Pengampunan Dosa: Jalan Pemulihan Masalah Terbesar Manusia

Renungan Harian Misioner
Jumat, 12 Januari 2024
P. S. Hilda

1Sam. 8:4-7,10-22a; Mzm. 89:16-17,18-19; Mrk. 2:1-12

Gambaran dalam Injil Markus telah berkembang dalam menunjukkan kepada kita siapa Yesus sebenarnya. Yesuslah yang memiliki otoritas yang tiada duanya. Bacaan Injil hari ini menunjukkan salah satu gambaran mengenai otoritas atau kuasa yang dimiliki Yesus, yaitu kuasa untuk mengampuni dosa dan menyembuhkan orang lumpuh. Ketika seorang lumpuh dibawa kepada Yesus karena iman teman-temannya, Yesus melakukan hal yang tidak terpikirkan. Dia terlebih dahulu mengampuni dosa-dosanya: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” (Mrk. 2:5). Ketika Yesus mengampuni orang lumpuh tersebut, para ahli Taurat tidak menyukainya, dan perasaan itu memang beralasan. Bagaimana manusia biasa bisa mengampuni dosa, sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh Tuhan? Yesus mengetahui pikiran mereka, dan Ia mengajukan pertanyaan kepada mereka, “Manakah yang lebih mudah, berkata kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau berkata, ’Bangunlah, angkat tilammu dan berjalanlah?” (Mrk. 2:9). 

Protes yang dilontarkan oleh para ahli Taurat ini menjadi titik awal bagi Yesus untuk menyatakan siapa diri-Nya dan otoritas-Nya: “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa”(Mrk. 2:10). Dengan pernyataan ini, Yesus menyatakan siapa diri-Nya. Dialah Anak Manusia yang mempunyai otoritas atau kuasa mengampuni dosa dan kuasa itu hanya bisa diberikan oleh Allah. Yesus tidak hanya membuktikan bahwa otoritas-Nya berasal dari Allah, Ia juga menunjukkan kuasa besar kasih dan kemurahan penebusan Allah dengan menyembuhkan orang lumpuh dari penyakit fisiknya. Orang lumpuh itu bangun dan segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu. Semua orang di rumah kagum dan memuliakan Tuhan dengan mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat hal seperti ini (Mrk. 2:12). Orang ini tidak hanya cacat secara fisik, tetapi juga secara rohani. Yesus membebaskan dia dari beban dosa dan memulihkan tubuhnya. 

Apa pesan dari kisah ini bagi kita? Mari kita renungkan kata-kata Yesus ini: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” (Mrk. 2:5). Jangan lupa untuk memperhatikan kekuatan kata-kata Yesus. Yang harus Dia lakukan hanyalah mengatakannya. Perkataan Yesus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa. Apa yang perlu kita lihat adalah Yesus menyatakan sesuatu yang sangat penting tentang siapa diri-Nya. Yesus telah datang untuk memenuhi kebutuhan besar kita. Yesus telah datang untuk memecahkan masalah terbesar dalam hidup kita. Masalah terbesar kita bukanlah penderitaan kita. Masalah utama kita bukanlah apa yang terjadi pada kita atau apa yang dilakukan orang terhadap kita. Kita tidak bisa berbuat apa-apa terhadap apa yang telah dilakukan orang lain terhadap kita. Kita tidak bisa membalikkan masa lalu. Kita tidak bisa memperbaiki lukanya dan luka-luka itu tetap ada dalam hidup kita. Kita tidak bisa menghilangkan rasa sakitnya dan tidak ada yang bisa menyembuhkan rasa sakit itu. Masalah terbesar adalah dosa kita. 

Kebutuhan terbesar orang lumpuh dalam kisah Injil hari ini bukanlah untuk berjalan. Kita mungkin akan memandangnya dengan mata fisik dan berpikir bahwa menyembuhkan kakinya adalah kebutuhan terbesar orang lumpuh itu. Namun, Yesus membuat pernyataan yang membuka mata setiap orang terhadap kesadaran spiritual. Kenyamanan kita bukanlah kebutuhan terbesar kita. Kesehatan kita bukanlah kebutuhan terbesar kita. Keamanan atau kekayaan kita bukanlah kebutuhan terbesar kita. Kebutuhan terbesar kita adalah kepekaan dan kesanggupan untuk melihat masalah terbesar kita yang hanya dapat diselesaikan oleh Yesus. Masalah apa itu? Masalah kita adalah kita seringkali mengabaikan Tuhan, memberontak melawan Dia dengan menjalani hidup kita tanpa mengacu pada Dia. Masalah terbesar kita bukanlah apa yang orang lain lakukan terhadap kita, tetapi apa yang kita lakukan terhadap Tuhan dan orang lain. 

Kita mempunyai masalah dosa dan itu adalah masalah terbesar kita. Yesus mungkin tidak memberi kita umur panjang. Yesus mungkin tidak memberi kita tubuh yang sehat. Yesus mungkin tidak memberi kita keamanan finansial. Yesus mungkin tidak memberi kita pekerjaan yang baik atau keluarga yang bahagia. Namun, Yesus memberi kita apa yang paling kita butuhkan dan Dia ingin kita mencari Dia untuk kebutuhan itu, yakni pengampunan dosa. Mengapa pengampunan dosa?  Dosalah yang menjadi penghalang utama kita tidak dapat mendekat kepada Tuhan serta menghambat kita menerima berkat, pembebasan, penyembuhan dan keselamatan dari Tuhan. Masalah kesehatan, keuangan, keamanan, kekayaan, masa lalu, luka batin, masalah relasi dan sebagainya bukanlah penghalang atau penghambat.  Marilah kita, sebagai orang beriman, senantiasa mohon kepada Tuhan Yesus supaya melalui kasih dan pengampunan-Nya yang penuh belas kasihan, kita mengalami kesembuhan dan pemulihan pada tubuh, jiwa, dan pikiran kita. 

(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen Universitas Katolik Weetebula, NTT)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Karunia keberagaman dalam Gereja – Semoga Roh Kudus menuntun kita untuk mengenali anugerah berbagai karisma dalam komunitas Kristiani dan menghargai kekayaan berbagai tradisi dan ritus dalam Gereja Katolik. 

Ujud Gereja Indonesia: Keluarga muda – Semoga keluarga-keluarga muda menemukan ruang pribadi yang intim dan penuh cinta Ilahi di tengah kesibukan kerja, rumah tangga dan peran dalam Gereja dan masyarakat. 

Amin.

Tinggalkan komentar