Dikuduskan ROH

Renungan Harian Misioner
Senin, 22 April 2024
P. S. Teodoros

Kis 11:1-18; Mzm 42:2-3; 43:3,4; Yoh 10:1-10

Bagi anak cucu Abraham-Ishak-Yakub warisan Leluhur itu amat agung. Mengapa? Karena pelbagai Tradisi itu merupakan bagian dari Sejarah Penyelamatan mereka. Memang, langkah-langkah penyelamatan itu berlangsung melalui pembentukan bangsa yang amat lama, dengan pasang surut yang penuh duka-lara (termasuk konflik dengan iman kepada Allah). Melalui banyaknya kerikil dan kerakal itu, para Leluhur menerima pelbagai aturan dan larangan untuk berbuat ini dan itu. Dengan demikian, peraturan dan pelarangan berbuat ini dan itu sebenarnya mengandung pergulatan iman. Di antaranya ada masalah aturan mengenai persembahan korban, aturan puasa dan sunat, dsbnya. Adanya benih iman di balik aturan itu menyebabkan mereka memenuhi peraturan Taurat. 

Refleksi: kita diundang untuk taat juga. 

Bacaan I: Tradisi yang tercantum dalam Kisah Para Rasul 11:1-18 perlu dipahami dari sisi kebiasaan yang diwarisi dari para Leluhur, yang mau dihargai; namun terutama ingin dijunjung tinggi karena kaitannya dengan iman. Kalau ada sesekali perselisihan dalam mengikuti Tradisi Israel, dapatlah hal itu terjadi sebagai keinginan untuk mengikuti kebiasaan lama; namun juga dapat karena mau taat pada Tradisi Iman, bahkan kalau sudah menjadi murid Kristus. Sementara itu, perlahan-lahan orang dari kebudayaan lain, tidak mudah memahami hal, yang sudah biasa diikuti keturunan Israel. Diperlukan kesadaran baru dari sudut iman pada Kristus. 

Refleksi kita: kalau sekarang menjalankan kebiasaan, yang tercakup dalam iman Murid Kristus, perlu, bahwa sungguh dihayati sebagai warisan iman; dan bukan hanya karena tradisi belaka, yang sudah biasa saja. 

Bacaan Injil: Yoh. 10:1-10 mengajak para Murid Kristus mengimani Sang Kristus. Di dalamnya sering tersentuh pula sejumlah hal, yang menjadi kebiasaan, yang lama kelamaan menjadi tradisi. Lalu dilakukan karena warisan budaya. Namun secara berkala kita diajak untuk memperdalam penghayatan iman kita. Sebab, panggilan kita masuk sampai pada kesadaran iman, yang menyebabkan arah dasarnya ada dalam keyakinan pada Panggilan Iman Allah Yang Maha-Rahim untuk menyelamatkan orang dari segala noda dasar. Ajakan itu menyebabkan kita dapat dan perlu memperpadukan Yang Manusiawi dengan Yang Ilahi. 

Refleksi kita: Tuhan, limpahilah kami dengan Roh Kristus, supaya iman menjadi murni.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPeran perempuan – Semoga martabat dan nilai tinggi perempuan diakui di setiap budaya, dan semoga diskriminasi yang mereka alami di berbagai belahan dunia diakhiri. 

Ujud Gereja IndonesiaKesehatan mental – Semoga masyarakat kita memiliki kepekaan untuk mengenali orang dengan masalah kesehatan mental dan orang dengan gangguan jiwa, serta melakukan upaya nyata untuk membantu mereka agar tetap memelihara imannya.  

Amin

Tinggalkan komentar