Renungan Harian Misioner
Senin Pekan I Prapaskah, 19 Februari 2024
P. S. Konradus dr Lombardia
Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-46
“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Segala sesuatu yang tdak kami lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Orang-orang ini akan masuk ke tempat hukuman yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”
(Matius 25:46)
Bacaan Injil Matius 25:31-46 mengisahkan tentang gambaran akan penghakiman terakhir, di mana Yesus sebagai Hakim akan memisahkan orang-orang seperti gembala yang memisahkan domba dari kambing.
Pada ayat-ayat ini, Yesus menggambarkan bagaimana orang-orang akan dihakimi berdasarkan perbuatan mereka terhadap sesama, terutama yang lemah dan membutuhkan. Mereka yang melakukan perbuatan baik terhadap orang lain dianggap seperti domba dan akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Di sisi lain, mereka yang mengabaikan atau tidak membantu orang-orang yang membutuhkan dianggap seperti kambing dan akan dihukum ke dalam api yang kekal.
Yesus menekankan pentingnya kasih, belas kasihan, dan pelayanan kepada sesama sebagai tindakan konkret dalam mengasihi Allah: memberikan makan orang lapar, memberikan minum kepada yang haus, menyambut orang asing, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, menjenguk orang sakit, dan mengunjungi orang yang dipenjarakan. Bagi Yesus, percaya kepada-Nya saja belum cukup untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Yesus menuntut lebih. Yesus ingin agar kabar sukacita yang kita dengarkan dan kita pahami dengan sangat baik, kita terapkan dalam hidup sehari-hari. Yesus tidak mau kita hanya pandai berbicara tentang kasih, namun saat ada teman, sahabat dan keluarga yang sedang berada dalam kesulitan meminta bantuan, kita tidak membantu, bahkan memilih menjauh dan mencemooh.
Bagi Yesus, kasih tak sekadar kata. Kasih melampaui segala batas yang ada dalam kamus hidup manusia. Kasih harus dibuktikan dalam tindakan nyata sehari-hari. Dengan berbuat baik kepada sesama, kita sebenarnya melayani dan mengasihi Kristus sendiri.
Gambaran penghakiman terakhir yang kita dengarkan dan renungkan dari bacaan Injil hari ini, kiranya menjadi semacam pengingat bagi kita semua untuk selalu berbuat baik kepada siapapun yang kita jumpai. Perhatian dan bantuan tidak hanya kita arahkan kepada orang yang dapat membalas kebaikan kita; justru kepada yang paling hina, kepada yang tidak dapat membalas, kepada yang paling membutuhkan. Perbuatan-perbuatan baik kita itu pun hendaknya dilakukan dengan ketulusan, kerendahan hati, dan tidak bermotivasi keuntungan atau kemuliaan diri.
Misi kita hari ini: Membantu sesama yang membutuhkan dengan hati yang tulus.
(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Mereka yang sakit parah – Semoga mereka yang sakit parah berserta keluarga mereka, menerima perawatan dan pendampingan jasmani dan rohani yang diperlukan.
Ujud Gereja Indonesia: Pemilihan Umum – Semoga warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dianugerahi kebijaksanaan dan kejernihan hati untuk memilih wakil rakyat dan pemimpin negeri yang mengutamakan kepentingan umum.
Amin
