Renungan Harian Misioner
Rabu dalam Oktaf Paskah, 03 April 2024
P. S. Sixtus I
Kis 3:1-10; Mzm 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk 24:13-35
“Lalu bangkitlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem.”
(Lukas 24:33)
Bacaan Injil yang kita dengarkan hari ini mengisahkan tentang perjalanan dua murid Yesus dari Yerusalem menuju Emaus. Dua murid Yesus ini sedang patah arang, sedih karena orang yang mereka percaya dan kagumi pergi meninggalkan mereka. Dalam perjalanan ini, pokok pembicaraan mereka tentu masih seputar kematian Yesus.
Saat mereka sedang berbicara, tiba-tiba Yesus sendiri datang dan berjalan bersama mereka, tetapi mereka tidak mengenali-Nya. Yesus bertanya apa yang sedang mereka bicarakan, dan mereka menjelaskan segala sesuatu yang telah terjadi di Yerusalem, termasuk kematian dan kabar tentang kebangkitan-Nya. Yesus kemudian mulai menjelaskan Kitab Suci kepada dua murid-Nya, yang lagi-lagi masih belum menyadari bahwa Yesus-lah yang sedang berbicara dengan mereka.
Saat tiba di Emaus, dua murid ini meminta Yesus untuk tinggal bersama mereka karena hari sudah hampir malam. Saat Yesus duduk bersama mereka untuk makan malam, Dia memecahkan roti, memberkati, dan memberikannya kepada mereka. Pada saat itu, mata para murid terbuka, dan menyadari bahwa mereka telah berjalan bersama Yesus sepanjang perjalanan tadi. Sadar akan kehadiran Yesus, para murid yang sedang berkumpul dan makan malam (perjamuan), langsung bergegas kembali ke Yerusalem. Harapan mereka menyala. Hidup mereka kembali bersinar karena Yesus sungguh telah bangkit.
Dalam kehidupan kita setiap hari, Yesus selalu ada bersama kita. Yesus selalu hadir di tengah-tengah kita, bahkan ketika kita tidak menyadarinya. Bagaimana cara agar kita bisa merasakan kehadiran Yesus? Hari ini, Yesus memberitahukan langkah-langkahnya: pertama, melalui Sabda Allah dalam Alkitab. Yesus mengarahkan para murid untuk menyadari Kehadiran-Nya dengan menjelaskan isi kitab suci. Kita pun bisa meneladani cara Yesus ini dengan selalu terbuka pada Sabda Allah, rajin membaca Alkitab, merenungkannya, dan melaksanakan dalam kehidupan setiap hari. Kedua, melalui Ekaristi. Yesus mengingatkan kita akan pentingnya berkumpul bersama saudara seiman dalam perjamuan Ekaristi. Dalam Ekaristi, sumber dan puncak hidup Kristiani, kita sungguh mengalami kasih Yesus yang begitu besar dalam hidup kita. Pengorbanan Yesus di salib, tampak nyata dalam kurban ekaristi. Hal yang bisa kita buat adalah dengan memantaskan diri untuk menerima tubuh dan darah Kristus dalam misa di Gereja. Ketiga, melalui pewartaan. Kita diajak untuk mewartakan kasih yang kita terima dalam melalui ekaristi ke kehidupan sehari-hari: mengasihi sesama, membantu saudara/tetangga yang sedang kesulitan, memperhatikan anak-anak yatim piatu dan membawa kegembiraan di mana pun kita berada.
Akhirnya kita semua diajak untuk selalu memperbarui semangat kita dengan semangat kebangkitan Kristus.
Misi kita hari ini: Membaca Alkitab, mengikuti misa di lingkungan/gereja, dan mewartakan kabar sukacita Kristus.
(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Peran perempuan – Semoga martabat dan nilai tinggi perempuan diakui di setiap budaya, dan semoga diskriminasi yang mereka alami di berbagai belahan dunia diakhiri.
Ujud Gereja Indonesia: Kesehatan mental – Semoga masyarakat kita memiliki kepekaan untuk mengenali orang dengan masalah kesehatan mental dan orang dengan gangguan jiwa, serta melakukan upaya nyata untuk membantu mereka agar tetap memelihara imannya.
Amin
