Renungan Harian Misioner
Kamis, 25 Jan 2024
Pesta Bertobatnya S. Paulus
Kis 22:3-16 atau Kis 9:1-22; Mzm 117:1.2; Mrk 16:15-18
Kerap kali orang takut akan Sakramen Tobat. Sebab terbayang sekian banyak kegagalan, kekurangan, kesalahan dan dosa. Padahal ‘tobat’ berarti ‘berbalik kembali’, yaitu sesudah seseorang keliru jalan atau salah melangkah, lalu “berbalik kembali” menyusuri jalan yang semula sudah dipikirkan dan dipilih sebagai ‘benar’. Dalam ‘ketakutan’ itu kadang kala tersimpan gambaran buruk kegagalan atau pengalaman tidak menyenangkan.
Refleksi kita: pernahkah kita mengalami kekeliruan dan kemudian juga perbaikan atas kesalahan itu sehingga justru menemukan perasaan atau pikiran atau langkah baru yang justru menjadi lebih baik?
Bacaan I: Kis. 22:3-16: Dalam sejarah umat manusia, jarang dapat ditemukan orang, yang pernah memperlakukan murid Kristus dengan lebih buruk bila dibandingkan dengan Saulus dari Tarsus. Peristiwa pertobatan Saul tidak diramalkan oleh teman maupun lawan. Peristiwanya mengandung perasaan, pemikiran, tindak langkah, kejadian perseorangan maupun kerjasamanya lebih dari dua orang. Secara sangat mencolok, pertobatan Saulus menjadi Paulus melibatkan kejadian manusiawi dan ilahi: sangat menyeluruh dan amat penuh misteri. Yang lebih menarik untuk diperhatikan adalah, bahwa Saulus membuka diri, lahir dan batinnya, sedemikian sehingga bertemulah Hati Yesus dan Saulus. Dalam peristiwa itu nampaklah berjumpanya Saulus dan Gurus Rohani dari Nasaret. Selain itu, Pribadi yang Bertobat lalu melibatkan hati dan akal budi serta seluruh hidupnya kepada Tuhan Yesus dari Nasaret. Selanjutnya, orang, yang sebelumnya pendosa itu, menjadi murid Kristus yang amat setia.
Refleksi kita: sejauh manakah kita pernah melakukan dosa yang begitu berat seperti orang Tarsus itu. Mari kita menoleh, bagaimana sejarah hidup kita dalam gerak “dosa-tobat”-dalam iman.
Bacaan Injil: Mrk. 16:15-18: Murid Kristus, yang bertobat, seperti Paulus, menjadi murid Tuhan Yesus dengan melakukan “jalan bersama” menjadi UTUSAN-RASUL Bapa, dalam mewartakan Kabar Gembira mengenai penebusan dosa dan pemulihan cinta kasih. Oleh sebab itu, pertobatan Rasul Agung ini, menembus ke dalam Hatinya dan meresapi Akal Budinya yang menyampaikan Ajaran Tuhan, serta menutup seluruhnya dengan mempersembahkan hidupnya demi Kemuliaan Allah. Kita, boleh mengucapkan syukur, atas pertobatan Paulus, yang juga meneguhkan kita untuk bertobat dan siap untuk dipulihkan menjadi Anak Allah yang mempersembahkan dirinya habis-habisan.
Refleksi kita: sejauh manakah kita kadang berdosa? Seberapa dalamkah kita bertobat? Mau mewartakan Kerahiman Allah?
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Karunia keberagaman dalam Gereja – Semoga Roh Kudus menuntun kita untuk mengenali anugerah berbagai karisma dalam komunitas Kristiani dan menghargai kekayaan berbagai tradisi dan ritus dalam Gereja Katolik.
Ujud Gereja Indonesia: Keluarga muda – Semoga keluarga-keluarga muda menemukan ruang pribadi yang intim dan penuh cinta Ilahi di tengah kesibukan kerja, rumah tangga dan peran dalam Gereja dan masyarakat.
Amin.
