Pertumbuhan Iman Anak Itu Penting

Keuskupan Bogor menggelar kegiatan SOMA (School of Missionary Animators) selama 3 hari dari tanggal 15 – 17 Maret 2024, di Sparks Forest Adventure, Sukabumi. Dalam kegiatan ini dihadirkan 3 narasumber, yaitu: RD. M Nur Widipranoto (Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia), Bapak Antonius Turmudi (Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia) dan Kristofora Wiwi (tim BN KKI) sekaligus juga seorang Psikolog Anak.

Tema tahun Pastoral 2024 di Keuskupan Bogor berfokus pada anak dan remaja. Untuk itu KKI Keuskupan Bogor mengadakan kegiatan pendampingan berkelanjutan bagi anak dan remaja, termasuk di antaranya dengan program SOMA yang ditujukan bagi para animator/animatris dari paroki-paroki Keuskupan Bogor. Tujuannya meningkatkan kualitas, memperluas wawasan dan keterampilan serta menjalin kekompakan antar sesama animator/animatris.

Jadi Teladan dengan Tindakan Konkret

Dalam misa pembuka Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM menyampaikan peran penting seorang animator untuk berjuang jadi teladan dalam tindakan konkret yang terarah saat membimbing anak dan remaja. Misa dirayakan bersama para konselebran, yaitu: RD. Markus Nur Widipranoto, RD. Yosef Irianto Segu, dan RD. Wolfgang Amadeus Mario Sara.

Bapa Uskup menekankan karya pastoral jangan dilakukan dengan terpaksa, sebaliknya harus dengan pemberian diri. Seorang animator perlu sadar akan peran penting dirinya dalam keseluruhan peran Allah untuk menjalankan karya pastoral ini. Dalam membina iman anak, animator akan menjadi figur yang memberi contoh pada anak bagaimana kehidupan yang dekat dengan Allah. Bapa Uskup juga menyatakan dukungannya atas program SOMA dan mengajak semua yang hadir untuk memberikan prioritas kepada karya pastoral yang berfokus pada pertumbuhan iman anak dan remaja.

Transformasi BIA dan BIR menjadi SEKAMI
RD. M Nur Widipranoto menyampaikan usulan kepada Bapa Uskup agar dapat mengubah nomenklatur BIA dan BIR di paroki-paroki Keuskupan Bogor dapat ditransformasikan menjadi SEKAMI (Serikat Kepausan Anak/Remaja Misioner). SOMA merupakan program dari SEKAMI internasional yang bertujuan membekali animator/animatris menjadi siap sedia menemani anak/remaja dan membimbing mereka dalam iman Katolik. Menyambut usulan Romo Nur, Bapa Uskup memberikan persetujuan mengenai transformasi.

Cerdas Tangguh Gembira dan Misioner 

Dalam pemaparan materi di hari pertama, Romo Nur mengatakan, “Beriman itu proses yang bertarget. Beriman itu adalah sebuah pertumbuhan maka iman itu harus dirawat dan dijaga. Oleh karena itu penting memiliki sebuah komunitas dalam pertumbuhan iman agar tidak berjalan sendiri. Pertumbuhan iman berjalan terus menerus dan pastinya akan ada dinamika di dalam prosesnya maka perlu ada pertobatan terus menerus.” Dalam beriman harus cerdas agar tangguh dan tak tergoyahkan dengan mendalami iman secara benar. Jika secara cerdas seseorang dapat mempertanggungjawabkan imannya, maka akan ada kegembiraan dalam batin dan muncul dorongan untuk mewartakan Injil pada semua orang.

Arah pendampingan iman anak/remaja adalah dengan memberi mereka pengetahuan iman, penghayatan tradisi Katolik, pembinaan moral Katolik, peningkatan keaktifan menggereja dan memasyarakat yang dilandasi semangat 2D2K (Doa, Derma, Kurban, Kesaksian).

Misi dan Spiritualitas Misioner

Pada hari kedua RD. Markus Nur Widipranoto memberi pembekalan mengenai Misi dan Spiritualitas Misioner. Misi Kristiani berarti pergi keluar untuk mewartakan iman Kristiani. Makna dari misioner adalah harus mewartakan iman Kristiani. Pergi keluar ke suatu tempat tidak selalu dalam konteks teritorial, namun pertama-tama berarti keluar dari keterbatasan diri dan keegoisan diri. Romo juga mengingatkan bahwa misionaris adalah kita semua, yang mendapatkan tugas perutusan dan pelayanan yang berbeda-beda. Tugas dari animator/animatris anak/remaja adalah menjadikan dan memampukan anak/remaja untuk menjadi murid-murid Yesus.

Kompetensi dan Komitmen

RD Yosef Irianto Segu, Dirdios KKI Keuskupan Bogor menyampaikan tantangan peran animator/animatris, yaitu: kompetensi, komitmen, latar belakang, formasi misioner yang kurang, minimnya pengetahuan dan keterampilan dalam berkatekese digital. Ada empat divisi dalam KKI Keuskupan Bogor, yaitu: SEKAMI Anak, SEKAMI Remaja (T-SoM), MAMEDO (katekese digital, Digi Sekami), dan Animator (SOMA). 

Pahami Tumbuh Kembang dan Perbedaan Generasi

“Dalam pendampingan anak dan remaja, kita juga perlu memahami tumbuh kembang anak agar dapat memfasilitasi dan memahami bagaimana memberi contoh dan pengajaran secara konkret dalam mendampingi anak dan remaja,” ungkap Kristofora Wiwi, yang adalah Dosen Psikologi sekaligus anggota KKI Keuskupan Bandung. Penting bagi anak usia dini mendapatkan kesan positif dalam pengajaran. Selain persoalan tumbuh-kembang, pemahaman akan generasi juga diperlukan agar bisa saling memahami.

Para peserta juga dibekali dengan praktik kreativitas secara langsung yang dipandu oleh Kak Wiwi dan Bapak Antonius Turmudi. Peserta dibagi dalam dua kelompok: SEKAMI Anak dan SEKAMI Remaja. Mereka diajarkan menyusun bahan ajar dan praktik mengajar anak/remaja SEKAMI. Kegiatan hari kedua kemudian ditutup dengan pendarasan doa rosario.

Ingat Kreatif dan Hindari Hukuman

Hari terakhir kegiatan diisi dengan simulasi praktik pendampingan oleh para peseta. Bapak Anton berpesan agar para animator/animatris mempersiapkan materi dengan baik dan kreatif, jangan menyerah pada keterbatasan, sebaliknya harus percaya diri dalam memberikan pendampingan iman.

Romo Nur berpesan agar dalam pendampingan hukuman harus dihindari, karena kita mewartakan Allah yang Maharahim, solider dan bukan yang menghukum.

Kegiatan SOMA ditutup dengan misa penutup. Dalam homilinya, Romo Nur meminta para peserta menghayati setiap tindakan pelayanan bukan untuk mendapatkan penghormatan dari orang lain, melainkan untuk berjumpa dengan Yesus. Ketika melayani, kita bertemu dengan Yesus. Para peserta kemudian mengucapkan doa dan janji setia sebagai animator/animatris pendamping SEKAMI Keuskupan Bogor.

(Budi Ingelina – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)

Narsum & Foto: Maria Dwi Anggraini – Komsos Keuskupan Bogor 

Tinggalkan komentar