Terapkan Hukum dengan Semangat Kasih

Renungan Harian Misioner
Rabu Pekan III Prapaskah, 06 Maret 2024
P. S. Fridolin

Ul. 4:1,5-9; Mzm. 147:12-13,15-16,19-20; Mat. 5:17-19

Hukum selalu menjadi pedoman bagi siapa saja hukum itu ditujukan. Tujuan dari hukum adalah menciptakan keteraturan dalam kehidupan bersama.  Harapannya bahwa, semua orang yang berada di bawah hukum itu dilindungi oleh hukum dan menjadi pelaku hukum yang taat dan bebas.

Bacaan pertama menampilkan kepada kita pesan Nabi Musa kepada umat Israel. Menyadari bahwa hidupnya tidak lama lagi dan dia tidak bisa mengantar bangsa Israel memasuki tanah terjanji, Musa mengingatkan bangsa Israel untuk tetap berpegang teguh pada hukum yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka. Ia mengingatkan mereka bahwa ajaran yang telah diberikannya kepada mereka yang merupakan ketetapan Allah sendiri yang akan menjadi pedoman bagi bangsa untuk bertindak, yang menjadi kualitas bangsa Israel di hadapan bangsa-bangsa lain. Musa juga mengingatkan bangsanya akan pengalaman mereka akan Allah yang senantiasa menyertai mereka sejak keluar dari negeri Mesir, pengalaman yang dilihat dengan mata mereka sendiri, yang harus mereka wariskan itu kepada keturunannya, bagaimana Allah telah menunjukkan cinta dan kesetiaan-Nya kepada mereka. Kesetiaan akan hukum dan ketetapan Tuhan akan membawa mereka pada keselamatan, karena Allah sendirilah yang menetapkan hukum-hukum-Nya, dan Dia sendiri pula yang menghakimi umat-Nya yang setia pada hukum-Nya.

Selaras dengan peringatan Musa kepada bangsa Israel tentang hukum yang diberikan oleh Allah untuk ditaati agar mendatangkan keselamatan, Yesus dalam bacaan Injil menegaskan bahwa, “Janganlah menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Mat.5:17) Pertanyaannya, bagaimana Yesus menggenapi hukum dan kitab para nabi? Bertentangan dengan apa yang dipikirkan sebagian orang, karena cara Yesus menafsirkan hukum yang tidak biasa, yakni dengan melanggar hukum, dan sesungguhnya, dengan melanggar hukum, Yesus membawa hukum ke dalam penggenapannya. Yesus tidak puas hanya dengan menaati hukum tanpa suatu keyakinan, gairah, dan cinta yang mendalam. Bagi Yesus, penyempurnaan hukum Taurat bukanlah soal mengikuti atau menaati perintah-perintah yang tertulis secara mendetail, namun menaatinya sesuai roh atau semangat yang benar seperti yang ingin dilakukan oleh hukum itu sendiri. Hal baru yang ditawarkan Yesus di sini adalah bahwa ketaatan terhadap hukum harus selalu mempertimbangkan semangat atau roh dari hukum itu sendiri. Artinya, seseorang harus menjalankan hukum itu lebih dari sekedar mematuhi perintah lahiriah dari hukum, tetapi dilakukan dengan niat yang benar dan dalam konteks kasih kepada Tuhan dan sesama. Karena itu, kita harus mencari semangat hukum itu dan menerapkannya sesuai dengan situasi kita, bukan dengan cara yang legalistik tetapi dengan semangat kasih.

Hari ini, Tuhan mengundang kita untuk menemukan kembali semangat menjalankan hukum seperti yang diperingatkan oleh Musa dan dicontohkan oleh Tuhan sendiri. Kita dipanggil tidak hanya untuk mematuhi hukum saja tetapi setiap bagiannya. Kita tidak bisa memilih hukum mana yang harus kita lakukan seturut dengan keinginan kita dan menolak yang tidak relevan. Bila demikian, maka kita menjadikan diri kita sebagai hakim atas hukum yang diberikan Tuhan kepada kita. Tetapi, bila hukum itu diberikan oleh Tuhan, maka seperti yang dikatakan Yesus, bahkan “satu huruf terkecil atau satu titik pun tidak akan lenyap”, yang artinya harus dipatuhi! Kasih kita kepada Tuhan dan sesama tampak nyata dalam mematuhi apa yang diperintahkan Tuhan, tanpa harus memandang apakah hukum itu besar atau kecil!

(RP. Joseph Gabriel, CSsR – Studentat Redemptoris, Yogyakarta)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Para martir zaman sekarang – Semoga mereka yang mempertaruhkan hidup demi pewartaan Injil di berbagai belahan dunia mengobarkan Gereja dengan keberanian dan semangat misioner mereka. 

Ujud Gereja IndonesiaKeluarga dengan anak berkebutuhan khusus. Semoga orang tua dan keluarga dengan anak berkebutuhan khusus dapat memaknai kehadiran anak mereka sebagai anugerah dan sarana untuk mewujudkan kasih Allah secara istimewa. 

Amin

Tinggalkan komentar