Renungan Harian Misioner
Sabtu, 13 Januari 2024
P. S. Hilarius
1Sam. 9:1-4,17-19; 10:1a; Mzm. 21:2-3,4-5,6-7; Mrk. 2:13-17
Matius adalah seorang pemungut cukai. Di kalangan para ahli Taurat, golongan Farisi, para pemungut cukai dianggap sebagai kelompok orang berdosa. Di kalangan masyarakat, mereka pun dibenci banyak orang. Karena itu kita bisa membayangkan, betapa berat hidup sebagai seorang pemungut cukai. Dari luar, dia kelihatan hidup dengan bergelimangan banyak harta, tetapi bisa jadi batinnya penuh dengan tekanan.
Dalam situasi seperti inilah ia ditemukan oleh Tuhan Yesus yang sedang berjalan-jalan untuk mengajar. Dia bahkan dipanggil untuk menjadi salah seorang dari para murid-Nya. Dia juga dibela oleh Yesus dari komentar sumbang para ahli Taurat dengan mengatakan: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”. Kata-kata inilah yang membuat Matius meninggal rumah cukai dan dengan setia mengikuti Yesus.
Panggilan Matius menunjukkan betapa besar kasih Allah kepada umat-Nya. Ketika ia sendiri menjadi pengarang Injil, ia tidak segan-segan menunjukkan bahwa silsilah Yesus dipenuhi juga dengan pribadi-pribadi bukan orang suci. Mereka adalah penyembah berhala, pembunuh, orang yang haus kuasa, punya banyak selir atau senang dengan pesta pora. Kita juga bisa melihat pribadi-pribadi seperti: Tamar, Rahab, Rut, dan Batsyeba. Mereka semua merupakan pribadi-pribadi yang rumit, kombinasi antara antara kekudusan dan kedosaan. Karena itu, panggilan bukanlah kurban persembahkan kepada Tuhan, melainkan sebuah anugerah yang sebenarnya tidak layak diterima.
Panggilan Matius menunjukkan bahwa rencana Tuhan sungguh tidak terduga oleh mata manusia. Tuhan menggunakan orang-orang yang tergolong bukan terbaik dan bukan terhormat. Ia berkarya tanpa dipengaruhi jasa manusia. Ia tidak tergantung pada hebat dan kuatnya kontribusi manusia. Kehendak dan rahmat-Nya betul-betul lepas bebas. Ia melaksanakan rencana-Nya melalui pribadi-pribadi tidak terkenal, tidak dianggap penting dan yang terlupakan.
Panggilan Matius akhirnya meninggalkan beberapa pertanyaan ini: “Sudikah aku menyerahkan kerapuhan manusiawiku kepada Tuhan supaya digunakan oleh-Nya untuk melaksanakan rencana dan karya-Nya? Beranikah aku berhenti untuk menghakimi kerapuhan sesama dan menyerahkan semua ke dalam penyelenggaraan rencana Tuhan?”
(RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Karunia keberagaman dalam Gereja – Semoga Roh Kudus menuntun kita untuk mengenali anugerah berbagai karisma dalam komunitas Kristiani dan menghargai kekayaan berbagai tradisi dan ritus dalam Gereja Katolik.
Ujud Gereja Indonesia: Keluarga muda – Semoga keluarga-keluarga muda menemukan ruang pribadi yang intim dan penuh cinta Ilahi di tengah kesibukan kerja, rumah tangga dan peran dalam Gereja dan masyarakat.
Amin.
