Bertobat dan Bersaksi

Renungan Harian Misioner
Senin dalam Oktaf Paskah, 01 April 2024
P. S. Hugo

Kis 2:14.22-32; Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10.11; Mat 28:8-15

Banyak umat Allah hidup dengan iman; ada pula yang pernah berdosa, kadang juga bertobat, ada pula yang melakukan pewartaan dan tak sedikit pula yang berbakti bersama sesama. Namun, sudah di zaman Mesir, banyak perbuatan baik malah terasa kurang menyenangkan, karena dilihat dari sisi ‘penjajahan Mesir’. Ibadat dengan menyembelih anak domba itu untuk memenuhi pesan Alah, agar ibadat hari itu dipersembahkan dengan menyembelih anak domba terbagus. Darahnya dioleskan diambang pintu. Tujuannya: malaikat akan menyingkirkan anak-anak Mesir. Lalu, kalau di ambang pintu ada olesan darah, maka anak lelaki di rumah itu akan “dilewatkan” tidak disingkirkan: DISELAMATKAN untuk ikut ke Tanah Terjanji. Itulah awal dari Tradisi Pessah=Pessah_ PASKAH. 

Refleksi: Allah memakai simbol demi kasih-Nya.   

Bacaan I: Kis 2:14. 22-32 memperlihatkan Petrus, yang pernah menyangkal Tuhan, dikunjungi Sang Terbangkitkan, mewartakan Sang Kristus. Pertobatan dikaruniakan kepada Petrus, karena mau membuka diri dan lalu bertindak sesuai dengan hasratnya untuk bertobat. Ia lalu berani membela Tuhan Yang Dibangkitkan di hadapan para lawannya juga. Dalam hal itu kita menyaksikan, bagaimana pertobatan dapatlah menjadikan murid Kristus tidak takut bersaksi dan malah berbicara atau bertindak yang sungguh menyebabkan Kabar Yesus Bangkit diwartakan. 

Refleksi: Kini kita diundang juga untuk bertobat dari dosa dan menyediakan diri untuk diutus Allah menjadi pewarta Injil mengenai Yesus Tuhan. 

Bacaan Injil: Matius juga pewarta, yang menjadi saksi Kebangkitan Tuhan Yesus sebagaimana dipaparkan Mat. 28:8-15. Tampak jelas, bagaimana wanita-wanita menyaksikan dan menyiarkan perjumpaan mereka dengan Guru Yang Bangkit. Dari merekalah para Rasul pesan untuk berjumpa dengan Kristus di Galilea. Semuanya itu karena sudah dipenuhi Roh Kudus (Yoh. 20:22). Dalam “jalan bersama mereka” tersebarlah Injil mengenai Sang Putra, yang menjelma, mengajar, berbuat baik, mengalami sengsara sampai mati, demi Penyelamatan kita, manusia dari dosa. 

Refleksi: Kita dipanggil untuk mengimani Sang Terbangkitkan, Gereja Perdana dan di masa sekarang menjadi Pewarta Iman kepada Penebusan Jadi, Pesta Paskah memberi karunia, bahkan kita semua dilibatkan dalam Karya Pewartaan, mengenai Kemurahan Hati Allah memberikan Putra-Nya, supaya dibersihkanlah Segala Dosa. “Alleluia. Syukur kepadaMu Tuhan”.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPeran perempuan – Semoga martabat dan nilai tinggi perempuan diakui di setiap budaya, dan semoga diskriminasi yang mereka alami di berbagai belahan dunia diakhiri. 

Ujud Gereja IndonesiaKesehatan mental – Semoga masyarakat kita memiliki kepekaan untuk mengenali orang dengan masalah kesehatan mental dan orang dengan gangguan jiwa, serta melakukan upaya nyata untuk membantu mereka agar tetap memelihara imannya.  

Amin

Tinggalkan komentar