Menabur Benih Harapan, Membangun Perdamaian

Renungan Harian Misioner
Minggu Panggilan Sedunia ke-61
Minggu Paskah IV, 21 April 2024

Kis. 4:8-12; Mzm. 118:1,8-9,21-23,26,28cd,29; 1Yoh. 3:1-2; Yoh. 10:11-18

Sahabat misioner terkasih,

Hari ini kita merayakan Minggu Panggilan. Perayaan ini selalu dirayakan bertepatan dengan Minggu Paskah IV. Hari Minggu Panggilan Sedunia mengajak kita untuk merenungkan secara lebih mendalam anugerah panggilan yang sangat berharga bagi kita. Gereja mengintensikan hari Minggu Paskah IV sebagai waktu istimewa untuk memberikan perhatian khusus pada pengembangan Panggilan Imam dan Religius atau Lembaga Hidup Bakti. Minggu Paskah IV kerap disebut juga sebagai Minggu Gembala Baik. Mengapa? Karena Injil yang dibacakan pada Minggu Paskah IV selalu mewartakan Yesus Gembala Baik. Injil Minggu Paskah IV ini dikutipkan dari Injil Yohanes 10:11-18 tentang “Yesus Gembala Yang Baik.” Kita berdoa kepada-Nya memohon diberi gembala-gembala yang baik pula, yang tidak lari saat domba gembalaannya terancam bahaya, yang murah hati dan penuh kasih melayani umat yang dipercayakan kepada mereka.

Yesus adalah Gembala Baik. Ia mengatakan, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yoh. 10:11). Yesus menjaga murid-murid-Nya, melindungi umat-Nya, bahkan sampai mempertaruhkan nyawa-Nya, sampai mati disalib. Bersama Yesus, seseorang akan aman, damai, dan memperoleh keselamatan. Di dalam Yesus, seseorang merasakan kekuatan, semangat, harapan dan kasih. Saat kita dekat intim dengan Tuhan kita merasakan hal itu: rasa damai, bahagia, mantap jiwa, harapan yang hidup, semangat dan rasa kasih yang mendalam. Sebaliknya, saat kita jauh dari-Nya, yang kita rasakan adalah kesepian, galau, risau, tidak jenak, jiwa kita merasakan kehausan, tidak damai, hilang harapan, merasa ini salah itu salah. Kita berdoa, semoga Allah mencurahkan berkat kekuatan dan kebijaksanaan kepada para gembala: imam dan religius sehingga mereka menggembalakan umatnya seperti Yesus Gembala Baik. Melalui mereka kita dihantar kepada Allah.

Yesus adalah Gembala Baik yang mengenal domba-domba-Nya. Ia mengatakan, “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” (Yoh. 10:14). Yesus mengenal kita satu per satu. Mengenal berarti mengasihi dan memberikan perhatian penuh. Ia mengenal kita masing-masing secara mendalam, mengenal kegembiraan maupun kecemasan, kegelapan, kekhawatiran, keruwetan dan kegelisahan kita. Ia tidak akan membiarkan kita berada sendirian dalam berbagai situasi hidup. Ia ingin memastikan bahwa kita aman. Oleh karena itu kita berdoa, semoga para gembala: imam dan religius mengenal setiap orang yang dipercayakan kepadanya dan dengan terbuka menerima setiap orang yang datang kepadanya, dengan penuh kasih kegembalaan mengantar menuju kedamaian, memperoleh keadilan, dan mengalami sukacita hidup. 

Sahabat misioner terkasih,

Hari Minggu Panggilan Sedunia ke-61 ini menjadi kesempatan berharga untuk bersyukur kepada Tuhan atas segala kesetiaan dan ketekunan semua orang yang telah menanggapi panggilan Tuhan dengan seluruh hidup mereka. Panggilan Tuhan itu adalah sekaligus rahmat dan perutusan. Allah menganugerahkan panggilan sebagai rahmat dan karunia cuma-cuma. Dalam rahmat panggilan itu, kita diutus untuk menaburkan benih harapan dan membangun perdamaian. Dengan kata-kata dan tindakan, kita menjadi teman seperjalanan sesama terutama mereka yang berada di ambang keputusasaan, kebimbangan, ketakutan sehingga menyala kembali harapannya dan mengalami damai di hati.

Kita memohon kepada Tuhan, semoga semakin banyak orang, khususnya kaum muda, berani dan mau menanggapi panggilan Tuhan untuk menebarkan kasih-Nya dengan mengabdikan diri menjadi imam, suster, bruder atau lembaga hidup bakti lainnya.

Apakah kita dipanggil-Nya? Bagaimana mengenali panggilan khusus kita? Untuk mengenalinya, marilah kita berikhtiaruntuk merasakan hal yang berbeda dengan cara mencari dan mengunjungi suatu tempat, komunitas, atau seseorang yang dapat memberikan bimbingan dan pencerahan. Selanjutnya, kita renungkan sabda Tuhan dalam doa, dan temukan seorang pembimbing yang bijak entah seorang imam atau suster atau bruder atau seseorang tepat yang dapat menuntun dan membimbing kita. Dengan langkah-langkah itu, kita akan menemukan panggilan khusus yang harus kita jalani. Panggilan khusus itu bisa bermula dari timbulnya keinginan, kemudian keberanian untuk meninggalkan yang lain dan selanjutnya mantap mengikuti-Nya!

Pada perayaan Minggu Panggilan Sedunia ke-61 ini, marilah kita memohon rahmat Allah supaya membuka hati orang muda dan menggerakkannya untuk berani dan mau menanggapi panggilan Tuhan untuk menebarkan kasih-Nya, menaburkan harapan dan membangun perdamaian dengan mengabdikan diri menjadi imam, suster, bruder atau lembaga hidup bakti lainnya. Semoga Allah memampukan para orang tua untuk merelakan dan berani mempersembahkan putra atau putrinya menjadi imam, bruder atau suster. Semoga Allah meneguhkan hidup para imam dan religius serta melimpahkan rahmat kegembiraan kepada mereka sehingga mereka semakin mantap-setia dan bertekun dalam panggilan serta semakin bergembira dalam pelayanan. Semoga Allah juga menguatkan hidup keluarga-keluarga Kristiani dan membimbing setiap orang yang memilih hidup berkeluarga sehingga mereka menjadi rasul-rasul awam yang militan dan misioner.***NW

(RD. M Nur Widipranoto – Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPeran perempuan – Semoga martabat dan nilai tinggi perempuan diakui di setiap budaya, dan semoga diskriminasi yang mereka alami di berbagai belahan dunia diakhiri. 

Ujud Gereja IndonesiaKesehatan mental – Semoga masyarakat kita memiliki kepekaan untuk mengenali orang dengan masalah kesehatan mental dan orang dengan gangguan jiwa, serta melakukan upaya nyata untuk membantu mereka agar tetap memelihara imannya.  

Amin

Tinggalkan komentar