Renungan Harian Misioner
Kamis Pekan V Prapaskah, 21 Maret 2024
P. S. Serapion
Kej. 17:3-9; Mzm. 105:4-5,6-7,8-9; Yoh. 8:51-59
Injil hari ini menyajikan kepada kita sebuah dialog antara Yesus dan orang-orang Yahudi. Yesus memberitahu mereka bahwa jika mereka benar-benar menuruti firman-Nya, mereka tidak akan pernah melihat kematian. Pernyataan Yesus ini mengejutkan semua orang yang mendengarnya dan menimbulkan pertanyaan besar: “Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kita Abraham yang telah mati? Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” Bagi orang-orang Yahudi, semua orang di bumi ini memahami bahwa suatu saat di masa depan, mereka akan mati. Kematian adalah peristiwa hidup yang alami. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi menganggap Yesus kerasukan setan atau gila karena menganggap diri-Nya lebih hebat dari Abraham atau para nabi. Sementara Abraham dan semua nabi, betapapun hebatnya, mereka telah meninggal.
Ketika Yesus menanggapi orang-orang Yahudi, Dia tidak secara langsung menjawab kritikan mereka terhadap diri-Nya, melainkan Yesus berbicara tentang Bapa-Nya. Yesus memberitahu mereka bahwa Bapa-Nyalah yang akan memuliakan Dia. Yesus juga mengatakan bahwa meskipun orang-orang Yahudi mengira mereka percaya kepada Allah, mereka sebenarnya tidak mengenal Allah. Sebaliknya, Yesus memiliki hubungan yang dalam dengan Allah: “Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya” (Yoh. 8:55). Selanjutnya, Yesus memberitahu orang-orang Yahudi bahwa Abraham bersukacita melihat hari-Nya. Ketika orang-orang Yahudi mempersoalkan umur-Nya, Yesus menyatakan bahwa sebelum Abraham jadi, diri-Nya telah ada.
Apa makna dialog antara Yesus dan orang-orang Yahudi bagi kita? Ketika Allah menjalin hubungan dengan Abraham, Dia menawarkan kepadanya “perjanjian kekal” yang tidak dapat dipatahkan (Kej. 17:7). Yesus datang untuk menggenapi perjanjian itu sehingga kita dapat mengenal Allah yang hidup dan bersatu dengan-Nya baik sekarang maupun selama-lamanya. Allah Bapa membuat kita mengenal Dia dan bersatu dengan Dia. Allah Bapa memberi kita karunia iman dan pengertian sehingga kita dapat bertumbuh dalam pengetahuan tentang apa yang telah Dia lakukan bagi kita melalui Putra-Nya, Yesus Kristus. Kitab Suci mengatakan kepada kita bahwa “Yesus Kristus tetap sama baik kemarin, hari ini, dan selama-lamanya” (Ibr. 13:8). Yesus bukan sekadar manusia yang datang, hidup, mati, lalu bangkit kembali. Dialah Pribadi yang abadi, yang selalu ada dan akan selalu ada. Di dalam Yesus kita melihat Tuhan yang kekal dalam wujud yang nyata. Dia adalah Tuhan yang menjadi manusia demi kita dan demi keselamatan kita. Kematian dan kebangkitan-Nya memungkinkan kita mengambil bagian dalam keabadian-Nya.
Apa yang seharusnya kita lakukan dalam hidup kita di dunia ini? Kita berjuang untuk menuruti firman Yesus supaya kita tidak mengalami kematian sampai selama-lamanya. Kematian yang Yesus maksudkan adalah kematian roh. Kita diajarkan oleh iman kita bahwa ketika kita mati, tubuh kita yang fana akan membusuk, dan kita diajarkan pula bahwa jika kita memiliki hubungan yang dekat dan pribadi dengan Yesus, roh kita akan terus hidup dan tidak mati seiring dengan kematian tubuh kita. Kematian tubuh fana adalah landasan perjalanan kita menuju kehidupan kekal. Marilah kita senantiasa percaya kepada Yesus, memiliki hubungan pribadi dengan-Nya dan menuruti firman-Nya supaya kita tidak mengalami kematian rohani dan layak mengambil bagian dalam keabadian-Nya.
(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen Universitas Katolik Weetebula, NTT)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal:Para martir zaman sekarang – Semoga mereka yang mempertaruhkan hidup demi pewartaan Injil di berbagai belahan dunia mengobarkan Gereja dengan keberanian dan semangat misioner mereka.
Ujud Gereja Indonesia: Keluarga dengan anak berkebutuhan khusus. Semoga orang tua dan keluarga dengan anak berkebutuhan khusus dapat memaknai kehadiran anak mereka sebagai anugerah dan sarana untuk mewujudkan kasih Allah secara istimewa.
Amin
