Renungan Harian Misioner
Selasa, 09 April 2024
P. S. Thomas OFM, dkk
Kis 4:32-37; Mzm 93:1ab,1c-2,5; Yoh 3:7-15
Malam itu Nikodemus datang seorang diri menghadap Yesus. Ia datang dengan penuh rasa bimbang akan hidupnya. Padahal ia adalah seorang penganut agama yang saleh, taat, dan disegani. Ia tidak pernah melanggar hukum agama maupun negaranya. Tetapi, tuntutan hati nuraninya mengatakan, bahwa sampai detik itu ia belum merasakan apa arti keselamatan. Kelahiran kembali bermula dari sini, perasaan bimbang.
Dalam kebimbangan, ia menemukan orang yang tepat. Setelah menerima nasihat dari Yesus, cakrawala pandangannya menjadi berbeda. Ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Ia mulai mengagumi dan percaya kepada-Nya. Dengan terang-terangan Ia membela Yesus ketika Ia akan dihakimi oleh orang-orang Yahudi (Yoh. 7:50). Ia meminta Pilatus supaya memperbolehkan dirinya untuk menurunkan mayat Yesus. Ia juga yang membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu untuk upacara pemakaman sebagai tanda cinta kepada-Nya (Yoh. 19:38-39).
Bisa jadi saat ini kita mengalami perasaan yang sama. Kita bimbang atas hidup ini. Terlebih ketika tantangan kehidupan dan persoalan-persoalan tidak semakin berkurang. Kita masih mengeluh atas doa-doa yang tak terjawab, harapan yang tidak menjadi kenyataan dan penyakit yang tidak kunjung sembuh. Pendek kata, kita masih mempertanyakan kehadiran dan kuasa-Nya. Kita jadi lupa akan janji-Nya bahwa buluh yang patah terkulai tidak akan dipatahkan dan sumbu yang berkedip-kedip tidak akan dipadamkan. Kita lupa bahwa barangsiapa mengetuk pintu, pintu akan dibukakan. Barangsiapa mencari akan mendapatkan.
Di saat-saat seperti inilah kita perlu datang mendekat kepada-Nya. Kebangkitan-Nya dari alam maut menjadi jaminan kita semua bahwa di saat yang paling gelap pun tetap ada terang. Dia tetap menyertai kita dulu, sekarang dan yang akan datang.
Kita juga dapat belajar dari mereka yang telah mengalami kehidupan yang baru. Di saat saat paling sulit pun mereka tetap beriman. Dengan kekuatan iman, mereka telah menemukan jalan keluar. Akhirnya, mereka yang dilahirkan kembali, menjadi manusia baru yang selalu bersekutu, berdoa bersama, sehati sejiwa, murah hati, selalu bersukacita. Jumlah mereka semakin bertambah dan mereka disukai oleh semua orang.
(RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Peran perempuan – Semoga martabat dan nilai tinggi perempuan diakui di setiap budaya, dan semoga diskriminasi yang mereka alami di berbagai belahan dunia diakhiri.
Ujud Gereja Indonesia: Kesehatan mental – Semoga masyarakat kita memiliki kepekaan untuk mengenali orang dengan masalah kesehatan mental dan orang dengan gangguan jiwa, serta melakukan upaya nyata untuk membantu mereka agar tetap memelihara imannya.
Amin
