Hidup Benar Dalam Cahaya KRISTUS

Renungan Harian Misioner
Rabu, 10 April 2024
P. S. Vinsensius dari Lerins

Kis 5:17-26; Mzm 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Yoh 3:16-21

Injil hari ini merupakan bagian terakhir dari pengajaran Yesus kepada atas topik bagaimana orang dilahirkan kembali dari Roh. Pesan utama pada bagian pertama, adalah uraian tentang karya keselamatan Tuhan bagi manusia yang menanggapi secara positif, sedangkan pada bagian kedua ditemukan kemungkinan hukuman bagi mereka yang menanggapi secara negatif.

Bagian pertama, berisi tindakan kasih Allah yang menyerahkan Anak-Nya yang tunggal kepada dunia. Dunia di sini adalah obyek kasih Allah, yaitu seluruh umat manusia. Tindakan Allah ini diharapkan mendapat tanggapan yang positif juga sebagai “…orang yang percaya kepada-Nya….” Bila manusia menanggapi dengan percaya kepada-Nya, maka tujuan Allah untuk menyelamatkan manusia dapat tercapai dan dialami. Hal ini diulang tiga kali dalam diskusi akhir dengan Nikodemus, dan setiap kali diungkapkan secara lebih luas tujuannya: “…supaya beroleh hidup yang kekal,” (ay. 15), lalu “…supaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” (ay. 16), dan “…supaya tidak dihukum…” (ay. 18). Hidup kekal yang dimaksud di sini bukan berarti hidup di akhirat nanti, melainkan hidup di dalam kehidupan yang diberikan Allah sekarang, dalam iman yang bersatu dengan Yesus, sebagai orang-orang yang dilahirkan kembali dari Roh yang percaya kepada Yesus. Ungkapan ‘dihukum’, mengungkapkan adanya kemungkinan tanggapan negatif yaitu: orang tidak percaya kepada Anak, sehingga akan mengalami hukuman sebagai kebalikan dari keselamatan dan hidup.

Bagian kedua ini berfokus menerangkan tentang hukuman atau penghakiman itu, dan mengapa hal itu bisa terjadi. Kekhasan Yohanes, yaitu tema terang versus gelap dimunculkan di sini. Yesus, Sang Terang sudah datang ke dunia yang menolak-Nya. Di dalam Dia ada hidup yang adalah terang manusia (bdk. Yoh. 1: 4, 9, 11). Penolakan terhadap Yesus dan sikap tidak mau percaya kepada-Nya, merefleksikan keadaan setiap individu pada umumnya. Penghukuman terjadi apabila orang lebih suka tinggal dalam kegelapan daripada mencari terang, karena mereka tidak ingin tindakan mereka yang jahat itu terungkap oleh karena terang. Kegelapan senantiasa melambangkan segala sesuatu yang melawan Allah, dan hal ini merupakan yang ‘jahat’ di mata Tuhan. Yesus menegaskan jika seorang yang berbuat jahat dan tidak percaya kepada-Nya, tentu akan lebih menyukai kegelapan dan membenci terang. Ia tidak akan datang kepada terang itu. Dan ada saja orang yang tetap menyerahkan dirinya kepada kuasa jahat yang menghancurkan hidup mereka, dan dengan demikian mereka menjatuhkan hukuman atas dirinya sendiri.

Allah telah melakukan apa saja yang perlu, demi terselenggaranya penyelamatan manusia. Namun Dia menuntut kerjasama manusia. Kerjasama yang dimaksud ialah menerima dan percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Barangsiapa percaya, mengasihi dan mengabdi kepada-Nya dengan setia, memenuhi syarat yang diperlukan untuk selamat. Sedangkan siapa saja yang tidak percaya, berada dalam bahaya akan binasa. Ungkapan “…berada di bawah hukuman…” bagi manusia yang tidak percaya kepada Yesus, dapat dipahami sebagai orang yang telah menarik dirinya keluar dari kelompok orang yang diselamatkan dan bergabung dengan orang yang memilih untuk dihukum secara kekal.

Misi kedatangan Yesus bukanlah penghakiman dalam arti menjatuhkan hukuman kepada manusia, melainkan membawa terang ke dalam dunia dan memungkinkan keselamatan dari kuasa kegelapan itu terjadi. Keselamatan atau hukuman seseorang bergantung pada iman dalam nama Anak Allah. Iman bukan suatu persetujuan intelektual terhadap suatu doktrin, melainkan penyerahan diri secara total dan keterbukaan kepada terang dan tindakan penyelamatan Allah melalui Anak-Nya itu. Mereka yang terarah pada kejahatan tidak akan datang kepada terang, sementara mereka yang hidup dalam kebenaran akan menyambut-Nya. Kesadaran akan psikologi manusia pada zaman modern searang ini, disertai dinamika iman dan keraguan yang semakin rumit dan canggih tidak mempengaruhi ajaran Yohanes yang menuntut manusia untuk memilih ‘yang ini atau yang itu’, terang atau gelap, kejahatan atau kebenaran!

Kalimat terakhir dalam perikop ini memberikan kesimpulan positif kepada seluruh pengajaran ini. Tindakan kebenaran adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allah dan didorong oleh-Nya. Manusia yang berbuat benar, tidak menemukan jalan itu dari dirinya sendiri, melainkan ‘dilakukannya dalam Allah’, artinya: segala perbuatannya yang baik itu dimungkinkan hanya oleh karena Allah menganugerahkan kepadanya (bdk. Yoh. 6: 44, 65). Kebenaran akan langsung mempengaruhi hidup manusia dan memungkinkan manusia mengalami Allah yang benar dalam Yesus Kristus. Orang tidak perlu takut kekurangannya terlihat dalam perjumpaannya dengan Sang Terang. Dengan mencari terang sang Anak dan membiarkan hidupnya disinari oleh-Nya, kita akan mengalami belas kasih Allah dan dapat hidup serta bertindak lebih benar berkat cahaya Kristus itu. (ek)

(Antonius Ekahananta – Awam Katolik Pengajar Misi Evangelisasi)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPeran perempuan – Semoga martabat dan nilai tinggi perempuan diakui di setiap budaya, dan semoga diskriminasi yang mereka alami di berbagai belahan dunia diakhiri. 

Ujud Gereja IndonesiaKesehatan mental – Semoga masyarakat kita memiliki kepekaan untuk mengenali orang dengan masalah kesehatan mental dan orang dengan gangguan jiwa, serta melakukan upaya nyata untuk membantu mereka agar tetap memelihara imannya.  

Amin

Tinggalkan komentar