Salib Abu

Renungan Harian Misioner
Rabu Abu, 14 Februari 2024

Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18

Sahabat misioner terkasih,

Hari ini, Rabu Abu, 14 Februari 2024 kita mengawali masa Prapaskah. Masa Prapaskah adalah waktu istimewa untuk secara intens-mendalam bertelut di hadapan Allah, menyadari kerapuhan kita, mencecap kerahiman Allah, mensyukuri keagungan kasih-Nya, dan kembali ke jati diri kita sebagai murid-murid Tuhan.

Jangan golput! Jangan biarkan surat suara kita disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk curang demi keuntungan partisan! Hari ini juga bersama segenap warga bangsa yang lain, kita ambil bagian aktif menentukan masa depan bangsa dan negara kita dengan memberikan suara pada Pilpres dan Pileg. “Berikan kepada kaisar (negara)  yang menjadi hak kaisar (negara) dan berikan kepada Allah yang menjadi hak Allah.” Berikan pilihan sesuai hati nurani! Awalilah dengan tanda salib.

Pada Rabu Abu, dahi kita ditandai salib dengan abu.

Tanda di dahi sudah jamak di masyarakat. Ambil contoh pada masyarakat India. Tanda di dahi bermakna atau menunjukkan cakra, yaitu indra keenam, indra ketajaman batin. Dalam perkawinan, tanda di dahi atau di belahan rambut tengah disebut sindoor yang menyimbolkan kepemilikian, kesetiaan dan sikap bakti istri kepada suami. Pada yang belum menikah, tanda di dahi tersebut dinamai bindi yang menandakan kecantikan dan kecerdasan, serta melindungi diri dari setan dan nasib buruk.

Begitu juga tanda salib abu di dahi kita memiliki makna dan maksud yang mendalam bagi penghayatan iman Kristiani. Abu menandakan kematian, kedukaan, sesal dan tobat. Kita mati karena dosa. Kita berduka karena maut yang merupakan buah dosa. Kita menyesal dan bertobat karena tindakan salah dan dosa yang merusak tidak hanya jiwa sendiri tetapi juga tatanan hidup bersama. Maka seruan Tuhan dalam Nubuat Yoel begitu jelas, “Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu” (bacaan I Rabu Abu).

Tanda salib abu di dahi merupakan tanda setia dan bakti kepada Kristus. Seperti sindoor pada tradisi perkawinan India, tanda salib abu di dahi menunjukkan kepemilikan, kesetiaan dan sikap bakti kita kepada Kristus. Kita dimiliki Kristus, maka kita haruslah setia dan memberikan sikap bakti kepada-Nya.

Seperti bindi pada gadis lajang India, tanda salib abu menandakan perlindungan Kristus. Kristus melindungi kita dari terkaman setan dan serangan iblis. Dengan salib-Nya, Kristus melindungi dan menyelamatkan kita dari kuasa kegelapan dan kekuatan jahat. Santo Paulus dalam Suratnya kepada jemaat di Korintus yang kedua menegaskan bahwa Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau” (bacaan II Rabu Abu).

Tanda salib abu di dahi juga merupakan “cakra” untuk selalu mengarahkan diri, hati, budi dan seluruh hidup kepada Allah. Salib di dahi itu menjadi kompas hidup kita yang menyadarkan dan menuntun kita kepada Allah.

Rabu Abu membawa kita masuk ke dalam masa rahmat, waktu suci, saat tepat untuk menempa batin dan jiwa kita kembali ke jati diri sebagai murid-murid Tuhan. Pesan Injil hari ini menunjukkan cara menghayati waktu suci itu. Caranya adalah dengan melakukan 2D2K: Doa, Derma, Kurban, dan Kesaksian.

Yang pertama adalah doa. Tuhan Yesus menasihati para murid-Nya, “Apabila kamu berdoa, janganlah seperti orang munafik. Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.”

Yang kedua adalah derma atau sedekah. Ia mengatakan, “Apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi.”

Yang ketiga adalah kurban atau puasa. Tuhan Yesus menyatakan, “Apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Tetapi, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa.”

Dan, yang keempat adalah kesaksian. Tuhan Yesus mewanti-wanti, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga.

2D2K ini merupakan gerakan laku sesal dan tobat. Dengan 2D2K, kita membangun kerohanian sejati, yakni mengarahkan kehendakku dengan kehendak Allah dan menemukan Allah dalam peristiwa-peristiwa hidup serta membiarkan diri dikuasai Allah.

Selamat memasuki dan menghidupi masa suci Prapaskah!***(NW)

(RD. M Nur Widipranoto – Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Mereka yang sakit parah – Semoga mereka yang sakit parah berserta keluarga mereka, menerima perawatan dan pendampingan jasmani dan rohani yang diperlukan. 

Ujud Gereja IndonesiaPemilihan Umum – Semoga warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dianugerahi kebijaksanaan dan kejernihan hati untuk memilih wakil rakyat dan pemimpin negeri yang mengutamakan kepentingan umum. 

Amin

2 respons untuk ‘Salib Abu

Tinggalkan komentar