Hidup yang Benar

Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan I Prapaskah, 23 Februari 2024
P. S. Polikarpus

Yeh. 18:21-28; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Mat. 5:20-26

“Aku berkata kepadamu: Jika hidupmu tidak lebih baik daripada ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”
(Matius 5:20)

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengajarkan bahwa hidup baik dan benar yang harus dijalani oleh para murid hendaknya melebihi hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Hal ini mungkin saja mengejutkan kita semua, karena orang-orang yang menjadi contoh pembahasan Yesus adalah mereka yang dianggap suci dan setiap hari hidup dalam bait Allah. 

Di mata Yesus, kesucian hidup para Ahli Taurat dan orang Farisi tidak menunjukkan hakikat mereka sebagai pelaku Sabda Tuhan. Ketaatan para Ahli Taurat dan orang Farisi hanya bersifat lahiriah. Apa yang mereka lakukan tidak didasarkan atas kasih kepada Allah dan sesama. Oleh sebab itu, Yesus menasehati para murid-Nya untuk tidak memiliki hidup keagamaan seperti yang dimiliki ahli Taurat dan orang Farisi. Yesus ingin para murid-Nya melaksanakan Sabda Tuhan dengan sungguh-sungguh mulai dari dalam hati bukan hanya sekadar tingkah laku lahiriah. Yesus ingin menunjukkan bahwa hidup yang sejati tidak hanya terbatas pada pemenuhan aturan dan peraturan hukum, tetapi melibatkan hati dan niat yang tulus. 

Yesus tidak hanya membicarakan kejadian-kejadian besar seperti pembunuhan yang dianggap sebagai dosa besar. Marah terhadap sesama, mengata-ngatai sesama, dan jahil juga merupakan sebuah dosa. Saat kita berselisih dengan sesama saudara kita pun merupakan sebuah dosa. Yesus bahkan meminta kita untuk berdamai terlebih dahulu dengan sesama sebelum kita berdoa dan beribadah kepada-Nya. Pada bagian ini, Yesus menekankan bahwa hubungan kita dengan orang lain memiliki dampak langsung pada hubungan kita dengan Allah. 

Melalui bacaan hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kebenaran sejati melibatkan lebih dari sekadar pemenuhan tuntutan hukum. Yesus lebih mementingkan hati yang tulus, hubungan yang baik dengan sesama, dan kebijaksanaan dalam menangani masalah, daripada hanya menghafal doa-doa dan ajaran-ajaran Gereja. Kita diajak untuk menjalani kehidupan yang penuh kasih, damai, dan penuh keadilan dalam hubungan kita dengan Allah dan sesama.

Misi kita hari ini: Menjalin hubungan yang baik dengan sesama, meminta maaf jika bersalah dan mendekatkan diri kepada Tuhan dalam doa. 

(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Mereka yang sakit parah – Semoga mereka yang sakit parah berserta keluarga mereka, menerima perawatan dan pendampingan jasmani dan rohani yang diperlukan. 

Ujud Gereja IndonesiaPemilihan Umum – Semoga warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dianugerahi kebijaksanaan dan kejernihan hati untuk memilih wakil rakyat dan pemimpin negeri yang mengutamakan kepentingan umum. 

Amin

Tinggalkan komentar