mewartakan kabar baik dari Allah yang berpusat pada Kristus.
Yohanes terus bersaksi meski pada pewartaan-kesaksian sebelumnya tidak pasti, apakah ada yang percaya. Yohanes tidak pernah berharap bahwa pewartaannya akan menghasilkan sesuatu yang spektakuler. Meski tanpa hasil, Yohanes terus bersaksi. Ia tidak patah semangat atau putus asa. Tujuan hidupnya jelas. Ia adalah saksi bagi Kristus. Kesadaran inilah yang membuatnya tidak lekas patah semangat atau putus asa. Meskipun tidak ada yang percaya, Yohanes tetap merasa tidak perlu mengganti isi kesaksian yang berpusat pada Kristus. Apakah di kemudian waktu ada yang menerima kesaksiannya? Setelah mengulang kesaksian, barulah kelihatan ada murid-murid Yohanes yang mulai tertarik. Dua orang muridnya segera meninggalkannya dan mengikuti Yesus. Yohanes tidak berkecil hati atau protes saat ia kehilangan murid-murid. Pertemuan murid-murid Yohanes dengan Yesus mengakibatkan mereka menjadi percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka yang percaya ini segera bersaksi dan Andreas membawa Petrus ke Yesus (ayat 41). Yesus menyatakan pada Petrus bahwa Ia mengenal masa lalu dan masa depan Petrus (ayat 42). Rantai kesaksian tidak terputus. Yohanes mengawali kesaksian tentang Yesus dan selebihnya adalah sejarah panjang kesaksian murid-murid Yesus hingga pada kita zaman ini. Bagaimana dengan kita saat ini?
Sejak dibaptis, kita semua adalah murid Kristus yang mengemban tugas pewartaan yang sama: menjadi misionaris kasih di manapun kita berada. Kadang, dalam pewartaan atau dalam kesaksian hidup, kita juga sering tidak dianggap, sering menghadapi tantangan dan kesulitan tertentu. Tantangan dan kesulitan dalam mewartakan karya Allah dalam diri Yesus Kristus ini pun kadang membuat kita sedikit mengerutkan kening dan mengendurkan semangat kita. Melalui bacaan hari ini, kita diajak untuk membarui semangat misi pewartaan dan kesaksian kita dengan menjadikan Yohanes Pembaptis sebagai role model misionaris Kristus. Mari kita terus berusaha untuk mewartakan Kristus dalam kata dan tindakan dengan mempercayakan seluruh kesaksian kita pada penyelenggaran Tuhan.
Misi kita hari ini: menjadi saksi Kristus yang tidak mudah menyerah dan meneguhkan saudara-saudari kita yang sedang berada dalam keragu-raguan.
(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Karunia keberagaman dalam Gereja – Semoga Roh Kudus menuntun kita untuk mengenali anugerah berbagai karisma dalam komunitas Kristiani dan menghargai kekayaan berbagai tradisi dan ritus dalam Gereja Katolik.
Ujud Gereja Indonesia: Keluarga muda – Semoga keluarga-keluarga muda menemukan ruang pribadi yang intim dan penuh cinta Ilahi di tengah kesibukan kerja, rumah tangga dan peran dalam Gereja dan masyarakat.
Amin.
